Kalian kayaknya bakal kaget sama bab ini : D Soalnya aku sendiri kaget pas baca ulang wokwokwok! Ternyata alurnya seajaib(?) ini lol :")
.
.
Renjun dibuat heran pagi ini. Pasalnya, begitu berpamitan pada Bundo dan keluar dari rumah, wujud Jaehyun sudah memenuhi pandangan. Cowok itu, dengan motornya yang terparkir di depan rumah, membuat kepala Renjun enggak berhenti bertanya. Penasaran, Renjun pun melangkah mendekat.
"Kok, di depan rumah gue, Kak?" tanyanya langsung. Cowok yang ditanya lantas memasukkan kedua tangan ke saku celana, berikut badan yang ditegakkan, setelah sebelumnya menyandar pada motor.
"Mau ngejemput lo," jawab Jaehyun enteng, sukses membuat Renjun membulatkan mata, terkejut.
"Udah, buruan naik." Jaehyun kini menaiki motornya, menyerahkan helm cadangan ke arah Renjun, sebelum dia sendiri turut mengenakan helm.
Renjun masih stagnan di tempat, enggak mengerti maksud si kakak kelas yang tampak sangat aneh pagi ini. Perlu diingat, Renjun maupun Jaehyun enggak dekat sama sekali, enggak ada satu titik pun yang bisa mendekatkan mereka, bahkan Chan sekalipun.
Meski Jaehyun gencar mendekati Chan, yang mana selalu bersama Renjun, sehingga secara enggak sengaja mereka pasti kerap bertemu, tapi nyatanya, hal itu enggak lantas membuat keduanya dekat. Namun pagi ini, sesuatu yang benar-benar aneh terjadi.
"Ngapain diem aja? Naik, kalau enggak mau telat." Jaehyun kembali bersuara, sukses membuat Renjun bangun dari lamunan.
Cowok manis itu tergagap, pun akhirnya memakai helm dan duduk di jok belakang motor Jaehyun.
Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu sebaiknya dipikir nanti. Yang penting sekarang Renjun dapat tebengan gratis ke sekolah.
***
Mark mengembuskan napas sekali lagi, berusaha meyakinkan diri sendiri.
Setelah satu minggu kemarin enggak masuk sekolah, hari ini dia memutuskan untuk menyudahi semuanya. Lagi pula, dia harus menghargai orang-orang yang peduli padanya: Chan dan Jeno, dan masuk sekolah demi menunjukkan kalau dia baik-baik saja, sudah lebih dari cukup.
Cowok itu menaiki motor yang sudah disiapkan di depan rumahnya, mengenakan helm yang menutup seluruh wajah, sebelum akhirnya melaju menuju sekolah.
Mark mengendarai motor dalam kecepatan standar, yang kemudian mengantarnya menuju sekolah sekitar dua puluh menit kemudian.
Dada cowok itu terasa semakin bergemuruh tatkala motornya memasuki parkiran. Walau belum melepas helm, Mark yakin, murid-murid yang kini berdiri tak jauh dari tempat parkir, pasti sudah menyadari kedatangannya. Salahkan motornya yang ikut-ikutan terkenal.
Setelah memarkir motor, cowok itu melepas helm. Udara ditarik sebanyak-banyaknya, dengan kepala yang menoleh ke arah kerumunan murid yang makin heboh di sana, menatap Mark seolah melihat sesuatu yang enggak pernah mereka lihat sebelumnya. Bayangkan, si bocah yang menghilang sebab skandal keras, kini kembali.
Tanpa memperjelas rasa ragu, Mark melangkah keluar dari parkiran dan berjalan di koridor sekolah, memungkinkan hampir seluruh murid menangkap perwujudannya.
Bisik-bisik mulai terdengar dan Mark jadi merasa enggak nyaman. Belum lagi lirikan mata para murid perempuan, serta jari-jari telunjuk yang tak jarang ditujukan padanya. Mark sukses merasa dikucilkan.
Namun kemudian, apa yang dia rasakan selanjutnya sukses membuat kedua matanya membulat.
Tiba-tiba, Chan yang datang dari arah gerbang langsung menggenggam tangannya erat, kontan membuat massa menjadi semakin heboh. Bisik-bisik bertambah, tapi Mark enggak merasa setakut tadi. Ditatapnya Chan dalam-dalam, meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Casanova [Bahasa]
FanfictionChan itu paling males sama orang-orang sok, apalagi keras kepala. Bakal langsung illfeel dia. Tapi apa jadinya kalau Mark, yang notabene kakak kelasnya yang terkenal mulut besar, malah tertantang buat mendekati Chan lebih jauh? -- "Bisa enggak, eng...