Pertunjukan

119 11 0
                                    

Hamas dan Angga sama terkejutnya dengan ungkapan Iqbal yang menyatakan ia kehilangan Ari. "Gimana ceritanya lo bisa kehilangan Ari kir" tanya Hamas. "Bukannya kalian bertiga yang menjaganya dirumah" tanya Hamas lagi pada Angga dan Iqbal.

"Tadinya kita bertiga, tapi Angga pergi nyusul lo dan Angel, jadi gua dan Chaty yang jaga Ari dirumah, lalu tiba tiba Ari mengamuk dan melepaskan ikatannya, kita bedua sudah berusaha menahan Ari dan mengikatnya kembali, tapi Ari terlalu kuat dan mendorong gua dan Chaty lalu dia kabur" jelas Iqbal.

"Jadi kamu ninggalin Iqbal dan Chaty Ga, kamu kan tahu kalau Chaty gak bisa bantu banyak Iqbal, trus kamu ngapain coba cari saya dan Angel, kalau lo gak cari saya dan Angel, semuanya gak kan seperti ini kan" kata Hamas kecewa pada Angga

"Lo nyalahin gua Mas, lo sendiri aja gak bisa jagain Angel, gimana gua gak khawatir, sekarang Angel kemana coba, lo seharusnya mikir Mas, ini juga gara gara lo Angel hilang" bentak Angga yang gak terima dengan ucapan Hamas padanya.

"Maksud saya gak seperti itu Ga"

"Alah... jangan karna Angel slalu belain lo, lo bisa seenaknya nyalahin gua"

"Angga, gua gak bermaksud--"

"Dengar ya Mas, kalau Angel sampai kenapa napa, gua gak kan pernah maafin lo" gertak Angga dan pergi menjauh darinya dan Iqbal.

"Wah wah wah... ada yang panas nih" ledek Irsyad yang duduk dipojokan

"Brisik lo" jawab Angga

Iqbal gak tahu harus membela yang mana, keduanya adalah temannya. Iqbal bingung dan hanya diam duduk bersebelahan dengan Hamas.

Krekk ...

Pintu terbuka, dua orang masuk kedalam. "Sebaiknya kalian ikut dengan kami, ingat ! Jangan coba coba berfikir buat kabur dari kami berdua, jika kalian mencoba untuk kabur, maka Rayi akan lebih marah lagi dan itu akan mempercepat tamatnya kalian semua, paham!" Gertak salah satu anak buah Rayi.

"Rayi siapa dia" guman Angga dalam hati.

Irsyad, Angga, Iqbal dan Hamas mengikuti anak buah Rayi. "Kemana kalian akan membawa kami" teriak Irsyad.

"Ikuti saja kami, jangan banyak bicara"

"Siapa itu Rayi" tanya Angga

"Diam, brisik" bentak anak buah Rayi.

Dua anak buah Rayi membawa keempatnya melewati lorong lorong rumah tinggi. Terlintas satu lorong dengan seperti tempat persugihan. Bau kemenyan dan melati sangat pekat diaerah itu. "Tempat apa itu, ehmmm.... bau sekali" guman Iqbal sambil mengipas ngipas hidungnya dengan salah satu telapak tangannya.

"Astaqfirullah alazim... bukankah itu seperti tempat persembahan" guman Hamas yang juga melihat sama seperti yang dilihat Iqbal ketika melintasi salah satu lorong.

Keempatnya masih mengikuti anak buah Rayi yang berjalan didepan mereka. Sampai tiba disebuah ruangan yang lebih besar dari ruangan yang aa didalam rumah tinggi itu. Anak buah Rayi berhenti dan membalikkan badannya.

"Duduk !" Bentak salah satu anak buahnya Rayi. Keempat sandranyapun menurut tanpa kata. Mereka duduk satu baris sejajar. Dari pintu lain dua penari sinden datang dengan membawa Chaty dan Sifa. Mereka juga diperintahkan duduk oleh para sinden. Dalam ruangan hanya ada dua pintu masuk dan keluar. Entah dari mana datangnya seperti angin tiba tiba Rayi muncul dihadapan semuanya yang ada didalam ruangan. Anak buah dan para sinden yang ada didalam ruangan memberi hormat menyatukan kedua telapak tangan mereka didepan dada dengan sedikit membungkukkan kepala. Rayi duduk dikursi besar yang ada didalam ruangan tepat dihadapan para sandranya.

TeAM 3 ed. 2 : Kampung Penari & CarolinETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang