BAB 20. MARAH.

139 11 0
                                    

Pelajaran di kelaspun di mulai dengan tertib dan tenang.

Saat istirahat..

Saat jam istirahat sekolah,aku dan ke tiga sahabatku,Fani,Rara dan Titis sedang asik ngobrol dengan cemilan kentang goreng di atas meja..juga seporsi bakso beranak kesukaanku.

Tawa dan sendau gurau yg ceria teman teman sekolahku, memenuhi ruang kantin sekolah yg lumayan luas disiang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tawa dan sendau gurau yg ceria teman teman sekolahku, memenuhi ruang kantin sekolah yg lumayan luas disiang itu.

Saat sedang asik ngobrol,Ari  teman cowok yg tekenal ganteng namun sedikit brandalan datang menghampiri meja kami..
Lalu tanpa permisi mencomot semua cemilan kami..

Lalu tanpa permisi mencomot semua cemilan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

       " ariii !!...dasar kamprett!! Kebiasaan buruk dipiara!!..apa gak bisa beli sendiri!.. Senangnya mencomot punya orang!!" teriak fani dan rara dengan nada marah dan kesal.
Karena bukan sekali dua kali cowok itu selalu berbuat seperti itu.
Ari.. cowok ganteng itu hanya nyengir bego saat mendengar omelan teman temanku...sedangkan aku hanya bisa menggelengkan kepala jika cowok itu selalu mengusili kami...sudah kebiasaan..jadinya kebal.

        " meyy!! Apa kau keberatan snakmu aku ambil!? Dan ku makan?" teriaknya sambil memakan kripik kentang kami.
    
       " serah lu deh..lagian juga sudah kamu makan!?.. Pakek nanya lagi!" jawabku datar.

Mau marah juga percuma.otak brandalan seperti Ari memang susah sembuhnya.

     "TEEEEEEETTTTTT!!!!

Bel jam istirahat selesai pun berbunyi.

🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞

Sepulang sekolah,dengan langkah buru buru aku meninggalkan gedung sekolahanku.

Karena cuaca mendung dan sebentar lagi akan turun hujan lebat.

Aku mempercepat langkahku agar cepat sampai ke shelter, tempat untuk menunggu angkutan umum.

Hari ini seperti biasa,jika tidak di jemput papaku,aku harus rela menunggu angkutan umun yg searah dengan rumahku.

Semenjak peristiwa kecelakaan di desa Ranu pane yg menyebabkan mobil jeb tua kakekku terguling dan terbakar enam bulan lalu,papa dan mamaku tidak mengijinkanku membawa motor sendirian..alasanya demi keselamatanku.

PEWARIS CINCIN KUTUKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang