Happy reading!
Tiga pasang mata dengan setia menatap ke arah brankar di sebuah kamar, kedua insan yang berbeda gender tertidur berdua dengan kondisi berpelukan dan tak terganggu sedikit pun dengan suara bising yang begitu terdengar jelas.
Seorang wanita paruh baya sampai tersenyum sendiri melihat mereka berdua, mengingat masa lalunya dengan Sang Suami, persis sekali dengan yang terjadi kepada putrinya.
Sedangkan Sang Suami sudah mengalihkan pandangannya dan mendudukkan dirinya di sofa, lain lagi dengan pemuda yang berada disamping ibunya, dia sedari tadi terus saja berceloteh panjang lebar.
" Mama diem aja liat mereka tidur berdua?" Tanya Sang pemuda dengan gemasnya, biasanya para ibu akan marah ketika melihat putrinya tidur dengan pemuda tapi ini?.
Sungguh diluar nalar, tak bisa di jelaskan lagi.
" Iyalah, emang mau Mama apain? Mama juga seneng kok liat mereka, selama mereka nggak macem macem aja" Jelas Sang Mama dengan kekehan di akhir kalimatnya lalu berjalan ke arah sofa dan mendudukkan dirinya di samping Sang Suami.
" Marah kek Ma biar seru!" Sang pemuda merenggut kesal, bibirnya pun di pautkan. Persisi seperti anak kecil.
Matanya beralih kepada Sang Papa yang sedang memainkan Handphonenya dan detik itu juga ide cemerlang muncul di kepalanya.
" Pa, Ata masih kecil masa udah tidur sama cowok sih. Eza aja nggak pernah tidur sama Ata lagi sekarang eh giliran dia boleh" Jarinya menunjuk ke arah Renata dan Dika yang masih tertidur pulas.
" Itu beda cerita, mungkin dia cuma mau nenangin adik kamu aja lagi pula dia nggak ngapa ngapain Ata kan?" Sang Papa tersenyum kecil melihat kecemburuannya.
" Tau ah! Eza pulang!!" Reza berbalik menuju pintu, membukanya dan kemudian menutup pintu dengan membantingnya.
Kekanakan sekali namun Reza bisa berubah sesuai dengan keadaan, terkadang dia menjadi sangat bijak dan sangat kekanakan ya seperti sekarang.
" Eunghh, berisik banget sih" Dika terbangun, mengucek kedua matanya. Terdiam sebentar untuk mengembalikan kesadarannya.
Mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan melihat kedua pasangan menatapnya dengan tatapan yang berbeda, yang satu dengan tatapan kekaguman melihat parasnya sedangkan yang satunya dengan biasa saja.
" Eh Om, Tante. Maaf ya saya udah lancang" Dika turun dari brankar untuk mendekati keduanya kemudian bersalaman.
" Eh iya nggak apa apa nak, kamu pasti mau nenangin Ata kan?" Tanya Sang Mama dengan tersenyum lembut serta tatapan mata yang hangat.
" I- iya Tan" Dika menjawab dengan gugup karena bingung mau bereaksi seperti apa dan jadilah dia hanya mengiyakan.
" Jangan panggil Tante panggil Mama aja, eh nama kamu siapa?"
" Dika Tan eh Ma" Lidahnya terasa kelu menyebutkan kata Mama karena belum terbiasa saja.
" Owh nak Dika, kamu pasti capek ya jagain Ata dari kemarin. Reza memberitahu kami kalau kamu yang menjaga Renata dari kemarin, makasih ya nak. Kemarin kami berdua tidak bisa kesini karena ada urusan mendadak dan tidak bisa ditunda" Jelas Mama Renata panjang lebar.
" Iya Ma sama sama" Dika tersenyum lembut membalas keramahan Mama Renata.
" Kamu pasti capek, pulang dulu gih nanti sore baru kesini. Mama kamu pasti nyariin kamu, bajunya juga belum di ganti tuh" Seraya menunjuk ke arah baju Dika yang memang belum diganti dari kemarin.
" Iya Ma, pamit dulu ya" Dika kembali menyalami keduanya kemudian berjalan menuju pintu, membukanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah belakang.
Melihat Renata yang masih tertidur pulas seketika senyumnya terbit lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
Sepuluh menit kemudian Dika sampai di parkiran, membuka mobilnya kemudian menjalankannya dengan bersenandung kecil.
Tanpa Dika sadari ada sepasang mata yang sedari tadi mengintainya, senyumnya terbit kemudian berkata.
" Kamu harus menjadi milikku! Hanya aku yang boleh memiliki mu. Hanya aku!!" Ucapnya seraya tersenyum devil kemudian menaiki motornya dan mengikuti mobil Dika.
🐇
Tuh kan Nana balek ehe ><
Vote cmmnt dong 😙
Makasih udh nyempetin waktunya buat baca ❤️
- Salam hangat Nana :)