2

611 46 0
                                    

Jin tak menyangka bahwa sang adik sudah tak menganggapnya sebagai hyung,bahkan ia berani memfitnah.

"Tidak seperti itu--"Ucap Jin namun terpotong oleh Jongin yang sudah terlanjur naik pitam.

"Ahjumma!tolong obati Taehyung,"Teriak Jongin pada para ahjumma.

"KAU!SETELAH MEMBUNUH ISTRIKU,KAU MAU MEMBUNUH ANAKKU JUGA HAH?!?"

"T..t..tidak begitu-"

Belum selesai Seokjin menjelaskan,Jongin sudah menarik kasar tangannya kemudian mendorong dan menguncinya di gudang.

Seokjin hanya bisa menangis.Bahkan adiknya sendiri membencinya.Seokjin benar benar merasa tak memiliki siapa siapa lagi saat ini.

"Mianhae jika aku membuat kesalahan hiks."

Kemudian Seokjin merasa dadanya sesak sekali.

Asmanya kambuh lagi.

"Untung aku mengingat pesan paman Yoongi."

Seokjin mengambil sebuah inhaler dari kantung celananya kemudian menghisap obatnya agar ia bisa bernafas dengan baik lagi.

Setelah merasa lebih baik,Seokjin membaringkan tubuhnya di lantai gudang yang sangat dingin dan berdebu.

"Lelah sekali."

Kemudian Seokjin tertidur.

---------

"Bangun tuan muda,tolong jangan membuatku khawatir,"ucap seorang ahjumma sambil menggoyang goyangkan tubuh Seokjin yang tertidur.

"Eungh..."

Seokjin terbangun,merasakan seluruh badannya sakit karena tidur di lantai tanpa alas.

"Ahjumma,pukul berapa ini?"Tanya Seokjin sambil memulihkan kesadarannya.

"Pukul 6 lebih 30 menit tuan muda,"Jawab ahjumma.

"Astaga!aku harus sekolah!"

Kemudian Seokjin segera mandi,mengganti baju, kemudian membereskan barang yang harus ia bawa ke sekolah.

"Ahjumma,aku pergi dulu ne,"Ucap Seokjin pada ahjumma.

"Biar ahjumma antar."

"Tidak usah,terima kasih.Aku harus membiasakan diriku untuk jalan kaki ke sekolah sendiri mulai sekarang."

"Baiklah,hati hati."

Kemudian Seokjin segera berlari menuju sekolahnya.

Sebenarnya jarak ke sekolah tak begitu jauh,hanya sekitar 3 km namun karena harus berjalan kaki tetap saja rasanya sangat jauh.

Seokjin terus berlari agar tak terlambat.Sekarang sudah pukul 06.50 dan gerbang sekolah akan diutup pukul tepat pukul 7.

Beruntung pukul 7 kurang 2 menit,Seokjin berhasil sampai di sekolahnya.Ia segera berlari ke arah kelasnya dan membuka pintu dengan nafas terengah engah,membuat semua temannya dan ibu guru yang baru datang menatapnya aneh.

Seokjin tak mempedulikan pandangan itu,ia segera duduk dan mengikut pelajaran seperti biasa.

Hingga saatnya istirahat,entah kenapa tak ada satupun teman yang menghampirinya.

Seokjin tak peduli dengan hal itu,ia juga sedang malas berinteraksi dengan teman yang lain.

Seokjin baru ingat kalau ia tidak makan sejak semalam,ia juga tidak membawa bekal apalagi uang jajan.

Ia rasa ayahnya tak akan memberi uang jajan lagi.

Akhirnya Seokjin memutuskan untuk duduk di bangku taman seorang diri.Menatap langit sambil entah memikirkan apa.

Second Chance(COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang