Masih ditempat yang sama

80 12 6
                                    

Hening, mungkin hanya berlaku untuk dua pasang mata yang saling tertunduk memainkan sendok diatas tatanan beberapa jenis masakan. Tak ada sepatah kata terucap. Canggung ??? Mungkin bisa dikatakan, bersalah ? Itu sudah pasti.

"Uhuk uhuk"

"Ini" segelas air putih melesat tepat didepan Bion. "Kamu kenapa Bion, gwa perhatiin dari tadi makanan lo gak loe sentuh, loe puter puter seperti gasing, loe kenapa" tanya Chaty yang duduk tepat disamping Bion.

"Makasih" balasnya dengan mengambing uluran segelas air dari Chaty

"Hm.. ya dah pelan pelan minumnya, entar loe keselek lagi" jawabnya.

Hamas yang paham akan kondisi hening kedua rekannya hanya bisa melirik secara bergantian dua pasang mata tersebut.

flashback

"Hallo Mas, Mas tolong gwa, tolong gwa" ucapnya lirih dengan nada gemetar dan air mata yang sukses membasahi kedua pipinya. " gwa gwa gwa pem..bu..nuh" ucapnya gemetar dan terbata bata.

"Assalamualaikum... apa maksud kamu Ngel, coba berbicara yang tenang, isti'far" balas dari sebrang.

"Gwa gwa gwa"

"Ada apa, apa yang terjadi, pelan pelan, dan kamu ada dimana, aku akan kesana"

"Snif snif mas"cobanya berusaha menjelaskan.

"Ada apa dengan Snifer, apa dia kambuh lagi"

"Dia dia ..."

"Iya dia kenapa, Snifer kenapa Ngel"

"Dia jatuh Mas"

"Jatuh ? "

"Gwa membunuhnya... hik hik hik"

"Ngel, apa maksudnya dengan kamu membunuhnya, sekarang kamu ada dimana, aku akan segera kesana, kamu tenang dulu ya, isti'far ya"

Tak ada yang dapat dilakukannya. Angel hanya bisa meratapi dan memandang kebawah. 'Maafkan gwa snif' gumannya. Sekarang ia hanya bisa menunggu dan menunggu kehadiran seseorang. Derap langkah menghampirinya "apa yang sebenarnya terjadi Ngel, kenapa kamu bisa berada disini, dan apa yang kamu katakan tadi kalau kamu membunuh snifer, dan snifer ada dimana" Hamas hanya bisa melihat sekelilingnya tidak mendapati seseorang dengan nama Snifer.

Angel hanya menagis, terduduk beralas bumi, dengan kepala tertunduduk memeluk kedua kaki yang dilipatnya tepat didepan dada. Hamas berusaha mengelus lembut puncak kepala Angel. "Ngel, aku sudah ada disini, aku akan ada untuk mu, apa yang sebenarnya terjadi" Hamas mensejajarkan tingginya dengan Angel yang terduduk ditanah masih dengan kepala tertunduk sambil memeluk kedua kakinya. "Ngel" panggilnya dengan lembut. Perlahan tapi pasti Angel mengangkat kepalanya menatap kedua iris mata Hamas. "Mas apa yang harus gwa lakukan sekarang, Snif ....Snifer dia jatuh kebawah sana" tunjuknya kedasar jurang. Hamas terkejut dan berusaha setenang mungkin masih dengan mendengarkan kelanjutan cerita Angel. "Gwa gwa bodoh mas, gwa gwa tidak bisa meraih tangannya" ucapnya dengan air mata yang terus mengalir. Hamas masih setia mendengarkan cerita Angel hingga selesai. "Apa Bion sudah tahu"
Dan dijawab dengan gelengan pelan kepala Angel. "Apa kau sudah menghubungi polisi" sekali lagi hanya gelengan pelan kepala Angel yang didapat Hamas sebagai jawaban. Hamas sungguh mengerti kenapa ia belum menghubungi polisi. "Sebaiknya aku akan menghubungi polisi dan juga Bion. Angel, tenanglah, kita akan selesaikan masalah ini. Aku ada disampingmu, bukankah kita rekan" hamas kembali mengelus pucuk kepala Angel, seakan menyampaikan 'tenanglah, semua baik baik saja'. Hamas sungguh prihatin dengan apa yang menimpa rekannya. Tidak pernah ia melihat rekannya yang terbilang paling tegar diantara mereka dengan segala kemampuan yang ia miliki begitu juga dengan menekan emosinya sendiri. Angel yang tidak pernah menunjukkan kelemahannya pada rekan rekannya sekalipun dalam keadaan terpojok. Tapi kini hanya ada Angel yang rapuh dengan tubuh yang gemetar dan air mata yang tiada henti.

End flashback

"Beh, Rara pamit duluan ke kamar ya, Rara ingin istrahat". Rara melirik Angel yang masih diam. "Angel, apa loe dah selesai makan, gwa perhatiin dari tadi makanan loe gak loe sentuh sedikitpun, kan mubajir Ngel" bukan hanya Rara, semua juaga melirik keganjilan dari sikap Angel tak terkecuali Bion. "ANGEL" panggil Rara dengan nada sedikit tinggi dari sebelumnya.
"Ah iya, ada apa beh," jawabnya glagapan tak sengaja menjatuhkan sendok yang sedari tadi diputar putar diatas piring.

"Bukan babeh Ngel tapi gwa yang panggil loe, loe kenapa sih" tanya Rara bingung tak biasanya Angel bersikap salah tingkah seperti tadi apa bila sedang makan.

"Gwa ?" Tunjuk pada dirinya sendiri

"Iya elo, emang siapa lagi" jawab Rara kesel

"Ah.. gwa gak papa kok, loe tadi bilang apa, maaf gwa gak fokus" jawabnya sedikit senyum yang dibuat buat.

Semua mengakhiri makan malamnya. Ada yang langsung beristirahat kekamar dan ada tang masih santai dengan secangkir kopi menikmati indahnya kegelapan malam diteras rumah. Rara, Angel dan Chaty dikamar yang sama. Sedangkan jesi dan Tara satu kamar. Iqbal, Angga dan Aliando yang belum datang sekamar, sisanya Hamas, Bion dan Yoga.

"Yog, geser aku mau tidur" ucap Bion yang langsung membaringkan badannya dikasur. Ia sekilas melirik Hamas yang lagi solat. Ingin rasanya ia menanyakan kejadian lalu untuk mengetahui keadaan Angel, tapi ia urungkan dan hanya memejamkan mata menistirahatkan badannya dari rasa lelah yang mendera.

Lain halnya dikamar Tara. Jesi dengan rasa yang menggebu-gebu ingin tahu kenapa selama tiba di vila Bion yang merupakan salah satu teamnya hanya diam dan terlihat sedikit murung. "Hei Tara, apa kau sudah tidur" jesi membuka pertanyaan dengan dirinya yang sama sama sudah terbaring ditempat tidur bersebelahan dengan Tara. Tara hanya memunggungin Jesi. Ia tahu betul sifat satu temannya ini. Apabila sudah bertanya ia harus mendapatkan jawaban segera mungkin. " hmm..." balas Tara. Jesi secepat kilat bembalikkan badan menghadap Tara yang memunggunginnya. "Kau tahu kalau hari ini Bion aneh, semenjak kita tiba disini sepertinya dia murung, dan kau tidak lihat tadi sewaktu dimeja makan, ia sama sekali tidak memakan makanannya, bukankah itu aneh Tara"

"Aku tidak tahu"

"Hei... jawaban apa itu, bukan itu yang aku ingin dengar, tapi kenapa Bion jadi bersikap aneh setelah tiba disini"

"Kenapa kau tidak bertanya langsung pada orangnya, kau akan dapat jawabannya"

"Hmm...benar juga, tapi mana mungkin aku bertanya padanya yang ada aku pasti akan dimarahinya, kau tahu diakan pemarah"

"Sudahlah, sebaiknya kau tidur, aku lelah dan jangan bertanya lagi"

"Dasar kau ini, tidak pengertian sesama teman, gak asyik"

Tara hanya menarik napas pelan mendengar ocehan teman tidurnya. Sama halnya dengan Rara. Ia merasa ada yang aneh dari Angel, tapi Rara bukan tipe orang yang ingin tahu segalanya. Ia hanya melirik Angel yang tidur menghadap jendela dengan pandangan kosong. 'Loe kenapa sih Ngel' gumannya hanya sesaat lalu merebahkan tubuhnya dikasur.

Pagi menjelang, semua bergerak menuju meja makan untuk sarapan pagi. Tak ada yang tahu kalau Aliando sudah duduk babeh, Hamas dan seseorang pendatang baru. Tidak semua terpaku dengan sesosok yang lain disana.

"Selamat pagi" sapanya dengan senyuman manis pada semua orang yang baru tiba dimeja makan.

"LOE, ngapai loe disini" ucap semua team tiga yang baru gabung tidak dengan Angel.


Bersambung....

TeAM 3 ed. 2 : Kampung Penari & CarolinETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang