"Dih jijik gue denger lo ngomong kayak gitu, tadi lo ngomong apa? lo? ganteng? masih gantengan Kang somay yang sering lewat di depan rumah gue kali"
-----
Happy reading!
"Nyusahin gue aja lo. Dasar banyak tingkah! Telat mah telat aja pakek acara manjat tembok segala,mau sok berani lo?! pegel nih tangan gue gendong lo yang beratnya udah kayak karung beras!"
Mendengar rentetan kalimat yang cukup membuat hati Renata sedikit terasayat hanya SEDIKIT,Renta menggokkan kepalanya ke samping dan menemukan seorang siswa dengan dandanan yang bisa dibilang sangat acak acakan,mata yang memancarkan kemarahan,alis yang tebal dan sempurna seperti dipakaikan pensil alis menurut Renata,rahang yang tegas,rambut yang acak acakan namun bukannya terlihat jelek malah terlihat lebih memancarkan aura ketampanannya
"Eh lo denger gue nggak?" Cowok itu menyentak karena Renata sudah terlalu lama menatap dirinya, dia jadi heran Gadis cantik didepannya ini tulikah?
Mata Renata mengerjap untuk mengembalikan kesadarannya yang sempat menghilang akibat terlalu lama menatap ciptaan tuhan yang terlalu tampan ini,nyaris sempurna
"Gue denger lah lo kirain gue budek apa,cantik gini kok" Renta mengibaskan Rambut panjang dan terawat miliknya seakan memperlihatkan bahwa dialah Gadis yang paling cantik di dunia ini,seingatnya dia mengepang rambutnya dengan segala pernak pernik yang mencolok kenapa jadi tergerai entahlah dia tidak terlalu memusingkan hal itu
"Pede amat jadi orang lo,muka buluk kek gitu aja dibanggain sama rambut lo tuh bau banget udah nggak keramas berapa tahun lo?" Jelas apa yang ia katakan tidak sesuai dengan apa yang dilihatnya, Renata memanglah cantik ralat sangat cantik dimatanya, rambut Renata pun indah dan wangi vanilla nya bisa dia cium harumnya meski dari jarak yang cukup jauh, dia tidak mau mengakui apa yang dikatakan Renata benar adanya nanti dia malah semakin kepedean pikirnya
"Berani banget ya lo ngatain gue, lo siapa hah?! Tanya Renata dengan suara yang sedikit meninggi sekaligus heran dengan Cowok yang berdiri diambang pintu dengan kedua tangannya yang ia masukkan kedalam saku
"Ngomong dong kalok mau kenalan,lo pasti terpesona ngeliat kegantengan gue kan makaknya ngajak kenalan duluan terus pasti nanti ujungnya bakalan minta nomer hp gue kan? Abis itu lo mau ngedeketin gue dan berharap buat jadi pacar gue" Ucapnya dengan tingkat kepercayaan diri yang sudah sangat tinggi
"Ya kan?" Lanjutnya
"Dih jijik gue denger lo ngomong kayak gitu, tadi lo ngomong apa? lo? ganteng? masih gantengan Kang somay yang sering lewat di depan rumah gue kali" Jawab Renta di sertai dengan tawa mengejek di akhir kalimatnya
"Nggak mau ngakuin kalok gue ganteng ya?" Kakinya mulai melangkah mendekat ke arah Renata yang terduduk di brangkar uks
"Emang lo ganteng? sampe sampe gue harus ngakuin klok lo itu ganteng? ogah banget " Tolak Renta mentah mentah
"Oh jadi gitu ya?" Cowok itu sudah sampai di depan Renata jangan heran dia cepat sampai karena langkahnya yang besar
"Iyalah" Kepala Renata mendongak untuk melihat lawan bicaranya karena posisinya sekarang Renata masih duduk dan Cowok kepedean itu berdiri di depannya dengan kedua tangan yang masih setia berada di dalam sakunya
Cowok itu menunduk mendekatkan wajahnya pada wajah Renata, bukan untuk menciumnya hanya untuk membuktikan bahwa apa yang di katakan Renata memanglah benar adanya atau hanya alibinya saja
Dan sekarang wajah mereka hanya berjarak dua centi meter dan bisa di bayangkan betapa dekatnya jarak mereka, nyaris tidak berjarak jika di lihat dari kejauhan mungkin jika ada yang melihat akan mengira mereka berciuman, hanya dengan satu dorongan kecil saja akan membuat bibir mereka menempel
"Masih mau bilang gue nggak ganteng?" Aroma mint memenuhi indra penciuman Renata, mata Renata sekarang sudah memejam, kepalanya pun sudah terlalu kaku hanya untuk bergerak mundur, dalam hati ia merutuki dirinya sendiri kenapa dia tidak mengiyakan saja toh sudah jelas kalau dia memang ganteng
"Duh jadi kejebak gini kan gue, kenapa gue nggak bilang iya aja dari tadi emang kenyataan juga, moga moga muka dia nggak makin deket jadi takut kan gue" rutuknya sekaligus mohonnya dalam hati
Tanpa Renata sadari Cowok itu sudah keluar dari Uks disertai dengan kekehan dari dua menit yang lalu dan tentu saja wajahnya sudah tak ada lagi di depannya
Menyadari tidak ada suara lagi dan tidak ada aroma mint yang memenuhi indra penciumaannya, Renata mulai membuka mata untuk memastikan kalau dia memang sendirian
Betapa leganya dia saat tidak melihat Cowok yang sudah membuat jantungnya berdetak tidak normal, bukan jatuh cinta tapi perasaan takut, sudah seperti jailangkung saja datang tak diundang pulang tak diantar
"Huftttt lega gue" Tangan Renata mengelus dada lalu tangannya terulur untuk mengambil hp yang berada di sakunya
Renata menelpon Kakaknya yang dengan teganya membiarkannya sendirian di UKS tidak berniatkah dia menjaganya toh dia jatuh juga karena ulah Kakaknya yang menyuruhnya untuk menaiki tangga untuk masuk ke dalam sekolah dan berakhir di Uks
Renta tak menunggu lama untuk mendapatkan jawaban dari telponnya karena Kakaknya memang selalu membawa hpnya kemanapun dia pergi untuk bermain game online yang sangat digemarinya sejak seminggu yang lalu
"KAKAK KOK NIGGALIN ATA SENDIRI SIH?! KAKAK NGGAK BERNIAT BUAT JAGAIN ATA GITU? ATA KAN JATOHNYA GARA GARA KAKAK YANG NYURIH ATA MANJAT. TEGA BANGET SIH!" Suara Renata mungkin terdengar sampai luar, dia tidak perduli ada yang mendengar atau tidak yang terpenting sekarang adalah memarahi Kakaknya
"Yaelah kurang kenceng suara lo dek, maaf Kakak ninggalin Ata tadi tapi Ata di tungguin sama Dika kan? dia tadi yang udah nolongin Ata, yang gendong Ata ke Uks awalnya Kakak mau tungguin Ata sih tapi dia bilang biar dia aja yang jagain Ata, dan kebetulan Kakak hari ini ada ulangan dadakan jadi Kakak iyain aja, dia Ketua OSIS loh Ta, baik kan dia?"
"Baik dari mananya? kepedean yang ada, oh ya Kak tadi Kakak bilang dia Ketua Osis? Ata nggak salah denger kan ini? yang dandanannya urak urakan itu jadi Ketua Osis nggak pantes banget" Ejek Renata
"Nggak tau aja lo dek, yawdah Kakak udah mau sampe di Uks nih matiin aja ya teleponnya"
"Iya cepetan!" Perintah Renata
🐇
Maaf dikit gaes soalnya ini aja aku nulisnya aku sempet sempetin
Sok sibuk? Nggak lah emang lagi sibuk aku tuh udah kelas 9 nih makaknya kek gini sibuk tempur sama soal sih
Mana besok masih ulangan lagi, kemaren Gladi sekarang ulangan smua Mapel hadehhh pusing aku tuh
Duh malah curhat jadinya
Maap maap kebawa tadi
Oh ya,Makasih udah nyempetin baca cerita aku
Vote dan comment🙋