part 5

113 24 0
                                    

"E-emang kenapa kok lo bisa mikir kek gitu?" Kevin yang terkejut pun mulai bertanya pada Tika.

"Ya ..., gimana, ya, ngomongnya, soalnya gua akhir-akhir ini suka ... itu dah."

"Suka apa?" timpal Via.

"Ya ..., emang lo pada, bakal percaya?"

"Udah si tinggal ngomong aja ribet banget!" Angga yang sudah penasaran, meninggikan nada bicaranya.

"Ihh, gua itu akhir-akhir ini suka diteror gitu." Akhirnya Tika pasrah dan mengatakan semua hal yang di alaminya selama ini dengan sang sahabat.

"Di-diteror gimana?"

"Ih, emang kenapa sih? Kepo banget!" dalam hati Tika berseru.

"Ya, diteror. Gua kayak suka diganggu mahkluk halus gitu akhir-akhir ini."

Mereka bertiga --Via, Kevin, Angga-- saling berpandangan menatap satu sama lain.

"Kenapa?" Pertanyaan Tika sukses membuat mereka bertiga mengalihkan atensinya pada Tika.

"Kalian semua gak ada sembunyiin sesuatu dari gua kan?"

Skakmat!

Oke! sekarang mereka bertiga kembali membeku dan saling bertatapan seolah memberi pesan lewat tatapan mereka, dan hanya mereka bertiga yang mengerti akan tatapan itu.

"Kayaknya ... belum saatnya lu tau, Tik," lirih Angga, menjawab pertanyaan Tika. Meski bukan jawaban itu yang ingin ia dengar.

Lagi, Tika hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Mungkin memang dia belum saatnya untuk mengetahui rahasia dibalik semua ini.

***

Gadis 16 tahun itu saat ini tengah berjalan sendiri menyusuri koridor kelas yang sudah sepi. Salahkan saja dirinya yang tidak mengerjakan PR hingga berakhir di hukum membersihkan toilet, dan ditambah lagi ia harus menyatat ulang catatan yang diberikan guru tadi.

'Dug'

Ia terdiam sejenak saat mendengar suara benda jatuh dari arah kelas yang  di lewatinya saat ini. Dengan perlahan ia membuka pelan pintu kelas itu, dan dapat ia lihat kursi yang sudah terjatuh dari tempat asalnya.

Ia ambil kursi itu dan mengembalikannya ketempat semula, belum sempat dia berbalik badan, pintu kelas sudah tertutup. Terbanting dengan keras hinggamengeluarkan suara yang cukup kencang, menggema di seluruh rungan.

Dengan gerakan cepat, Tika berbalik dan berlari kearah pintu. Terkunci. Ayolah apalagi kali ini? Dengan brutal ia coba membuka knop pintu itu. Nihil. Pintu itu sama sekali tidak bisa terbuka

Ingin berteriak tapi percuma saja karena sekolah juga sudah sepi. Kembali, ia merasakan aura yang sama. Aura yang sering ia rasakan akhir-akhir ini, dan jika aura ini sudah muncul maka tidak lama lagi wanita itu akan datang.

"T-tolong ...." Lihat? sudah di bilang dia pasti akan datang. Dengan segala keberanian, perlahan, Tika balikan badannya membelakangi pintu, dan tampak jelas wanita itu sedang menatapnya dengan mata merah yang menggambarkan kemarahan, baju putih yang sudah terkena darah, rambut yang berantakan, kuku tajam, dan jangan lupakan senyuman yang menampakan gigi-giginya yang beradarah.

Wanita itu mulai mendekat. Masih dengan seringaiannya yang membuat bulu kuduk siapa pun berdiri.

Semakin dekat, dekat, dan sekarang wanita itu tepat berada didepannya. Tanggannya mulai terulur menyentuh leher Tika dan mencekiknya dengan keras hingga membuat Tika sukar bernafas.

Semakin lama cekikan itu semakin kencang. Semakin lemah pula tubuh Tika saat ini.

"Gua bakal mati kayak gini ni?" batin Tika berseru. Tapi sepertinya pimikirannya itu salah karena sekilas dapat ia lihat bayangan putih menghantam wanita itu hingga menembus dinding dan tangannya yang tadinya bertengger di leher Tika pun terlepas.

Tika jatuh terduduk di lantai, sungguh ia masih syok akan kejadian tadi. Dirinya pun juga masih lemas karena cekikan yang cukup kuat itu, bahkan meninggalkan bekas yang sangat jelas terlihat.

"Barusan itu ... apa?" Dan kini pertanyaan itu yang muncul dalam otaknya. Bayangan putih itu sudah membantunya tadi, apakah dia baik? Atau justru dia musuh baru yang harus dihadapinya.

Baiklah! Sekarang ia harus segera beranjak dari sini dan bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap. Beruntungnya dia karena pintu itu sudah terbuka kembali.

Disepanjang koridor sekolah, kejadian tadi masih terngiang di otaknya dan berbagai pertanyaan  juga mulai bermunculan di benaknya, karena jujur saja baru kali ini ia mengalami kejadian seperti itu, ditambah dengan bayangan putih tadi, Apa itu? Apakah dia teman? Atau mungkin lawan?

🍀🍀🍀

Tbc

Aslii, pendek banget🤣 wkwk, maapin ya.

Siders, keluarlah kalian!!!:>

Jangan lupa Voment gaezzz

See you...

Dibalik Cermin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang