🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
" Maaf. Aku minta maaf Akio, karena _"
" Berhenti. Jangan minta maaf, aku baik. " ucap Akio.
Sekarang kami sedang mengelilingi jalan setapak yang pernah aku lewati dengan Shun waktu itu. Aku sekarang sedang dibonceng oleh Akio menggunakan sepeda keranjang milik ibu Masao yang pernah aku pakai dengan Shun waktu itu.
Aku duduk menyamping dengan memegang pinggang Akio erat agar tak jatuh. Jaket levis Akio tertiup angin dan menyentuh pipiku yang merah karena musim yang indah ini.
Aku dengan senang memandangi pohon sakura yang hampir berguguran semua itu. Hamparan merah muda yang melewatiku dengan cepatnya agak menyentuh perasaanku saat ini. Dingin dan hangat bercampur jadi satu, membuat udara hari ini tak menentu. Aku pandangi semua pohon sakura itu.
" Sudah gugur sepenuhnya yah," gumamku saat melihat salah satu pohon sakura yang sudah gugur sepenuhnya. Akupun teringat kembali dengan pohon sakura depan rumahku lagi.
" Akio. Apa makna bunga sakura yah, aku tak pernah mendalami semuanya ?" tanyaku pada Akio.
Akio menyipitkan matanya, " Arti yah , " Akio melanjutkan ucapannya, " kau lihat pohon sakura itu kan. Yang sudah gugur sepenuhnya, kau pasti sadar bukan. Itu tanda, bahwa kehidupan hanya sementara dan tak berlangsung lama seperti bunga sakura yang sekarang jatuh dihamparan tanah. Bunga sakura lambang keberanian bagi para samurai bukan? Bahwa mereka tak boleh takut pada kematian . Merekapun harus menghadapinya dengan gagah berani dan tumbang seperti bunga sakura yang berguguran itu. Hal itu mempunyai banyak arti. Dan kita harus mengerti sendiri dengan berfikir, kalau hidup ini fana dan kita harus sadar dengan semua yang terjadi pada hidup kita . Dan bukannya malah terpojok dalam keputus asaan yang dalam. "
Mataku menyipit mendengar penjelasan Akio yang menggetarkan hatiku karena ucapannya yang pelan itu. Aku hanya merenungkan tentang hidupku saat ini . Apa aku tlah berdosa karena telah menghina bunga sakura sebagai pembawa sial? Aku masih ragu. Tak tahu harus berfikir apalagi sekarang.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
" Shun. Kau kenapa sendiri? " pertanyaan tiba - tiba dari belakang Shun yang sedang mengecat dinding rumah kayu itu dengan warna seperti warna kayu. Shun kaget dan baru sadar siapa yang menepuk pundaknya tadi.
" Kei. Kau datang sekarang? " tanya Shun terkejut dan langsung menghentikan pekerjaannya saat ini.
Kei yang memakai jaket tudung hijau langsung tertawa, " Apa Akio tadi sampai duluan ?"
Shun bingung, " Kau datang dengannya? Kei? " tanya Shun pada Kei yang terus tersenyum kecil.
Kei menarik nafas sesak,
" Dia sedang bersama Harumi yah? " duga Kei dan Shun sadar dengan ekspresi sesak Kei dan langsung tertawa geli.Shun membulatkan mata,
" Jadi kau suka pada Harumi yah Kei. Tidak aku sangka yah! "Kei kaget dan pipinya merah . Keipun salah tingkah hingga membuat Shun terus tertawa geli melihat Kei.
" Sudahlah. Lupakan Shun, kau gila yah tertawa terus !" marah Kei.
Shun menghentikan tawanya, " Ia maaf Kei. Ternyata, Akio itu memang sangat mirip dengan Masao. Tidak aku sangka yah !"
Kei tersenyum kecil, " Iya. Kau jadi ingat Masao yah? Aku sih begitu Shun. Tapi dia Akio , bukan Masao , " senyuman pedih Kei membuat Shun sesak juga melihatnya begitu. Ia langsung mendekati Kei dan menepuk pundaknya Kei dan meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexzander Love
Teen FictionHIATUS Setiap detik, setiap permenit bunga sakura jatuh. Jatuh ketanah, turun secara perlahan tertiup angin. Setiap helaian bunga sakura jatuh.......jatuh dan menempel di tanganku. Aku gemetar, melihat helaian bunga sakura ada di tanganku...