Bab 12. Rumah sakit.

144 14 0
                                    

       Akhirnya Aku hanya bisa diam saja dan menurut,saat tubuhku di bopong dan di bawa pergi ke arah jalan setapak..diam diam kupandangi wajahnya yg tampan,namun terlihat dingin dan cuek,seakan tidak ada exspresi sama sekali..

Sesampainya di sebuah jalanan,aku melihat empat ekor kuda dan tiga orang dewasa sudah menanti kami.
Salah satu dari mereka berlari kearah kami yg baru muncul dari lebatnya hutan pinus.pria itu,nampak
Mengamatiku sekilas,lalu beralih ke arah pria yg masih membopongku.

          " bagaimana kondisinya??.. Dia tidak apa apa kan?" ucapnya pada pria yg membopongku.
Namun yg di tanya cuma diam tanpa menjawab..membuat pria tadi menoleh kearahku,dan mencoba bertanya padaku langsung.

         " kau tidak apa apa nona??"apa kau bisa berjalan??

Aku mengangguk,dan berusaha  turun dari pria dingin ini.namun dia malah cuek dan berjalan ke arah kuda..membuat pria yg tadi bertanya berlari memegang tali  kuda..
      
         " tolong turunkan aku,aku takut naik kuda" bisikku.
Membuat pria dingin itu menolehku .

         " kuda ini satu satunya kendaraan yg bisa membawamu?'ucapnya datar.

Lalu mendudukanku di atas kuda.kudapun meringkik saat ada yg menduduki punggunya,dan alhasil membuatku ketakutan.serta merta mencengkram lengan pria itu..

       " tidak apa apa nona?!" kuda ini sangat jinak..jadi jangan takut" ucap pria yg membawa senapan angin ke padaku..

         " k- kalian si- siapa??" ucapku dengan hati hati.

Mendengar pertanyaanku, buru buru pria di depanku yg membawa senapan angin memperkenalkan diri.

      " Namaku Santoso nona." jawabnya,lalu menoleh ke arah teman temanya..
        "Dia Beny..lalu Edi..dan yg barusan membawa nona ke mari.namanya Raka..kami petugas konservasi hutan lindung disini..saya tau nona,,nona adalah nona Memey,cucu dari pak Dirman pemangku adat desa Ranu pane..

Aku mengganguk membenarkan perkataan pria yg bernama pak santoso.rupanya nama kakeku dan diriku sudah sangat terkenal di desa ini..mungkin karena kejadian yg baru baru ini ku alami..atau saat aku menemukan ke sepuluh orang yg hilang kemaren itu..aku disebut sebut sebagai dewi penolong.rasanya ingin tertawa,tapi memang itulah yg terjadi padaku..jadi tak heran jika namaku sudah di kenal oleh warga desa Ranu pane maupun desa sebelah,juga orang orang ini tentunya...lega rasanya mengetaui,bahwa mereka orang orang baik,jadi aku tidak perlu kawatir lagi.

      " ohya..paman nona juga sopir nona mang joko dalam keadaan baik baik saja,mereka sekarang sudah di antar teman teman kami yg lain" ucapnya menjelaskan padaku..aku tersenyum lega..

         " terima kasih pak santoso.." ucapku,sambil memijat kepalaku yg terasa berdenyut lagi.

         " kau tidak apa apa??!" tanya pria dingin yg ternyata bernama Raka kepadaku,rupanya dia kwatir setelah melihatku memijat kepalaku.aku menatapnya dan mencoba tersenyum ke arah Raka.

        " kepalaku sangat pusing" ucapku,masih memijat keningku.

       " aku akan mengantarmu pulang..bertahanlah" ucapnya lagi.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

        Di Runah Sakit..

Wanita paruh baya yg masih terlihat cantik itu tak henti hentinya menangis sejak siang tadi..tanganya terus menggenggam tanganku yg masih berbaring lemah di tempat tidur sebuah rumah sakit di kota lumajang.

Wanita cantik itu adalah mamaku,..yaah setelah mendengar kabar aku dan paman Hari kecelakaan,papa dan mamaku langsung ke desa Ranu pane..serta membawaku ke rumah sakit ini.

PEWARIS CINCIN KUTUKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang