Kaukah Itu ?

10.9K 124 0
                                    

Kumasuki gedung kantorku, lantas berlari kecil menuju lift. Sesekali kutengok jam yang berada di pergelangan tanganku, menunjukan pukul 08:15 pagi, terlambatlah aku, pikirku demikian.

Pintu lift hampir tertutup, ku berusaha mempercepat langkah kakiku, berharap dapat memasuki lift tersebut yang sudah setengahnya tertutup. Namun apa daya, kecepatan langkahku masih kalah dengan geseran pintu lift yang sudah setengahnya tertutup. Tak ingin menyerah, teriakan bantuanpun keluar dari mulutku.

"Kak !, tahan pintunya !." Seketika pria yang berada di dalam lift tersebut menahan dengan kakinya yang di baluti dengan sepatu kulit berwarna coklat.

"Terima kasih yah," kataku pada lelaki tersebut sambil tersengal sengal menahan nafas akibat berlarian menuju pintu lift. Beberapa keringat kurasakan muncul menetes di dalam seragam kantorku. Sial sekali hari ini, padahal sudah berdandan, wangi dan segar, malah ngeluarin keringat yang membuatku tak nyaman, berdekatan dengan cowok lagi, apakah aku mengeluarkan bau ?. gumamku tak jelas.

Selama menuju lantai tujuan, aku dan lelaki tersebut tak banyak bercakap, kami hanya sesekali melontarkan senyuman tanda terima kasih atas kejadian yang menimpa diriku. Namun ia juga beberapa kali kedapatan sedang melirikku, entah apa yang salah dengan cara berpakaianku, aku juga tak mengenal pria ini. Apakah ia anak magang ?, atau anak baru itu yang akan di promosikan hari ini ?, pikirku demikian yang berusaha tak mempedulikannya.

Sesampainya di lantai tujuan, tempatku bekerja, kulihat teman teman satu kantor sudah sibuk dengan urusan mereka masing masing. Menjawab telpon dari customer, sibuk bergelut dengan komputer mereka, mencetak dengan mesin fotokopy yang berada di ujung sana, dan beberapa kesibukan lainnya. Inilah tempatku bekerja, tempat yang mungkin akan mengisih hari hariku dalam sisa umurku, kecuali aku di promosikan sebagai Manajer perusahaan.

Ohya, perusahaan tempatku bekerja adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informatika dan pariwisata. Aku telah bekerja di perusahaan ini kurang lebih satu tahun dan hingga kini masih berusaha dilirik untuk di angkat ke posisi lebih tinggi, manajer jika bisa.

"Woe !, hari ini kau datang terlambat yah," bentak Nisa dengan memukul pundakku, sontak aku kaget di buatnya. Ia memang seringkali berlaku jail kepadaku, sifat menjengkelkannya tersebut tak pernah hilang sejak duduk di bangku kuliah. Namun meski begitu, ialah satu satunya teman yang paling akrab menurutku.

"Apa sih Nisa !, memangnya kamu tak bekerja apa ?!."

"Kerja kok, ini mau ke sana nyetak," katanya sambil menunjuk mesin fotokopy yang berada di pojok.

Di tengah pembicaraanku dengan Nisa, tiba tiba pak ketua Mulyono muncul di tengah kesibukan para karyawan. Ia terlihat berdiri bersama seorang pria muda, yang sepertinya sudah aku lihat sebelumnya. Iya, pria tersebut si hero penjanggal pintu lift, aku tahu dari pakaian dan model rambut klimiksnya.

"Mohon perhatian semua !," tegas pak mulyono di barengi dengan tepukan tangan tanda meminta perhatian.

"Aku punya berita bagus untuk kita semua. Salah satu anggota baru akan bergabung di tim kita, namanya Dimas Saputra, Dimas silahkan memperkenalkan diri." Pak Mulyono memperkenalkan pria tinggi itu, para karyawan memperhatikan lelaki tersebut yang tengah berusaha memperkenalkan diri. Setelah perginya pak ketua, ia berusaha berbaur dengan para karyawan. Aku tak begitu peduli, kecuali temanku Nisa yang begitu memperhatikan sosoknya dan menerka nerka siapa dia.

"Kalau penasaran, kenapa tak langsung di sapa saja ?," kataku kepada Nisa yang dari tadi memperhatikannya.

"Iya, sepertinya aku tau deh siapa dia."

Burung SimpanankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang