Saat ini Tika sudah kembali kerumahnya. Hari yang membingungkan, begitulah pikirnya.
Ngomong-ngomong, Bi Ami masih di rumah sakit saat ini, karena keadaannya yang masih lemah membuat Bi Ami harus lebih lama di rumah sakit.
Tika mengambil kembali kertas dan foto itu dari tas. Ia memperhatikannya dengan sangat detail, seolah mencari informasi darii foto itu. Tapi tetap saja tidak ada apa-apa disana.
Lelah. Ia sangat lelah menghadapi semua ini. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Matanya memberat seiring dengan berjalannya waktu, hingga mata itu tertutup rapat menandakan bahwa sang empu sudah tertidur pulas di atas ranjangnya.
***
Pagi ini Tika berniat ingin mencari semua informasi tentang kediaman yang ditempatinya sekarang ini, ia akan memanfaatkan waktu liburnya sebaik mungkin.
Mulai dari orang pertama yang menempati rumah ini, tentang Dita, dan tentang wanita yang selalu mengganggunya itu. Ia akan mengungkapkannya satu per satu, tapi ia juga bingung mulai dari mana mencaritahunya. Untung saja teman-temannya berbaik hati ingin membantunya mencari informasi semua ini.
Sudah berkali-kali ia menscroll di internet tapi tetap saja tidak mendapatkan apa pun. Ia sudah menghela nafas hampir menyerah, tapi keadaan membuatnya tidak boleh menyerah.
Ia harus berusaha mendapatkan informasi bagaimana pun caranya.
Sedang asik dengan dunianya sendiri, tiba-tiba HP-nya berbunyi menampilkan nama Kevin dilayar. Tanpa menunggu lama lagi Tika langsung menggeser ikon hijau di HP-nya.
"Halo?"
"Halo, Tik."
"Iya, kenapa, Vin?"
"Gua ada sedikit info ni."
"Apa?"
"Jadi, dulu ada orang yang tinggal deket situ yang tau sedikit informasi, tapi dia udah pindah, dan rumahnya juga cukup jauh dari rumah lo."
"Ya udah gak pa-pa. Cepet kasi tau alamatnya!"
"Hmm, Gini aja deh. Kita ketemuan di cafe waktu itu, dan kita berangkat bereng-bareng kesana."
"Oke, makasi, ya, Vin!"
Usai menutup teleponnya, Tika langsung bersiap mengganti pakaiannya untuk bertemu teman-temannya di cafe.
***
Tika dan ketiga temannya sudah berkumpul di cafe. Mereka sepakat akan berangkat sekarang juga menggunakan mobil Angga. Menemui orang yang di katakan Kevin tadi.
Di sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian dengan diiringi lagu dari radio.
Setelah menempuh jarak hingga beberapa jam di perjalanan. Akhirnya mereka sampai di depan rumah bergaya minamalis itu.
Mereka turun satu per satu dari dalam mobil. Awalnya mereka ragu untuk mengetuk pintu, tapi karena rasa penasaran yang begitu tinggi, akhirnya mereka sepakat untuk melanjutkan ini semua.
Tika yang pertama kali mengetuk pintu itu, hingga selang beberapa detik terdengar suara pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya dari dalam rumah itu.
"Maaf, kalian siapa, ya?" tanya wanita paruh baya itu.
"Begini bu, kami kesini mau bertanya sesuatu. Sebelumnya perkenalkan nama saya Tika, dan ini Via, Angga, dan Kevin," sahut Tika seraya memperkenalkan teman-temannya satu per satu.
"Oh ..., kalau begitu ayo masuk dulu!" perintah ibu itu.
Akhirnya mereka semua masuk ke dalam rumah bercat putih itu dan duduk di sofa ruang tamu yang telah di sediakan.
"Jadi, kalian mau bertanya apa?" tanya ibu itu. Awalnya mereka memang ragu, tapi mau bagai mana lagi?
"Jadi gini Bu, apa Ibu tau sesuatu tentang ini Bu?" tanya Tika sambil mengeluarkan foto yang ia temui beberapa hari lalu di bawah tempat tidurnya.
Melihat foto itu, entah mengapa Ibu itu justru diam membeku tidak berkutik sama sekali.
Melihat ke anehan itu tentu saja mereka bingung. "Apa Ibu tau sesuatu?"
"K-kalian dapat dari mana f-foto ini?" Tanpa menjawab pertanyaan mereka, Ibu itu balik bertanya.
"Itu saya temukan di bawah kasur kamar saya, Bu. Ibu tau sesuatu?"
"Kamu tinggal ditempat itu?!" Lagi-lagi ibu itu mengabaikan pertanyaan Tika.
"Iya, Bu. Saya tinggal di situ. Jadi Ibu tau sesuatu?" Ibu itu membulatkan matanya mendengar penuturan Tika.
Ibu itu menghela nafasnya. "Baiklah, Ibu akan ceritakan semuanya pada kalian. Sebelum itu perkenalkan nama Ibu, Bu Rina." Mendengar itu Tika dan teman-temannya tersenyum senang.
"Terimakasih, ya, bu!" ucap Tika mewakili teman-temannya.
Ibu itu tersenyum lembut dan memulai ceritanya. "Jadi, dulu dirumah itu ada sepasang suami istri. Adi dan Alisha namanya. Mereka hidup sangat bahagia sampai kejadian itu terjadi. Rumah mereka di rampok, dan nyawa Adi terengut saat tragedi itu terjadi. Sepeninggalnya Adi, Alisha seperti orang gila. Dia suka teriak-teriak nggak jelas dan beberapa kali mencoba mengakhiri hidupnya, tapi selalu gagal.
"Beberapa hari berlalu semua sudah seperti biasa, tidak ada teriakan lagi dan tidak ada percobaan bunuh diri lagi. Semua normal, hingga sewaktu salah satu dari warga menemukan hal aneh disana, saat sedang berkunjung.
Tepat di halaman belakang rumah Alisha, banyak mayat yang keadaannya bisa di bilang sangat mengenaskan."Setelahnya, kami juga menemukan mayat Alisha di kamar mandi dalam kamarnya. Keadaannya saat itu juga tidak kalah mengenaskan. Seluruh anggota badannya hancur. Sampai saat ini kami masih belum tahu alasan kematin Alisha, dan kenapa banyak sekali mayat di halaman belakang rumahnya." Bu Rina mengakhiri ceritanya dengan menghembuskan napas lelah.
Tika dan ketiga temannya termangu mendengar cerita Bu Rina. Kini mereka ikut berpikir, apa alasan kematian Alisha? Lalu kenapa banyak mayat dihalaman belakang rumahnya? Entahlah, mungkin mereka akan mengetahui semuanya seiring dengan berjalannya waktu.
"Kalau begitu, kami pamit, ya, Bu! Terimakasih banyak karena Ibu sudah bersedia menceritakan ini semua pada kami." Tika berucap dengan tulus, dan di balas senyum teduh pula oleh Bu Rina.
"Tapi, Ibu peringatkan kalian semua harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang," ucap Bu Rina memperingatkan.
"Iya bu! Kalau begitu kami pamit, ya, Bu!" Akhirnya mereka semua baranjak dari sana dan berpamitan pada Bu Rina.
"Iya, hati-hati, ya!" Usai mendengar balasan dari Bu Rina, mereka menaiki mobil kembali dan mengemudikannya kearah jalan pulang.
🍀🍀🍀
Tbc
I hope you like this^^
Vomentnya ya gaess😁
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Cermin✔
HorrorRumah baru, kehidupan baru, dan hal baru lainnya, gadis ini rasakan semenjak kepindahannya ke rumah yang baru di beli kedua orang tuanya. Hal-hal aneh selalu menghampiri gadis itu tanpa kenal waktu. Pagi, siang, sore, bahkan malam sekalipun mahkluk...