Bab 3. Danau Ranu Pane.

265 23 2
                                    

       Perasaaanku mengatakan..ada sesuatu yg sedang mengawasiku saat ini,entah itu apa??, tapi aku merasakan,ada seseorang yg jauh di balik lebatnya hutan di sana itu,sedang mengawasi keberadaanku.mengamati gerak gerikku..

Entahlah,atau mungkin itu hanya perasaanku saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entahlah,atau mungkin itu hanya perasaanku saja.

*******

Sore itu .Kakek dan pamanku Heri sedang membersihkan gudang tua peninggalan kakek buyutku..kata Neneku..gudang itu sudah lebih sepuluh tahun belum pernah di bersihkan..
Dan hari ini entah kenapa,Kakek berniat membersihkanya..

         " ada yg bisa memey bantu kek!" ucapku setelah dekat dengan kakek dan pamanku,yg saat itu nampak sibuk mengeluarkan barang barang yg tlah usang,dan tak terpakai dari dalam gudang..
Kakek nampak tersenyum melihat kedatanganku.
         " banyak debu mey..gak usah..udah ada bik surti yg ngebantu" paman Hari yg menjawab.
paman Hari adalah adik kandung mamaku.yg bekerja sebagai perwira polisi.dan masih lajang..untuk itu beliau tinggal serumah dengan kakek dan nenekku.
          " istirahat saja, "ucapnya lagi..
Namun kakekku dengan senyum wibawanya mengijinkanku membantu membersihkan gudang.
          "kalau memey bosan di dalam rumah..dan gak capek..ndak papa bantu bik surti di dalam gudang." ucap kakekku dengan suara beratnya,
Aku tersenyum sambil melirik paman Hari yg sedang mengangkat sebuah kardus berukuran besar,entah apa isinya.
        " kalau capek berhentilah" ucap pamanku menimpali..
         " siap paman..!!" lalu aku berlari ke dalam gudang tua yg lumayan besar.
Di dalam gudang,nampak bik surti sedang terbatuk batuk..
        " banyak debu nonn..jangan masuk..!! " teriak perempuan itu,masih dengan terbatuk batuk..
          " uufffhhh.." kotorr!!" ucapku sambil menutup hidungku, karena banyak sekali debu yg berterbangan di dalam gudang.
Aku pun ikut terbatuk batuk..
         " Nonn memey!  keluar saja non.!." teriak bik surti..
Tak ku hiraukan teriakan bik surti..aku malah melangkah ke arah sebuah kotak antik,yg telah berhasil menyita perhatianku,sebuah kotak berukuran kecil mirip dengan sebuah kotak musik,yg terletak di sudut ruangan.
        " apa ini..apa ini sebuah kotak musik kuno," batinku..ku pandangi kotak berukuran kecil yg mirip dengan kotak musik itu dengan perasaan aneh..
         " non memey..keluar gih!..ini mau bibik sapu.!.," teriak bik surti mengagetkanku.

         "iya bik,! Jawabku lalu aku keluar dengan membawa sebuah kotak antik yg baru saja ku temukan tadi.
        " di bilangin banyak debunya..bandel sih.." gerutu paman hari,saat melihatku terbatuk batuk sambil keluar gudang.
Sambil batuk batuk kecil aku memberitaukan Kakek dan paman Hari kotak antik hasil penemuanku..
        " kek..ini boleh memey ambil??" ucapku pada kakekku yg masih sibuk membongkar bongkar kardus besar.
Kakek dan paman Hari hanya melirik sekilas ke arah kotak yg ku bawa..lalu..
        "Ambilahh.." ucap ke duanya hampir bersamaan .
        " terima kasih kek..terima kasih paman," ucapku lalu membawa masuk kotak antik yg belum ku ketaui apa isinya itu,ke dalam kamarku.

*****

Sore menjelang malam aku dan bik surti serta nenek ,kakek dan paman hari sedang melihat acara Tv.
Tak ada yg istimewa di acara Tv malam ini.selain cuaca yg akan terjadi selama tiga hari ke depan..juga sinetron sinetron yg entah kenapa aku malas menontonya..dan itu sangat membuatku bosan..
Seperti melihatku sedang bosan,bik surti mengajakku bercengkrama di balai ruang tamu.
Bik surti orangnya lucu,dan bisa mencairkan kebosenanku saat ini.
Mang joko sopir pribadi kakekku juga ikutan nimbrung dengan obrolan kami.
         " non memry betah gak tinggal disini,?? " tanya mang joko kepadaku.
         " krasan dong mang..nemey suka pemandangan disini..alami..tidak bising seperti saat berada di kota," jawabku.
       " oh ya bik?,besok memey akan jalan jalan ke arah bukit sana itu..hanya itu yg belom memey lihat," ucapku sambil menunjuk bukit berhutan lebat,serta yg selalu berkabut tebal dengan perasaan senang..
Ku lihat bik surti dan mang joko saling berpandangan.
Lalu..

PEWARIS CINCIN KUTUKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang