Episode 4: Boy In Luv

126 12 0
                                    

Seperti biasa, Saena berangkat kerja dengan senyumnya yang khas dan jangan lupakan dimple kecilnya. Saena menuju wadrobe Jimin dan menyapa Haesoo yang sudah datang terlebih dahulu.

"Eonni tumben."

"Apakah seperti ini menyapa seniormu?"

Saena terkekeh.

"Astaga aku minta maaf eon."

Jimin pun datang dengan membawa tas kesukaannya.

"Pagi para partnerku," sapa Jimin.

"Tumben sekali kau menyapa jim. Ada apa?" tanya Haesoo.

"Serba salah perasaan."

"Gitu aja ngambek."

"Biarin. Seharusnya kalian itu menghargaiku."

"Mintanya dihargai berapa?"

"Ya! Haesoo!"

"Bercanda Jimin-ssi. Sensi sekali hari ini, ada apa gerangan? Coba cerita."

Jimin pun duduk begitu pula dengan Haesoo. Saena hanya ikut-ikut saja.

"Haerin."

"Iya, Haerin kenapa?"

"Kenapa?"

"Apa?"

"Haerin kenapa soo?"

"Memangnya aku tau."

"Kenapa dia tidak mengabariku seharian ini?"

"Sibuk pemotretan mungkin."

"Sekalinya sibuk dia akan tetap meluangkan waktunya untuk menghubungiku."

"Dia sibuk, Park Jimin. Sudahlah positif thinking saja."

Saena hanya menyimak saja.

"Saena, kok diem aja?" tanya Jimin.

"Aku tidak paham hehe." jawab Saena.

Jimin tertawa kecil sedangkan Saena hanya tersenyum tipis.

"Deadline."

"Ada apa? "

"Konser jimin."

"Masa?"

"Iya, tapi nanti jam 1."

"Ya sudah, aku mau tidur dulu."ucap Jimin sambil tidur di sofa.

"Yasudah aku tinggal dulu. Saena bereskan alat make up-nya ya," suruh Haesoo.

"Siap eonni," jawab Saena.

Saena pun membereskan semua alat make up. Ia melihat pensil alis yang sudah tidak lancip lagi. Ia berencana untuk melancipkannya dengan cutter.

"Aww." Tangan Saena terkena cutter. Dengan cepat Jimin bangun dan melihat kondisi tangan Saena. Saena hanya melihat Jimin.

"Bentar bentar."

Jimin mengambil obat P3K. Dengan telaten ia mengobati Saena dan memakaikan perban ditangan Saena.

"Lain kali hati-hati. Untung cutternya ngga karatan," ucap Jimin.

"Iya. Makasih ya," ucap Saena sambil tersenyum.

Jimin terus memandang Saena yang sedang melihat-lihat jarinya yang sedang terluka. Ia pun tersenyum karena gemas dengan tingkah lucu saena. Jimin pun kembali duduk di sofa. Namun tiba-tiba seseorang datang dan berjalan menuju Jimin.

Jimin terkejut dan langsung berdiri. Saena pun juga ikut terkejut.

"Jimin-ah."

"Iya. Ada apa?" tanya Jimin.

The Truth Untold ; PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang