Alika tidak pernah menyangka akan bisa sedekat ini dengan Langit. Ia kira, dekat dengan lelaki tampan itu hanya hayalan. Nyatanya, sekarang itulah yang sedang terjadi dalam hidupnya.
Alika sangatlah dekat dengan Langit. Lelaki yang mempunyai paras tampan, kulit hampir coklat, rambut rapih dan tidak terlalu tinggi. Belum lagi, Langit memperlakukan Alika sebagaimana raja memperlakukan ratu.
Hampir semua sifat dan sikap Langit sangat disukai Alika. Langit sangat dewasa dan netral terhadap apapun. Walaupun usia mereka terpaut 9 tahun. Tapi, Alika tahu bahwa Langit adalah tipenya.
Kini Alika berusia 17 tahun, sedangkan Langit berusia 26 Tahun. Alika masih duduk di bangku kelas 11 SMA.
Jika dilihat-lihat, Alika dan Langit kurang lebih terlihat seperti kakak beradik yang akur—tidak terlalu akur sebetulnya. Orang disekitarnya tahu bahwa Langit dan Alika sangatlah dekat—seperti sepasang kekasih namun jauh dari itu.
Hampir setiap hari, Alika dan Langit bertukar kabar dan pesan. Membicarakan hal-hal tidak penting dan terkadang menelepon hingga jalan berdua.
. . .
"Al, jangan main hp terus! Ayo belajar, besok ulangan kan?" Tanya Langit. Yang ditanya hanya diam tidak merespon dan hanya asik memandangi layar ponselnya.
Langit kesal melihatnya, bisa-bisanya gadis ini bermain ponsel terus menerus dikala ulangan tengah semester akan datang. "Kamu mau belajar atau tidak? Sinikan Hpnya!" Langit menarik paksa ponsel di genggaman Alika. "galak sekali sih burung elang yang satu ini, huft!" Alika membalikan badannya seusai tengkurap, ia menatap tajam pada Langit seakan memberi peringatan.
"Kamu kalau dikasih tau harus nurut! Aku tidak pernah lihat kamu belajar kalau menjelang ulangan. Ubah kebiasaanmu, al. Aku bantu ajarkan pelajaran yang sulit. Ambil bukumu, sana" titah Langit.
Dengan langkah gontai, Alika menuju kamarnya dan mengambil beberapa buku mata pelajaran yang menurutnya susah. Gadis itu membawa buku Kimia, Fisika dan Matematika.
"Aku tidak ingin belajar. Aku ingin tidur, kamu saja yang baca bukunya." Alika menaruh buku yang ia bawa di lantai dan membaringkan tubuhnya sembari menutup matanya dengan tangan. "Aku lelah, ingin tidur sebentar ya lang. Jangan kembali ke rumah kalau aku belum bangun." Gadis itu masih sama saja, penyuruh.
Langit terduduk diam di meja dapur. Tadinya, ia berniat membuat segelas green tea hangat untuknya dan Alika. Namun, gadis itu malah seenaknua mengambil keputusan untuk tidur. Menyisakan ia yang terdiam duduk di kursi.
. . .
Alika rasa, ia baru tertidur selama 10 menit. Ternyata ia sudah tidur selama 6 jam terhitung dari jam 4 sore tadi. Artinya, sekarang pukul 10 malam dan Alika tega membiarkan Langit pulang begitu saja.
"Kok bisa-bisanya Langit ngga bangunin aku? Dasar laki-laki itu minta aku caci maki ya?!" Alika berkata pada dirinya sendiri, mencoba untuk mengumpulkan nyawa dengan rasa kesal. Bukankah seharusnya Langit yang kesal padanya?
Alika masuk ke kamar tidurnya, ia jadi tidak bisa tidur sekarang. Pada pukul segini, biasanya Langit baru pulang selepas mengajar di bimbel. Ya, Langit adalah guru Bimbel di salah satu Bimbingan Belajar ternama di Indonesia. Jadwal mengajarnya sangat sibuk, melebihi idol korea selatan.
Gadis itu segera mencari kontak Langit dan meneleponnya, terdengar suara nada sambung. "assalamualaikum, al? Ada apa?" Baru saja mendengar salamnya, Alika sudah senyum kegilaan. Senang mendengar suara lelaki itu.
"Walaikumsalam, langit. Kenapa kamu tadi tidak membangunkanku? Padahal aku mau ikut ke tempat bimbelmu. Menyebalkan sekali!" Alika mengerucutkan bibirnya yang tentu saja tidak akan terlihat oleh Langit.
Kemudian, gadis itu berjalan menuju jendela. Melihat kamar lelaki itu masih menyala. Rumah Langit tepat berada di depan rumah Alika.
"kamu kan sedang istirahat, masa aku membangunkan macan tidur? Bisa-bisa kulitku sudah tidak ada lagi besok," Alika semakin mengerucutkan bibirnya dan mematikan panggilan secara sepihak. Tidak, dia tidak kesal dengan perkataan Langit tadi. Tapi, jantungnya sedang tidak normal sekarang.
Aku rindu padanya, kenapa jantung ini tidak bisa berkompromi sih?! Aku kan masih ingin berbincang dengannya tanpa rasa gugup! Idiot sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang dikejar, Pergi. | COMPLETED
Romanzi rosa / ChickLit[ COMPLETED ] Author's note: Part 1-40 berisi 500-700 word. Tidak terlalu banyak, dikemas secara ringan agar tidak terlalu menambah beban. Semoga cerita ini bisa menemani hari kalian. Selamat membaca! Sinopsis: Alika Pangestu, si gadis periang. Sun...