Yang rame dong rek :(
.
.
Taeyong melangkah memasuki salah satu kafe, Calaice, memenuhi panggilan Jaehyun, yang mana tidak pernah sampai mengajaknya bertemu seperti ini. Cowok itu tiba-tiba menghubunginya, mengatakan bahwa ada hal yang harus disampaikan, dan Taeyong yakin, kalau hal itu ada kaitannya dengan wajah Chan yang tertekuk lesu sepulang sekolah tadi.
Jaehyun ternyata sudah ada di sana lebih dulu, memosisikan diri pada meja di tengah-tengah ruangan, bersama segelas hot hazelnut chocolate yang turut dicicipi.
"Sorry, rada lama yakinin Buna tadi," kata cowok manis itu, lalu memosisikan diri duduk di hadapan Jaehyun.
Si cowok SMA tersenyum manis. "Enggak apa-apa, Kak. Nanti aku antar pulang aja, biar Buna juga enggak khawatir."
Taeyong tersenyum tipis menanggapi ucapan itu.
"Enggak pesen dulu, Kak? Aku kayaknya bakal ngobrolin banyak hal. Biar enggak seret gitu tenggorokan Kakak pas dengerin aku ngoceh."
"Ya udah."
Taeyong pun memesan minuman yang bisa menemaninya sepanjang pertemuan dengan Jaehyun: chocolate milk tea dengan tambahan beberapa bubble pearl.
Menyeruput minumannya sesekali, cowok manis itu pun mendorong Jaehyun untuk berbicara lebih dulu. Mengabaikan keinginan hati yang juga turut ingin menyampaikan banyak hal.
"Jadi, akhir-akhir ini kehidupan sekolah Chan agak berantakan, Kak," mulai Jaehyun, dan tersirat jelas nada takut dan ragu dalam suaranya. Seolah mewanti-wanti reaksi apa yang akan Taeyong berikan. Sebab dia tau, orang seperti apa kakaknya Chan ini. "Sejelas yang aku perhatikan, ini karena bocah baru pindahan dari Kanada. Namanya MarkㅡMark Liam Dekamula. Dari awal, dia emang suka gangguin Chan, bahkan pernah nantangin Chan bertengkar di kantin."
"Bertengkar?!" bentak Taeyong dengan mata melotot, sukses membuat Jaehyun sedikit tersentak di tempatnya.
Cowok itu pun mengatur napas, berusaha menenangkan diri, lalu menjawab. "Iya, Kak. Tapi untungnya waktu itu udah enggak apa-apa. Eh, tapi ternyata, Mark masih suka deketin Chan, Kak. Aku enggak paham lagi gimana stresnya Chan ngehadapin cowok macam Mark itu. Tapi Chan, kan, anaknya emang baik ya, Kak. Dia kayak terima-terima aja diapa-apain. Enggak paham lagi. Udah baik, pinter, ikhlasan, pasrahan, manis, canㅡ"
"Sesi muji Chan-nya bisa di-skip aja, enggak?" potong Taeyong dengan suara malas.
Ini yang enggak dia suka dari beberapa orang, sangat suka mengelu-elukan adiknya. Secara enggak langsung, tanpa sadar (atau Taeyong yang terlalu sensitif), juga membanding-bandingkan sosok Chan dengannya. Ini yang kemudian membuat Taeyong kurang bisa dekat dengan Chan. Masih ada rasa iri dalam dirinya, terlebih saat Chan bisa mendapatkan apa pun.
Mendengar selaan itu, Jaehyun lantas nyengir. Pun, melanjutkan perkataannya.
"Dan yang paling sial tuh kejadian hari ini dan kemarin, Kak. Kemarin Instaliter dibuat heboh karena foto Mark dan Chan yang kesebar. Aku sih, yakin itu cuma salah paham. Tapi Mark malah semakin berulah. Jadi Chan pasti berat banget diekorin benalu kayak Mark. Mana Chan anaknya pasrahan gitu juga."
Taeyong menghela napas panjang dan berat setelah mendengar segala ucapan itu. Diseruput lagi minumannya, berikut dengan bubble pearl yang terasa kenyal di mulut. Setelahnya, dia pun berkata, "Sebenarnya, gue udah tau perihal masalah ini. Bermula dari gue yang nemu foto Chan dan Mark yang kesebar di Instaliter."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Casanova [Bahasa]
FanfictionChan itu paling males sama orang-orang sok, apalagi keras kepala. Bakal langsung illfeel dia. Tapi apa jadinya kalau Mark, yang notabene kakak kelasnya yang terkenal mulut besar, malah tertantang buat mendekati Chan lebih jauh? -- "Bisa enggak, eng...