BAB 21. DIAM.

124 11 0
                                    

Sultan menarikku ke dalam pelukanya..

        " mungkinkah amarahnya telah reda ?" batinku lega saat melihatnya sedikit tenang.tidak marah lagi.

Sultan merebahkan tubuhnya di atas rumput liar,tangan satu di pakai bantalan kepalanya,sedangkan yg satunya lagi untuk bantalan kepalaku,karena aku juga ikut merebahkan diri di sampingnya.

Sesekali terdengar dia menarik nafas berat.

Matanya sayu menatap cakrawala siang itu.mulutnya diam terkunci.
Aku pandangi wajah tampannya yg berubah kelam.
Ku beranikan diri untuk menyentuh wajah diamnya.

         " krucuk krukk!!

Bunyi perut laparku membuatku tersadar..dari tadi aku belum makan siang..

Sultan menoleh ke arahku..

       " kau lapar??" ucapnya.
       
        " uumm..aku belum makan siang..aku laparr" jawabku jujur.

         "Aisshh kau ini?!" ucapnya kesal.

Lalu bangkit dari tiduranya..
Dan dengan hanya menjentikkan tangan..di depanku tiba tiba saja sudah muncul apel merah tiga buah dan seikat anggur hijau..

Aku segera mengambil apel dan lalu memakanya..

Aku segera mengambil apel dan lalu memakanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          " senangnya punya kekasih super..aku tak akan takut mati kelaparan,walau sedang berada di padang pasir sekalian." ucapku senang,sambil memakan apel tersebut.

Sultan hanya mengusak rambutnya frustasi.saat melihatku tanpa malu malu memakan apel dan anggur dengan lahap.apalagi saat melihat tanda kepemilikan di leherku yg tadi di cetaknya.

apalagi saat melihat tanda kepemilikan di leherku yg tadi di cetaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


        " mendekatlah kesini!" perintahnya..

Aku pun mendekatinya..tangan sultan terulur ke leherku..sesuatu yg hangat mengalir ke leherku..entah apa itu..yg jelas aku tidak merasakan nyeri di leherku lagi, akibat ciuman sultan di leherku yg brutal tadi.

Lalu beralih ke bibirku..tangan kekarnya mengusap lembut bibirku yg penuh dengan apel yg belum sempat ku kunyah habis...ajaibb..bibirkupun kembali seperti semula,tidak perih lagi,akibat gigitan sultan tadi..
Aku tersenyum sambil terus mengunyah apelku.

PEWARIS CINCIN KUTUKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang