2

543 87 8
                                    

Warning ! Ada adegan kekerasan !
***

"Jennie!"

Jennie menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang dengan malas. Ternyata suara itu adalah milik Jisoo, kakak tertunya.

"Why?"

"Darimana aja?" Jisoo menatap Jennie seolah mengintimidasinya.

"Nyari angin." Jawabnya datar.

"Kok pulangnya subuh subuh?" Jisoo semakin penasaran, apakah adiknya ini berbohong. Jisoo pun menatap penampilan Jennie dari atas hingga kebawah.

Ada yang aneh pikirnya. Ia melirik rambut Jennie yang agak basah, dan jaket hitamnya kusut.

"Emang ga boleh? Yauda aku ngantuk, bye." Berjalan menaiki tangga menunju kamarnya. Tanpa memperdulikan Jisoo yang makin penasaran.

"Mungkin perasaan ku saja." Jisoo menaiki tangga menuju kamarnya.

Sampai dikamar Jennie langsung melepas jaket hitam, dan bergegas mandi.

Drrrrttttt Drrrrrtttt

Ponselnya berdering, menghentikan niatnya untuk mandi. Ia melihat ponselnya ternyata dari Lee Ji Eun sahabatnya.

"Hallo Ni" panggil nya kepada Jennie.

"Ya, kenapa?"

"Ah Ni, maaf ya. Aku pasti bangunin kamu ya."

"Nggak kok, kamu aman aman aja kan disana?"

"Aman Ni, oiya kamu ada kabar gak dari Jungkook semenjak aku ke Australia? Atau berpapasan maybe?"

"Ah engga. Terakhir, sekitar sebulan yang lalu dimana Jungkook pergi, tanpa mengatakan apapun, pada saat kamu dinyatakan positif hamil dan menangis di depanku."dengan nada yang mengejek pada Iu.

"Ah sudahlah,tidak usah dibahas. Btw aku sekarang baru aja nyampe ke Indo Ni. Aku rindu banget sama kamu. Gimana kalau besok aku ke rumah kamu?"

"Ah serius? Baiklah. Akan aku tunggu, dan jangan lupa hadiahku. Oke? Haha." tawa receh Jennie.

"Tidak akan babe, yauda see you tomorrow. Bye, muachh."

Setelah menutup telfon Jennie melanjutkan ritual mandinya yang tadi sempat di undur. Dikamar mandi ia merasa aroma darah Jungkook masih melekat di tubuhnya.

Jangan heran, diusia 17 tahun Jennie sudah berpengalaman (pro) tentang bunuh membunuh dari bibinya.

Flashback on.

Karna pada umur 5 tahun, Jennie dikirim orangtuanya tinggal di Indonesia bersama bibi dan pamannya. Ayah, ibu dan saudari-saudarinya berada di Australia.

Dari kecil ia sering diajak oleh bibinya ke ruang bawah tanah rumah bibinya. Disitu ia menyaksikan berbagai macam jenis benda tajam yang di pajang di dinding. Parang yang besar dan berkilau, pisau yang mengkilap, jarum suntik dan lainnya.

Saat masuk lebih kedalam, disaksikan nya berbagai macam anggota tubuh bergantungan. Yang pertama di perhatikan Jennie adalah kaki yang bergantung.

"Jen, ini adalah koleksi yang bibi ceritakan padamu. Semua tubuh ini memiliki kisah tersindiri yang membuat bibi emosi bila mengingatnya."bibi nya adalah psikopat yang sangat mencintai segala hal berbau pembunuhan.

Dengan polos Jennie yang tidak tahu apa apa hanya menganggukkan kepalanya. Lalu ia bertanya "bibi menyukai kepala ya? Ada banyak sekali kepala di lemari itu."menunjuk ke arah lemari tua yang ukurannya lumayan besar.

*PSYCHOPATH BUT BEAUTIFUL* (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang