Part 3

136 32 0
                                    

"Eh, kok, Tika lama banget, sih?" Via heran sekali dengan temannya yang satu itu, mengapa ia lama sekali di toilet? Apa yang anak itu lakukan sebenarnya?

"Tu anak bersemedi kali, ya, di toilet?" Sambung Angga yang juga heran dengan Tika yang lama sekali di toilet. Untung saja guru mengajar mereka sekarang ini sedang tidak masuk, kalau tidak sudah di pastikan bagaimana nasibnya nanti.

"Tapi, perasaan gua gak enak, deh, tar kalo dia kenapa-napa gimana?"

"Kenapa gak lu samperin aja?" saran Kevin yang sedari tadi hanya diam saja.

"Ya udah gua samperin dulu aja, deh." Tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya, Via berlari menelusuri koridor hingga sampai di depan toilet perempuan.

Di bukanya pintu itu perlahan. Seketika Via terbelalak kala netranya melihat Tika yang sudah terkapar tak berdaya di lantai toilet.

Dengan cekatan, Via berlari menghampiri Tika yang sudah tergelatak. Memukul pelan pipi pucat gadis itu seraya memanggil namanya. Tak ada pergerakan dari sang empu membuat Via semakin panik. Tanpa menunggu lama lagi ia berlari memanggil pertolongan.

Dua orang siswa yang saat itu sedang lewat pun keheranan melihat Via yang berlari ke arah mereka dengan wajah paniknya.

"Eh, lu berdua tolongin gua dong cepet! temen gua pingsan ditoilet." Dengan panik, tanpa mendengar jawaban dari mereka, Via langsung menarik tangan kedua siswa itu dan membawanya kearah toilet tempat Tika pingsan tadi.

Sesampainya disana kedua siswa tadi langsung membawa Tika ke UKS untuk di periksa keadaannya.

***

Tika POV

Waktu gua buka mata yang gua lihat cuma ruangan yang gelap dan lembab. Gua gak tau ini dimana. Tapi, yang pasti ini bukan toilet sekolah atau dirumah gua. Dalam keadaan yang masih lemes, gua paksain badan gua buat jalan kemanapun asal gak disini.

"T-to..longg." lirihan itu terdengar lagi. Dengan segala keberanian gua jalan ke arah asal suara itu. Entah sudah seberapa jauh gua jalan gua gak tau karena yang gua tau dari tadi cuma gelap aja yang ada.

"To ... long ...." Dengar? Suara itu terdengar lagibdan kali ini lebih jelas. Sebenarnya ada dimana gua saat ini? Suara itu terus bergema diruangan ini. Kesakitan, ketakutan, kebencian. Semua rasa itu seolah tergabung dalam setiap lirihan yang gua dengar.

Takut. Gua lari sekencang yang gua bisa. Mencoba menjauh dari suara itu. Tapi sayang, suara itu justru semakin ngejar gua. Gua teriak sekencang mungkin sambil nutup mata gua erat-erat, sampai gua gak sadar kalau ada seorang wanita yang kini mengejar gua. Dia wanita itu, wanita yang sama yang gua temuin di toilet. Tapi, kali ini tampangnya lebih menyeramkan.

Mendekat. Dia semakin dekat hingga tangannya menggenggam gua dengan keras dan meninggalkan bekas dipergelangan tangan gua. Entah mengapa? Ketika tangan itu menggenggam gua, saat itu juga gua ngerasa semua badan gua lemes, dan gua gak tau apa lagi yang terjadi selanjutnya.

Tika POV end

Kini Via memandang orang yang sedang pingsan di atas tempat tidur UKS dengan tatapan khawatir, bagaimana tidak? sedari tadi Tika belum juga membuka matanya. Yap, orang yang pingsan itu adalah Tika --sahabatnya-- tapi yang membuatnya bingung adalah anak itu sedari tadi sangat gelisah, padahal Ia sedang pingsan.

Setelah 1 jam lebih menunggu, akhirnya orang yang ditunggu sadar juga.

Mata itu terbuka namun tertutup lagi saat cahaya lampu mengenai matanya dan kini mata itu sudah benar benar terbuka menandakan bahwa sang empu sudah terbangun dari alam mimpinya.

"Ya ampun, akhirnya lo sadar juga. Tau gak sih, gua tu khawatir banget sama lo dari tadi. Tidur aja!" Via melimpahkan seluruh ke khawatirannya pada Tika. Tentu saja! anak itu pingsan lama sekali bagaimana orang tidak khawatir coba?

"Hahaha, iya maaf ya jadi ngerepotin, ni." Mendengar jawaban temannya itu, Via hanya bisa menghela nafasnya, tapi ada pertanyaan yang dari tadi ingin Ia tanyakan.

"BTW Tika! tadi lo ngapa bisa pingsan di toilet? gak elit amat lo pingsannya ditoilet." Tika terdiam sejenak.

"Oh, tadi itu gua kepeleset, terus kayaknya pala gua kebentur tembok agak kenceng, jadi gua pingsan deh." Bohong. Tentu saja! Mana mungkin Ia mengatakan yang sebenarnya pada Via, lagi pula sahabatnya itu pasti tidak akan percaya bukan?

Entah sudah berapa kali, Via hanya bisa menghembuskan nafasnya. Alasan sahabatnya itu sedikit aneh. Tapi, Ia tetap mencoba untuk percaya. Lagi pula yang mengetahuinya hanya Tika saja, jadi curiga sekalipun juga tidak akan berguna.

"Lo balik kelas aja, Vi! Gua gak pa-pa di sini aja sendiri," kata Tika yang di balas dengusan kencang oleh Via. Ia pikir ini sudah jam berapa?

"Balik kelas pala lu peang! Liat jam heh! ini udah jam berapa kebo! Lu tidur lama bener tau gak!" Tika buru-buru melihat jam tangan yang bertengger ditanganya, dan ternyata sekarang sudah jam 16.30 sedangkan bel pulang sekolah sudah sekitar 30 menit yang lalu itu artinya Ia sudah pingsan lama sekali.

"Hehe. Gua kira masih jam berapa?" Tika nyengir kuda menertawakan kebodohan dirinya sendiri.

"Hadeuh! Yaudah kalo udah enakan pulang aja yuk! Udah sore banget juga." Tika mengangguk sebagai jawaban, dan segera beranjak dari tampatnya saat ini. Mengejar Via yang sudah berjalan duluan keluar UKS.

Sebelum benar-benar keluar dari UKS, kembali ia merasakan aura aneh disekitarnya. Aura yang sama saat Ia di toilet tadi. Namun, langsung saja Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mencoba untuk menghalau segara pemikiran buruk tentang kejadian aneh yang di timpanya akhir-akhir ini dan menganggapnya bahwa itu hanyalah mimpi buruk.

Dengan tergesa Ia kembali berlari menyusul Via yang sudah jauh didepan sana. Tanpa menyadari bahwa sedari tadi ada seorang wanita yang memerhatikannya dari jauh, dengan senyum lebar hingga menampakkan gigi-giginya yang dapat membuat bulu kuduk siapapun merinding melihatnya, tapi apakah wanita itu dapat disebut orang? Entahlah.

🍀🍀🍀

Tbc

Dont forget to Voment gayss.

See you...

Dibalik Cermin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang