Happy reading!
Di tempat lain, seorang gadis sedang mengotak atik hp yang berada di genggaman nya. Betapa kagetnya dia saat melihat beberapa panggilan tak terjawab.
Dia sudah berusaha menghubunginya beberapa kali namun yang terdengar hanyalah suara operator.
Renata mendesah pelan, tadi dia sedang ke toilet dan meninggalkan hp nya di nakas. Dia juga sendiri sekarang karena Mama, Papa serta Kakak nya belum menjemput nya. Mereka baru saja pulang untuk beres beres lalu akan kembali lagi untuk menjemput Renata karena hari ini dia sudah diperbolehkan untuk pulang.
Perasaan Renata sekarang tak menentu, ada yang mengganjal namun Renata tak tau apa itu. Renata tidak tenang sungguh, ditambah dengan Dika yang tidak menjawab panggilan dari nya.
Renata membaringkan diri nya di brankar, menatap langit langit atap kemudian mencoba memejamkan mata nya.
Krett
Pintu terbuka menampakkan seorang laki laki dengan keadaan yang basah kuyup, senyuman pun menghiasi bibir nya.
Renata membuka mata nya dan mengalihkan pandangan nya ke pintu, betapa kaget nya dia melihat siapa yang ada di depannya sekarang.
Dan keadaan nya sangat kacau, dia yang sedari tadi terus dipikirkan karena tidak mengangkat panggilannya berkali kali.
Lalu Renata dengan cepat bangun dan menghampiri nya.
" Dika, kamu kenapa? Kok basah kayak gini?" Renata melihat Dika dari bawah sampai atas, melisik apa yang dilihatnya benar.
" Aku nggak apa apa, tadi mandi hujan doang hehe, nggak sempet ganti karena buru buru mau jemput kamu" Dika menjawab dengan tenang.
" Ish kamu ada ada aja, masuk dulu" Renata mempersilahkan, menggeser sedikit tubuh nya agar Dika bisa masuk ke dalam.
Dika pun masuk, mendudukkan diri nya di sofa dengan seenak nya.
" Tadi aku telepon kamu lho, kok nggak diangkat?" Renata mendudukkan diri di samping Dika dengan jarak yang lumayan jauh.
" Gimana mau ngangkat, hp aku kan jatuh ke sungai" Tatapan lembut Dika seketika berubah menjadi tatapan yang tajam dan menusuk.
" Hah? Jatuh ke sungai? Kok bisa?" Tanya Renata dengan ekspresi kaget nya.
" Karena aku kecelakaan dan aku sekarang lagi ada di dalam mobil itu" Tiba tiba saja wajah Dika yang tadi nya normal menjadi wajah yang penuh luka dan darah yang tak berhenti mengalir dari dahi nya. Darah tersebut merembes memenuhi wajah nya.
Renata yang tadi nya mendengarkan dengan seksama menjadi ketakutan, Renata berusaha untuk bangkit namun tubuh nya seakan tidak mau menuruti perintah nya.
Renata ingin berlari dan pergi dari sini, Renata takut. Yang di depan nya bukan lah Dika dan Renata yakin itu.
Dika mendekati Renata secara pelan pelan, darah tak henti mengalir dari dahi nya kemudian terjatuh ke lantai, meninggalkan aroma amis.
" SANA KAMU JANGAN DEKET DEKET!! KAMU BUKAN DIKA! PERGI KAMU!!" Renata berteriak histeris.
Bukan nya menjauh Dika malah semakin mendekati Renata, senyum terpatri di wajahnya namun bukan senyuman yang tulus melainkan senyum devil.
Jarak mereka begitu dekat sekarang, Renata memejamkan mata nya karena tidak ingin melihat Dika. Keadaan Dika yang kacau, Renata merasa dia sedang menonton film horor 3D, sangat menakutkan.
" Save me" Lirih Dika.
" AAAA" Renata berteriak keras lalu terduduk, peluh yang begitu banyak di dahi nya, napas nya tersengal sengal, bibir nya yang semula merah alami menjadi pucat pasi.
" Renata kamu kenapa?" Tanya Citra tergopoh-gopoh mendekati Renata.
Renata melihat sekeliling nya, dia ada di kamar nya. Berarti yang tadi adalah mimpi namun kenapa terasa begitu nyata.
" Ma, kok Ata ada disini?" Tanya Renata kebingungan karena dia merasa tadi dia ada di Rumah Sakit bukan di kamar nya.
" Tadi waktu di Rumah Sakit Mama bangunin kamu tapi kamu nggak bangun bangun jadi Mama suruh Reza gendong kamu ke mobil terus bawa kamu pulang, tadi Reza juga yang gendong kamu ke sini" Jelas Citra panjang lebar.
" Kamu kenapa sih? Pucet gitu ampe keringetan juga" Citra bertanya lagi, merasa heran dengan anak nya.
" Nggak apa apa Ma, cuma mimpi buruk aja kok. Iya mimpi buruk"
" Lain kali kalok mau tidur baca doa dulu makaknya" Citra mengelus kepala Renata sayang .
" Iya ma" Renata tersenyum getir berusaha menyembunyikan ketakutan nya, bagaimana kalau mimpi itu adalah sebuah pertanda.
" Yaudah Mama mau ke dapur sebentar" Citra lalu meninggalkan Renata yang termenung.
Mimpi nya terasa begitu nyata, Dika datang menemuinya lalu berubah menjadi sosok yang mengerikan. Apakah mimpi itu adalah sebuah pertanda? Namun pertanda apa, apa yang terjadi pada Dika sebenarnya.
Apakah Dika dalam bahaya?, Renata menepis pikiran itu namun bagaimana pun usahanya dia tetap memikirkan mimpi itu.
🐇