CHAPTER 28 [ KAMPUS 🌸🏢🏣💐💌 ]

23 5 20
                                    

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸




     Seperti yang aku katakan aku akan pergi ke kampus . Jadi pagi ini aku sudah siap dengan kemeja putih, jas merah juga rok di atas lutut warna hitam.

   Aku akan berangkat ke kampus dengan Akio mulai hari ini dan seterusnya .

  Sekarang aku sedang memasak di dapur.

     Sebenarnya sudah agak lama aku dan Akio tinggal di rumah lamaku itu, tapi rumah itu sudah direnovasi dengan menjadikan rumah itu dua tingkat dan jadi lebih besar .

    Sudah ada pagar besi hitam yang tinggi di depan rumah , taman belakang dan garasi mobil di depan halaman rumah.

    Rumahku sudah banyak dirubah, tetapi tidak dengan pohon sakura yang masih berdiri tegap tanpa bunga yang ada di depan rumahku itu  .

   Masih belum, belum musim bunga sakura lagi , jadi belum berbunga lagi.

   Aku akan menunggu pohon itu berbunga lagi dan sebenarnya aku berharap kalau aku akan melahirkan seorang anak dimusim saat bunga sakura mekar. Tapi hamil saja belum, jadi hanya Tuhan saja yang menentukan.

   Kini selesai memasak, aku menyiapkan semua makanan di meja dan minuman jus. Akio akhirnya turun dari tangga dan berjalan menuju meja makan untuk makan. Aku lihat Akio agak tegang.

" Kamu kenapa? Tidak senang aku ikut? "

Akio langsung duduk dan memegang kepalanya, " Tidak, bukan begitu. Aku takut kamu sedih saat melihat para gadis itu , "

" Tidak akan, " ucapku seraya menyiapkan makanan untuk diberikan pada Akio.

Akio tersenyum melihat penampilanku dari atas sampai bawah .
" Kau cantik, mau menjadi dosen juga? " gurau Akio dengan senyuman khasnya.

Aku hanya tersenyum kecil, " Aku juga tidak mau kalah cantik dengan para gadis itu, " lalu akupun duduk dan menyiapkan minum.

Akio hanya terkekeh, " Lalu kenapa rambutmu harus diikat begitu? Juga , kau membuat rambutmu jadi bergelombang? Itu cantik, " puji Akio.

Aku hanya tersenyum malu, " Emmm, aneh? "

" Tidak, tapi cantik . Coba berdiri , " pinta Akio dan akupun berdiri sesuai pintanya. Akio juga berdiri dan tersenyum manis padaku .

    Lalu tangan kanannya mengarah ke arahku dan aku dapat melihat dengan jelas Akio memegang pita rambutku lalu menariknya perlahan hingga rambutku jatuh , tergerai bebas dengan perlahan .

" Hmm. Itu sangat cantik, lebih baik dibiarkan saja seperti itu. Aku suka....." kata Akio dan langsung duduk manis di kursinya tanpa bicara lagi .

Aku masih terdiam bagai patung, kenapa Akio melepas ikatan rambutku? Dia bilang dia lebih suka aku dengan rambut terurai ? Tapi jika itu yang membuatnya senang , ya sudahlah . Lagipula aku tidak merasa risih sama sekali.

Akupun hanya duduk , lalu kami berdoa bersama dan langsung memakan makanan di meja.

    Walapun kalau diingat, sejak sebelum menikah dengan Akio . Kami jarang mengucapkan selamat makan atau berdoa bersama saat makan.

  Ya, kami lebih sering mengucap atau berdoa selamat makan dalam hati. Tapi setelah menikah, kami mulai sering berdoa juga mengucapkan selamat makan bersama.

Lalu Akio bicara memecah keheningan.

" Jika kita punya anak perempuan, apakah dia akan punya mata, senyuman, pipi , wajah juga rambut panjang yang sama sepertimu...yah...? " gumam Akio.

Alexzander Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang