Happy reading!Ardika Sanjaya sebut saja Dika, seorang pemuda tampan yang tentu saja banyak menjadi incaran para gadis diluar sana namun dia tidak ingin lagi berpacaran atau menjalin hubungan dengan siapapun saat ini, dia trauma karena masa lalunya
Dika tumbuh menjadi pemuda yang nakal dan usil hanya kepada orang orang tertentu saja namun siapa yang menyangka di balik kenakalannya dia menjadi Ketua OSIS di Sekolahnya? tidak ada yang menyangka bukan dan bagaimana bisa pemuda atau siswa yang nakal bisa menjadi Ketua OSIS?
Kepintarannya di atas rata rata, kedisiplinannya pun tak perlu diragukan namun penampilannya yang urak urakan tak bisa ia ubah dari dulu atau tidak mau dirubahnya? mungkin..
Hanya dia yang tau alasan pastinya
Kakinya melangkah keluar dari ruangan yang di pergunakan untuk merawat,istirahat ataupun mengobati luka fisik. UKS
Bibirnya yang hampir tidak pernah tersenyum tulus selama dua tahun belakangan ini terbit, dia tersenyum sangat tipis entahlah hatinya menghangat setelah menggoda Gadis cantik yang baru saja dia tolong itu. Sangat menggemaskan
Love at the first sight? Oh ayolah itu sudah terlalu kuno
Dia tersenyum karena berhasil menggodanyanya, hanya itu saja tidak lebih.
Sekarang dia tidak menyesal telah pergi ke belakang Sekolah untuk melihat ada yang terlambat atau tidak, jangan heran kenapa dia di suruh kesana karena Siswa ataupun Siswi yang terlambat biasa memanjat tembok ataupun meminjam tangga agar bisa masuk ke dalam Sekolah, sudah terlalu sering. Dan Dika sudah hafal
Walaupun awalnya dia malas tapi yasudah lah demi menjaga image nya di depan Bu Bunga, Wali Kelasnya yang sudah menyuruhnya untuk pergi ke belakang Sekolah
Flashback
"ARDIKA SANJAYA! KESINI KAMU. KAMU ITU KETUA OSIS HARUSNYA KAMU MENJADI PANUTAN BUKANNYA MALAH KAYAK GINI KAMU MAU IBU HUKUM?! HAH!" Teriakan Wanita Paruh baya dengan lipstik tebal dan warna merahnya melebihi darah, bedak setebal sepuluh lapis...takut luntur katanya, tatapannya setajam Elang seoalah bersiap untuk menerkam mangsanya yang dengan santainya berjalan dari gerbang
"Iyaa maaf Bu. Saya telat bangun tadi lagian baru pertama kali terlambat kan ini? Jadi nggak apa apa dong" Jawab Pemuda yang sialannya tampan itu dengan santai, tangannya dengan setia berada di dalam sakunya, rambutnya berwarna hitam legam, dan matanya berwarna hijau sudah jelas sekali dia blasteran, tas berwarna hitam tersampir di pundak kirinya, rahangnya yang tegas.. jangan menyangka dia tegas karena menjadi Ketua OSIS pemikiran itu terlalu jauh untuk seorang Ardika Sanjaya.
"Kamu sudah berani menjawab saya hah?! Sebagai hukumannya kamu ke belakang Sekolah, lihat ada yang datang terlambat seperti kamu atau tidak. Cepat!"
"Anjir kelepasan, kok lupa ya gue kalok gue ada di sekolah dan sialnya ngadepin nih Guru rempong lagi" batinnya seraya menyumpah serapahi mulutnya yang dengan kurang ajarnya berbicara tanpa disadarinya
Dika ngelindur
"Iya Bu" ucapnya dengan lirih
Kakinya berjalan menuju belakang sekolah, selang empat menit dia sudah sampai dan disini sepi.. tak ada Siswa ataupun Siswi yang memanjat tembok untuk masuk ke dalam area Sekolah
Melihat belakang sekolah sepi dan tidak berpenghuni Dika berfikir pergi dan akan melaporkan kepada Ibu Guru Bunga terchintahh
Namun baru saja tiga langkah dia berjalan... Dika mendengar suara gaduh, suara cewek dan cowok seperti sedang berdebat dari belakang tembok sekolah. Dika mengenali suara Cowok itu dia Reza temannya, Fernand Reza Dilbert tapi suara Cewek itu? Dia tidak pernah mendengar suara itu, tidak familiar di dengar