M

4.8K 853 209
                                    

Peringatan ulang tahun sekolah makin dekat, dan semua murid Bima Jaya pun diharapkan mampu melakukan segala tugas yang diberikan dengan baik.

Hari sudah memasuki Sabtu, yang mana terhitung dua hari lagi sebelum acara dilaksanakan. Semua murid Bima Jaya, termasuk yang mendapat tugas mengisi acara panggung, diwajibkan untuk datang pada Sabtu sore, dan melakukan rehearsal penampilan mereka.

Mark dan Jeno tentu enggak luput dari hal ini, sebab mereka memang memiliki jadwal tampil di hari Senin nanti. Menyanyikan lagu Cinta Luar Biasa yang dipopulerkan oleh Andmesh. Rencananya, Mark yang akan menyanyi, sementara Jeno memainkan gitar.

"Kok gue deg-degan, ya?" gumam Mark, bertanya pada Jeno yang tengah menghafal kunci gitar di sampingnya.

Mendapat interupsi itu, Jeno lantas menghentikan hafalannya. "Lo enggak deg-degan karena sok-sokan bisa, kan? Lo seriusan bisa nyanyi kan, Mark? Gue takut, sumpah."

"Sebegitu enggak percayanya lo sama gue." Mark bersungut, dengan tangan yang enggak juga meninggalkan dada kiri, menekan detak jantungnya sendiri. "Gue bisa nyanyi, lah."

"Serius, ya. Awas kalau lo malu-maluin."

Mark hanya memutar kedua mata dengan malas, lalu menjauhi Jeno, membiarkan cowok satu itu berlatih sendirian.

Mark memberdirikan diri di dekat pintu depan aula, sembari bergumam menghafal liriknya. Mengabaikan suara band kelas 12 yang tengah rehearsel membawa lagu-lagu Krishitam.

Di tengah-tengah sesi latihan, tiba-tiba sosok Chan tertangkap pandangan. Cowok manis itu melangkah memasuki aula, bersama Renjun dan beberapa teman kelasnya. Tampak cowok itu memiliki sedikit urusan di sana.

Kalang kabut, Mark bingung harus melakukan apa. Terlampau belum siap untuk bertemu dengan sang gebetan. Akhirnya, tanpa pikir panjang, Mark segera berlari menghampiri Jeno, mengganggu sesi menghafal cowok itu sekali lagi. Jeno yang sudah geram lantas melotot, menatap Mark dengan tatapan enggak santai.

"Lo kenapa, sih? Kebanyakan mecin?" kesalnya.

"No time to explain! Chan .... Arah jam 4!"

Jeno sudah akan menoleh ke belakang, tapi Mark segera menahan pergerakan kepalanya.

"Jangan dilihat, Bego! Bantu gue kabur, sekarang! Dia enggak boleh lihat gue di sini," ujar Mark kalang kabut.

"Rehearsal-nya gimana?"

Mark mendesah dengan mata terpejam erat, lupa akan agenda mereka datang ke sekolah sore ini hanya karena kemunculan Chan yang membuat ambyar.

"Nah, sekarang giliran kelas 11 IPA 5. Mark dan Jeno, untuk lagu Cinta Luar Biasa-Andmesh. Ayo, silakan!"

Kun, si ketua OSIS, bersuara di atas panggung dengan mikrofon menyala, sembari melayangkan mata pada pinggir ruang aula, menatap Mark dan Jeno yang tengah berdebat. Secara enggak langsung, membawa tatapan semua anak di ruangan itu pun mengarah ke mereka, termasuk Chan. Mati sudah, Mark! Sudah enggak ada kesempatan buat kabur lagi.

Akibat panggilan itu, serta tatapan Chan yang sudah menangkap eksistensinya, Mark dan Jeno pun berjalan gontai menuju panggung. Memenuhi panggilan Kun.

Begitu menaiki panggung, pandangan semua anak semakin mengarah ke mereka, termasuk tatapan Chan yang tak lepas-lepas darinya. Membuat Mark semakin terbenam dalam rasa malu.

"Tolong atur mikrofon buat gitarnya, dong."

Kun mendekati bagian operator, meminta mikrofon bagi Jeno, sementara Mark menggunakan yang dia gunakan tadi.

[✔] Casanova [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang