🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
" Aku pikir. Aku sudah lebih baik, tapi ,"aku menghapus air mataku, " tapi malah ditambah lagi dengan hal lainnya. Sudah! Hentikan saja, aku mohon takdir hentikan permainan ini ! Hentikan aku mohon, hentikan......lebih baik akhiri semua ini, aku tak mau terus dipermainkan begini. Sudah hentikan...... " aku duduk didekat pegangan jembatan itu. Menatap kayu tua yang mulai pudar warnanya.
Aku kembali sakit mengingat sepertinya takdir senang sekali mempermainkan aku yang sedang bahagia maupun sedih. Sekarang aku merasa takut lagi, merasa takut dengan kata kehilangan lagi. Aku takut, aku tak mau merasakan ditinggal lagi oleh orang yang aku sayang .
Dadaku sakit, jantungku rasanya mau lari dari tubuhku. Takdir memang kejam . Pertama ia beri aku kebahagiaan dengan keluarga yang bahagia dan harmonis untukku, tapi setelah itu ia ambil dengan kematian kedua orang tuaku. Semuanya direnggut, hartaku hancur yang paling berharga dan tak tergantikan akhirnya hilang semuanya.
Hilang tak tersisa selain ingatan kalau aku sudah tak memiliki harta itu lagi. Lalu takdir tambah lagi dengan tawa bahagia orang - orang didepan mataku juga telingaku tawa bahagia juga keluarga mereka yang saling tertawa. Sementara aku malah menangis tak karuan, aku sendirian dan tak ada satupun orang yang datang bisa membuat aku merasa senang.
Hari - hari hanya terus berlalu dengan penuh kebosanan dan memuakkan saja. Aku masih sama terjerat dalam kesedihan dan kebosanan, aku hanya jalani hari dengan apa adanya dan tidak merencanakan apapun untuk kedepannya. Begitu membosankan tapi aku ingin terus hidup, tapi entah untuk apa. Sampai masa SMA aku bertemu Masao.Dia terus mendekatiku, dan aku tak tahu alasannya. Aku terus mengacukannya, hingga pada suatu hari ia mampu menarik hatiku dengan cepat. Dimana aku mulai merasakan kembali apa itu senang, bahagia, kebersamaan, juga ikatan.
Aku mulai mencintai Masao, secara tak sadar. Benar - benar aku bahkan juga tak sadar tentang hal itu. Hanya sehari aku dapat menghabiskan waktu dengannya hingga larut , tapi itu malah jadi waktu yang langka.
Masao malah pergi meninggalkan aku , hingga dia kembali membawa kenangan yang indah maupun sakit jadi satu. Disaat aku mulai menyadari cinta itu, cinta itu malah berubah jadi rasa sakit. Aku mulai kehilangannya, Masao.
Aku kehilangannya, pada hari itu, waktu itu, detik itu
Semua yang ada pada Masao, buyar hanya bersisa bayangan dan khayal imajinasi ku tentang sosoknya sekarang. Semua tetap berjalan, hingga beberapa tahun aku bisa agak meluapkan kesedihanku.Dimalam itu, dihari yang gelap. Aku bertemu Akio, orang yang mirip Masao, dan bahkan aku berfikir Akio adalah Masao. Hingga aku pun dibuat sadar olehnya, kalau dia Akio. Bukan Masao, maka aku harus menerima hal itu mutlak karena kebenaran tak bisa disamakan dengan khayalan atau keinginan yang ada diotak kita.
Aku lama - kelamaan dapat menerimanya juga. Kalau Akio, adalah orang yang berbeda dengan Masao. Kini, aku dan Akio sudah mengisi kenangan bersama - sama. Karenanya, aku, Kei, Rei, Takeshi. Kami bisa bersama dan menjalin persahabatan dengan erat, aku bahagia. Aku memiliki sahabat sekarang dan aku tak kesepian, karena Akio datang dihidupku. Semua hal telah banyak yang terjadi.
Aku sangat bahagia, dan bisa sedikit melupakan kebencianku pada bunga sakura. Amarahku agak mereda, karena aku merasa senang sekarang aku tak kesepian aku punya banyak orang yang menyayangiku sekarang, aku sangat bahagia.
Tapi, kenapa ? Kenapa kalimat yang tak mau aku dengar sekarang aku dengar darimu Akio. Kenapa? Apa kamu mau meninggalkan aku seperti Masao dulu, apa kamu sudah bosan denganku? Apa aku tlah buat hidupmu hancur? Kenapa? Aku tak mau kehilangan lagi. Lebih baik aku saja yang menghilang dari dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexzander Love
أدب المراهقينHIATUS Setiap detik, setiap permenit bunga sakura jatuh. Jatuh ketanah, turun secara perlahan tertiup angin. Setiap helaian bunga sakura jatuh.......jatuh dan menempel di tanganku. Aku gemetar, melihat helaian bunga sakura ada di tanganku...