Haii semuaaa aing cmbkkk, asekkk
Jdi kan rencananya mau di unpublish tpi g jdi hehe aghu labil monmaap dan ada yg bilang kek gini juga ke aku
-km yg udh buat ni cerita, km yg memulai jdi km juga yg hrs mengakhiri. Ini tanggung jwb km klok km kek gini km nggak tanggung jwb nmanya, nah ini nih yg paling aku pikirin betbetebetbettttt jdi aku tuh g mau jdi org yg g bertanggung jawab jdii cerita ini aku lnjtin deh hehe
Jdi itu aku buat sw juga kan
Udh yak ngebacot mulu dritdi hehe
Eh mksh juga yg udh comment di chptr sblmnya sma yg udh DM aku uwuu lope lope you
Oke mulai aja lgsng yakk
🐇
Happy reading!
"Kalau papa mati Ata mau ikut mati juga"
D
ia hanya sendiri ditempat ini, gadis cantik yg berpenampilan agak kusut dengan tangan saling bertaut sedang duduk diam di taman belakang sembari memikirkan kedepannya hidupnya akan berubahkah?, takdir seperti mempermainkannya.
Kehidupan seperti apa ini? dia seperti tak bisa melakukan apa apa untuk mencegah kejadian itu, semuanya berjalan sesuai dengan mimpinya dan kita lihat selanjutnya akan seperti apa.
Dia tertawa miris, menertawakan takdir yang sebentar lagi akan mengubah hidupnya. Sepenuhnya.
"Kalau Papa mati Ata mau ikut mati juga" Renata tersenyum devil, katakanlah dia sudah gila dan memang itu yang akan Renata lakukan. Menggores tangannya? Ide yang bagus bukan?.
Mengambil cutter dari dalam tasnya dan menggoreskan pada pergelangan tangannya, sakit? tidak juga, hanya perih sedikit. Ini baru permulaan lihat saja yang akan dia lakukan selanjutnya.
Darah merembes jatuh di rerumputan dan meninggalkan noda merah yang pekat, matanya memejam menikmati sensasi perih di pergelangan tangannya tapi tidak apa apa Renata sedikit lega melakukan ini dan mungkin ini akan menjadi detik terakhir dia tersenyum selebar ini.
"WOII ANJIRR TANGAN LO BERDARAH GOBLOK" Teriakan itu menggema dan mengusik Renata.
Renata membuka matanya dan melihat seorang pria yang cukup dia kenal berlari mendekatinya.
"Renata tangan lo!! tangan lo kenapa? kok bisa kek gini sih?" Setelah melemparkan beberapa pertanyaan pria itu langsung menggendong Renata dan berlari menuju UKS.
Disepanjang Koridor semua Siswa Siswi melihat ke arah mereka berdua, bagaimana tidak tangan Renata terus saja mengeluarkan banyak sekali darah dan meninggalkan jejak di sepanjang Koridor ditambah dengan Siswa yang kelewat tampan menggendongnya.
"Eh itu yang digendong Dika siapa?"
"Tangannya berdarah woyy"
"Yaelah tangan berdarah aja manja banget pakek acara digendong segala"
"Mamposs nggak mati sekalian? Haha"
"Ni lantai yang mau bersihin siapa cuyy? Anjirrr"
Bibir Renata sudah pucat sekarang, tatapan matanya pun mulai sayu dan perlahan menutup.
" Eh eh jangan mati dulu tar siapa yang jadi pengantin gue huwaa" Dika mempercepat langkahnya, sekitar lima menit kemudian dia sudah sampai UKS.
"KAK AMEL!!"
🐇
Udh segitu aja dulu 😙