Episode 21: Perfect Man

178 10 1
                                    

Sudah lama sejak kejadian waktu itu. Saena kini sibuk merancang tempat untuk kafe barunya. Kakek Jaehwa memberikan modal dan juga tanah kepada Saena untuk mengembangkan bisinisnya.

Sebenarnya Saena sudah menolak tapi, kakek Jaehwa terus saja memaksa, jadi Saena mau tidak mau harus menerimanya.

"Ini minumnya," ucap Jaehwa sambil meletakkan minuman ke atas meja.

"Terima kasih," ucap Saena yang masih fokus pada kertasnya.

"Kau sudah sampai mana?"

"Tadi aku melihat beberapa referensi dan bagus semua, astaga."

Jaehwa tertawa kecil lalu mengacak lembut puncak rambut Saena.

"Sudah kubilang 'kan, menyewa arsiterktur saja."

"Tidak tidak, aku ingin melihat karyaku sendiri."

Tiba-tiba saat ia fokus untuk merancang, suara yang ia kenal terdengar di telinganya. Dengan cepat ia menoleh ke arah layar televisi. Saena membulatkan matanya. Hari ini lagu terbaru BTS rilis. Black swan.

Saena kembali fokus pada gambarannya dan sesekali menggerakkan kepalanya mengikuti irama. Saat bagian Jimin, Saena tersenyum bahagia. Kau sangat bekerja keras.

***

Saena sudah berada di rumah. Dengan semangat ia membuka aplikasi lagu untuk memutar black swan. Dia sangat menikmati lagunya.

Ponsel Saena berbunyi. Ia langsung bangkit dari tidurnya karena terkejut. Siapa yang tidak terkejut jika seorang penggemar yang sedang mendengarkan lagu idolanya tiba-tiba di telpon idolanya sendiri.

"Ayo tenangkan dirimu, Saena."

"Ekhem, halo."

"Apa kabar?"

"Ba-baik, kau?"

"Baik juga. Kau sekarang bekerja apa?"

"Aku masih belum bekerja."

"Benarkah? Seharusnya kau sudah bekerja. Sudah dua bulan bukan, sejak kau memutuskan untuk berhenti bekerja."

"Iya, aku masih malas untuk bekerja."

"Kau sudah mendengarkan lagu kami?"

"Pasti sudah. Aku penggemar berat kalian, hahaha."

"Hahaha, sekarang kau bebas ya mau berbicara apa saja padaku."

"Tidak juga, aku masih menganggapmu idola, jadi aku harus sopan, bukan."

"Ya, betul. Ya sudah, aku tutup ya. Aku harus menyiapkan koreografi."

"Apakah aku penggemar pertama yang kau beritahu?"

"Aku hanya memberitahunya padamu dan aku yakin kau tidak akan memberitahukan pada siapapun."

"Iya! Aku tidak akan memberitahukan pada siapapun. Terima kasih sudah percaya padaku. Ya, sudah, kau bekerja kembali sana. Jangan lupa istirahat."

"..."

"Halo. Kau masih disana?"

"Aku tutup, ya."

The Truth Untold ; PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang