Mereka semua sudah berkumpul di kamar Tika.
"Kenapa si, Tik?" tanya Via mewakili rasa penasaran semua orang yang ada disana.
"Angga, Kevin, bantuin gua dorong meja rias ini deh!" titah Tika mengabaikan pertanyaan yang di lontarkan Via barusan.
Tanpa banyak tanya lagi, Angga dan Kevin langsung melaksanakan perintah Tika. Dan benar saja, di balik sana ada lubang yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk di masuki orang dewasa, meskipun harus berjalan dengan cara merangkak.
Semua yang ada disana --termasuk Tika-- di buat terkejut oleh lubang itu. Tanpa pikir panjang mereka memasuki lubang itu dengan Tika di barisan terdepan.
Tidak perlu memakan waktu lama, mereka sudah sampai di ujung jalan. Terlihat sebuah ruangan yang cukup luas di dalamnya dengan penerangan minim.
Mereka semua langsung menyelidiki ruangan itu. Mengitarinya, dan membongkar barang-barang yang ada disana. Tetapi, tetap saja tidak ada hal yang mencurigakan disini.
Di tempatnya, Tika menemukan hal yang menarik perhatiannya, yaitu cermin besar yang tergantung di pojok ruangan sana. Seperti ada sesuatu di dalamnya. Saat ia ingin mendekati cermin tersebut, langkahnya terhenti karena suara Kevin.
"Di sini gak ada apa-apa, terus kit-" ucapan Kevin terpotong saat sebuah belati mengarah cepat kearahnya, dan nyaris mengenainya jika ia tidak cepat menghindar.
Semua yang ada disana terkejut melihat itu. Mereka semua di buat semakin terkejut karena barang-barang disana yang terlempar dan berterbangan kesana kemari.
"Om Robi kita harus apa?!" teriak Tika yang panik akan keadaan sekarang.
"Sekarang yang terpenting kita harus cari tempat aman dulu!" Mereka langsung berpencar mencari tempat aman untuk melindungin diri masing-masing.
Selang beberapa detik, semua sudah kembali normal. Barang-barang sudah tidak berterbangan, dan hanya hening yang mengelilingi mereka. Namun, keheningan itu tidak berlangsung lama karena setelahnya terdengar suara seringaian yang bergema di dalam ruangan itu, dan disusul dengan seorang wanita yang mereka yakini adalah Alisha keluar dari cermin yang ada dipojok ruangan itu.
"I-itu Alisha?" tanya Angga entah pada siapa.
"K-kita harus apa sekarang?!" teriak Via.
Mereka terlalu panik, hingga tidak sadar bahwa Alisha sedang berjalan kearah mereka.
"AAAAA!!" Teriakan Via pecah begitu saja, mengagetkan mereka semua yang ada disana.
"Via!" panggil Tika membuat mereka semua menghadap kearah Via, dan betapa terkejutnya mereka melihat Via yang sudah kesusahan bernafas akibat cekikan Alisha yan begitu keras.
"Kak, berhenti!" Kali ini kak Icha yang berteriak, mungkin saja Alisha akan mendengarkannya karena kak Icha adalah adik kandungnya. Tapi, diluar dugaan.
Tiba-tiba saja tubuh kak Icha terhempas begitu saja menabrak dinding dengan keras, dan itu semua jelas perbuatan Alisha yang masih senantiasa mencekik Via.
Badan Via sudah mulai lemas karena kehabisan nafas. Mereka panik. Sangat panik. Saking paniknya, Kevin sampai berniat meninju Alisha, namun gagal karena hal yang terjadi dengan kak Icha terjadi pula dengan Kevin. Tubuhnya terpental keras ke belakang.
Tubuh Via sudah sangat lemas, bahkan hampir tidak bergerak, dan pada saat itu juga Alisha melempar kencang Via kearah Om Robi begitu saja. Om Robi yang tidak siap menerima lemparan itu membuat mereka berdua terhempas kearah dinding.
Disisi lain, kini Alisha sudah berjalan kearah Angga, mengabaikan Via dan om Robi di belakang sana.
Tangannya terangkat seolah ingin mencekek Angga, tapi bukan itu niatnya, karena ternyata keramik dibelakang Anggalah yang menjadi sasarannya.
Keramik itu melayang cepat kearah Angga, hingga..
Pyaaarr
"ANGGA!!" Karena tak sempat menghindar, keramik itu dengan cepat mengenai kepala belakang Angga sampai membuatnya pingsan, dan darah mengucur begitu saja dari kepalanya membuat Tika panik.
Alisha memang benar-benar ingin membunuh mereka semua! Ini sudah kelewatan, dan ia harus segera menyelasaikan ini secepat mungkin!
Lagi-lagi terdengar tawa mengerikan dari mulut Alisha. Membuat bulu kuduk siapa-pun yang mendengarnya merinding.
Kini tinggal Tika yang tersisa, sudah pasti ialah sasaran berikutnya, tapi sebelum itu semua terjadi ia harus bergerak cepat melakukan sesuatu.
Matanya melirik kesana kemari mencari sesuatu yang mungkin bisa ia pakai untuk melindungi dirinya. Hingga netranya menemukan buku mantra Alisha yang sepertinya terjatuh dari tangan Om Robi karena hempasan yang begitu kuat tadi.
Tiba-tiba perkataan Om Robi terngiang di otaknya.
Hanya ada satu cara yaitu, dengan membaca kembali mantra yang sama, namun dengan cara terbalik.
Memang ide yang bagus, tapi... tidak-tidak. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkan resiko yang ada. Dengan gerakan cepat ia berlari kearah buku itu dan mengambilnya.
Niat awalnya ingin membuka halaman buku tersebut terhalangi karena gerakan Alisha yang mendorongnya sangat keras hingga ia terpental kebelakang. Beruntungnya buku itu masih ada didalam genggamannya.
Tika sudah tidak punya banyak waktu lagi. Kemudian ia mendudukkan dirinya dan mengambil serpihan kaca disamping tanggannya.
Ia goreskan kaca tersebut kejarinya, hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak, setelahnya, ia membuka halaman pada buku itu, dan menempelkan jarinya yang mengeluarkan darah pada lembaran buku tersebut.
Tika ingin membaca mantra yang tertera disana, tapi sayang, ia kalah cepat dengan tangan Alisha yang sekarang sudah bertengger manis di lehernya. Mencekiknya dengan kuat, dan menatapnya dengan tajam.
Dengan susah payah ia meraup oksigen di sekitarnya sebanyak mungkin. Mengisi pasokan udara ditubuhnya yang kian menipis, meski begitu, Tika tidak juga menyerah, ia masih berusaha untuk membaca mantra itu meski terbata-bata.
"TIKA JANGAN!!" teriakan Via bahkan kini ia abaikan begitu saja.
"TIKA!" teriakan kak Icha-pun juga ia abaikan, sepertinya ia memang sudah tidak peduli lagi dengan keadaan di sekitarnya, dan ..., keadaan dirinya sendiri.
Ia sudah hampir selesai membaca mantra dibuku itu meskipun dengan susah payah. Bersamaan dengan itu cekikkan Alisha pada Tika ikut melemas.
"AAAAAA!!" teriakan Alisha menggelegar dan bergema diruangan itu.
Bersamaan dengan itu juga tubuh Alisha seolah terhisap kedalam cermin di pojok ruangan. Cermin tempat awal Alisha mencul lebih tepatnya.
Semakin lama Alisha semakin terhisap masuk kedalam cermin, hingga hilang dibalik cermin itu.
Pada waktu yang bersamaan tubuh Tika tumbang, dan membentur lantai.
BRAK
"TIKA!"
🍀🍀🍀
Tbc
Ngasal banget ini mah😂 makin gaje aja. Wkwkwkwk
Vomentnya ya gaess.
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Cermin✔
HororRumah baru, kehidupan baru, dan hal baru lainnya, gadis ini rasakan semenjak kepindahannya ke rumah yang baru di beli kedua orang tuanya. Hal-hal aneh selalu menghampiri gadis itu tanpa kenal waktu. Pagi, siang, sore, bahkan malam sekalipun mahkluk...