6🐇

541 159 219
                                    

Happy reading!

"Jangan galak galak ta nanti kalok gue suka sama lo emang lo mau tanggung jawab?"

🐇

Deburan ombak saling menyahut, angin berhembus kesana kemari menerbangkan helai demi helaian rambut hitam sebahu. Matanya terpejam menikmati semilir angin membelai wajahnya, dia menggunakan dress selutut dan jangan lupakan pita kecil di sebelah kanan rambutnya. Memberikan kesan manis.

Memang tak ada yang bisa mengelak kalau sunset itu sangat indah apalagi kalau di temani oleh pendamping dengan tangan yang saling bertaut.

Bukannya dia mau cepat menikah tidak, dia hanya membayangkan saja, mungkin akan menyenangkan dan suatu hari nanti dia akan mengajak teman hidupnya untuk kesini dan menikmati sunset bersama.

Dan dia akan menanti saat saat itu tapi dia juga menikmatinya bedanya dia bersama Sang Kakak untuk sekarang dan besok akan bersama belahan jiwanya.

"Ata laper nggak?" Tanya Reza kepada seorang gadis yang tidak lain adalah Adik sematawayangnya.

"Umm iya" Renata menjawab ragu karena dia masih ingin di sini menikmati deburan ombak dan juga sunset bukannya pergi hanya untuk mengisi perut yang meronta meminta makanan.

Reza terkekeh pelan seraya mengacak rambut Renata, dia tau Adiknya itu tidak rela meninggalkan pantai apalagi melewati momen momen dimana matahari tenggelam. Sungguh sunset sangat indah tapi yang nomer satu tetaplah kesehatan Adiknya, sunset bisa dilihat besok lagi bukan?.

Bukannya mau mengajak Renata pulang Reza malah menggandeng lembut Renata dan membawanya ke tempat Warung Bakso yang kebetulan masih berada wilayah pantai sehingga Renata bisa tetap melihat sunset dan mengisi perutnya.

Tak sengaja mata Renata menangkap seseorang yang duduk di pinggiran pantai, pemuda itu menoleh melihat Renata. Mata mereka terkunci satu sama lain sehingga Renata berhenti melangkah dan otomatis Rezapun ikut berhenti. Reza menoleh ke belakang, melihat Renata terbengong dan Renata seperti melihat seseorang mata Reza mengikuti arah pandang Renata.

Reza mengerti sekarang, Reza melepas tautan tangan mereka dan berjalan ke arah pemuda yang sedari tadi melihat Adiknya sekalian mengajaknya bergabung untuk makan bersama.

"Eh lo disini Dik" Reza memulai percakapan seraya tetap melangkah mendekati lawan bicara.

Mata Sang Pemuda tak lagi menatap Renata namun teralihkan ke Reza, dia berdiri.

"Iya nih"

"Ikut gue yuk, kita makan bakso sama Adek gue. Dia disana tuh, ngeliatin lu mulu dari tadi" Ucap Reza di selingi dengan kekehan.

"Nggak ganggu emang gue?" Tanya Dika hati hati, takut menggangu.

"Nggaklah yuk"

Keduanya berjalan mendekati Renata yang tatapannya masih setia terpaku pada Dika, entahlah apa yang ada di otak cantiknya hingga dia terus menerus menatap Dika tanpa teralihkan dari tadi.

Apakah Dika seganteng itu? hingga Renta tak bisa mengalihkan tatapannya?.

"Gue tau kok gue ganteng tapi ngeliatinnya jangan gitu juga kali" Canda Dika

Ketampanan Dika memang akan berlipat kalau tidak memakai pakaian Sekolah, apalagi selang hanya mengenakan kaos polos warna putih dilapisi dengan jaket kulit berwarna hitam, celana jins dengan model sobek dibagian kedua lutut. So perfact.

"Ih apaan sih orang gue ngeliatin Kak Eza tadi" Elak Renata lalu mengalihkan pandangan ke sembarang arah.

"Ngaku aja lo" Ucap Dika dengan tatapan menyelidik.

"Nggak dasar kepedean!"

"Dih pede apanya orang gue emang ganteng, ya nggak Za?" Tanya Dika kepada Reza

Reza hanya mengangguk polos

"Kakak lo aja ngakuin kalok gue ganteng berarti gue emang ganteng"

"Nggak"

"Ganteng"

"Nggak"

"Ganteng"

"Nggak"

"Gan--"

"DIEMM! berisik banget dari tadi ayok jalan, gue udah laper" Dika yang sedari tadi diam, hanya menyaksikan perdebatan keduanya mulai geram, telinganya panas sekaligus perutnya sedang lapar sekarang

Dika pun meninggalkan kedua insan yang masih saling menatap, yang satu dengan tatapan tajam dan mulai melangkah sesekali berlari kecil menyusul Sang Kakak yang sudah didepan sedangkan yang satu menatap dengan biasa biasa saja lalu mulai melangkah menyusul keduanya.

🐇

Disinilah sekarang ketiganya, Warung Bakso. Cukup ramai karena bakso yang di jual disini terkenal enak.

"Buk baksonya sama es tehnya tiga" Pesan Dika

"Iya ditunggu yah" Balas sang Ibu Warung lalu menyiapkan pesanannya

"Ekhem gue belum kenalan sama lo" Dika bertanya dengan santai.

Renta duduk di samping Reza dan Dika di depannya.

Tak ada jawaban dari gadis di depannya ini.

"Ata Dika mau kenalan tuh" Tegur Reza

"Renata" Jawab Renata dengan cuek dan jangan lupakan tatapan tajamnya. Raut mukanya terlihat datar.

"Gue Dika"

"Udah tau" Ketus Renata.

"Jangan galak galak ta nanti kalok gue suka sama lo emang lo mau tanggung jawab?"

"Dih"

"Minta nomer hp lo dong" Dika memberikan hpnya kepada Renata namun tak kunjung diambilnya.

Sampai sebuah tangan mengambil hpnya dan mulai mengetikkan nomer. Dia Reza.

Mungkin Reza mendukung Dika untuk mendekati Renata dan yahh sepertinya dia membantu Dika.

"Makasih Dik"

"Yoi"

"Kak kenapa dikasih sih?!" Bisik Renata tentu saja agar Dika tidak mendengarnya.

"Yaaa nggak apa apa dong" Reza menjawab enteng.

"Hufttt" Renata menghembuskan nafas pelan.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang. Mereka menikmati tanpa suara

Renata makan seperti tidak makan satu tahun saja, saos belepotan sana sini.

Dika mencondongkan badannya. Renata terdiam, hembusan nafas Dika menyapu lembut wajahnya untuk yang kedua kalinya. Mata Renata terpejam hingga tak lama kemudian sebuah jari mengusap sudut bibirnya.

"Ada saos nempel tadi, lo makan kayak nggak pernah makan setahun aja"

Blush

Renata merasakan panas di pipinya, tertunduk malu sekaligus menutupi kegugupannya tadi.

Reza tak terusik oleh keduanya dia tetap melanjutkan memakan baksonya dengan tidak perduli.

🐇

Aku update nih,hehe

Maaf pendek

Sorry for typo

Umm mksh udh sempetin buat baca :) ❤️

Vote and comment 🙋

RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang