Yok ramein dong gaes! : D
.
.
"Lo punya penggemar rahasia, bagus dong!"
"Menurut lo gitu?"
.
.
Entah apa yang merasuki Chan hari ini, yang jelas, jam beker yang berdering di atas meja dia abaikan sama sekali. Dia lebih memilih menggeliat dalam gelungan selimut, sampai ketika suara pintu kamar terbuka tertangkap oleh telinga, disusul oleh suara cowok yang terkesan datar, barulah Chan akhirnya membuka mata.
"Mau tidur sampai jam berapa? Udah ditungguin Buna di bawah. Buruan turun." Itu suara kakaknya Chan, si Taeyong.
"Chan enggak ke sekolah dulu deh, Kak." Cowok manis itu semakin membenamkan diri ke dalam selimut. Lupa pada si kakak yang nyatanya dingin tapi nyegerinㅡralatㅡdan bikin ngeri.
Mendengar itu, Taeyong lantas mendekati ranjang sang adik dan menyibak kain berbulu itu begitu saja, menguak eksistensi Chan di baliknya.
"Bangun."
"Males, Kak ...." ringiknya.
"Buna! Chan katanya males sekolah! Suruh mulung aja apa, ya?!" teriak Taeyong tiba-tiba, sukses membuat sang adik beranjak dari kasur, terkejut.
"SANDI CHANDRA HANDOYO! BUNA NYEKOLAHIN KAMU BUKAN BUAT MALES-MALESAN, YA! TURUN SEKARANG ATAU BUNA SERET KELUAR KAMAR! INI JAEHYUN UDAH NUNGGUIN DARI TADI!" Suara menggelegar sang bunda mematahkan kekhidmatan pagi, membuat Chan harus rela lubang telinganya tersodok kasar oleh suara itu.
"Malu-maluin males sekolah di depan pacar!" sindir Taeyong, sebelum kemudian berlalu dari kamar sang adik.
"Pacar apaan sih, Kak? Iiiihhhh!" Chan mengentakkan sebelah kaki dengan sebal. Wajahnya yang memberenggut, lantas semakin mengerut tak suka. Dia benar-benar enggak pengin sekolah hari ini. Kejadian kemarin, waktu dia dan Mark bertikai di kantin ramai, sudah cukup menciutkan rasa percaya diri dan nyalinya untuk ke sekolah.
"Kalau ketemu sama orang itu, gimana coba? Emang Kak Taeyong mau tanggung jawab?" gumamnya sembari mendengus sebal.
"YA ALLAH, SANDI! IKI JAEHYUN UWES NGENTENI LOH!" (Ini Jaehyun udah nungguin, loh!)
"IYO, IYO, BUN! ADUS SEK!" (Iya, iya, Bun! Mandi bentar!)
*
"Sorry, Kak. Lama, ya?"
Chan yang sudah siap dengan tas dan seragamnya, segera menghampiri Jaehyun dan sang bunda yang duduk di ruang tamu.
"Cah lanang kok dandan suwe ne ra mekakat." (Anak laki kok dandan lamanya enggak ketulungan.)
"Buna ojo rusuh po'o! Ra sayang mbek Chan meneh a? Isin dirungok ne wong loh, bengok-bengok koyok ngono." (Buna jangan ribut, kenapa! Enggak sayang Chan lagi? Malu loh didenger orang teriak-teriak kayak gitu.)
"Yo sayang. Awakmu yo ojo nggarak ne Buna emosi to, jan." (Ya sayang. Kamu makanya jangan bikin Buna emosi.) Bunda menjawab dengan napas yang mendesah berat. "Maaf ya, Nak Jaehyun. Chan memang gini kalau udah datang malas sekolahnya. Apa-apa serba lama."
Jaehyun hanya menampilkan senyuman manis, sambil menganggukkan kepala kalem.
"Enggak apa-apa, kok, Tante," jawab Jaehyun. "Itung-itung belajar jadi suami yang baik juga untuk anak Tante," lanjutnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Casanova [Bahasa]
FanfictionChan itu paling males sama orang-orang sok, apalagi keras kepala. Bakal langsung illfeel dia. Tapi apa jadinya kalau Mark, yang notabene kakak kelasnya yang terkenal mulut besar, malah tertantang buat mendekati Chan lebih jauh? -- "Bisa enggak, eng...