Sebelumnya semua menunggu jawaban dari dokter yang baru keluar dari ruang operasi.
"Bagaimana dengan kedua teman kami dok, mereka baik baik saja kan dok" tanya Hamas
"Begini, kedua teman anda sangat kritis, mereka banyak kehilangan darah, kami butuh darah jenis AB rh+, apa ada salah satu dari kalian ada yang memiliki golongan darah itu" tanya dokter pada semua yang ada didepan ruang operasi.
Sangat sulit untuk mendapatkan jenis golongan darah AB rh+. Semua anggota team 3 tidak memiliki darah yang diminta oleh dokter. Dokter kembali masuk kedalam ruangan. Didalam ruangan monitor milik Ari menunjukkan penurunan angka. Dokter dengan segera melakukan segala tindakan. Alat detak listrikpun digunakan untuk mengembalikan detak jantung Ari. Selagi para medis melakukan upaya penolongan terhadap Ari yang semakin kritis, team 3 yang berada diluar ruangan semakin gusar.
"Bagaimana ini, ya Allah slamatkan teman teman gua" pinta Chaty yang cemas sambil bermunajat meminta pada Ilahi atas keselamatan teman temannya.
Angga mondar mandir gak karuan didepan teman temannya yang duduk gelisah didepan ruang operasi. Betran duduk sedikit menjauh dari semua team 3. Ia berusaha menelpon relasinya untuk meminta bantuan donor darah jenis AB rh+.
Begitu dokter keluar dari ruangan untuk kedua kalinya, mereka dengan cepat kembali menghampiri sang doker. "Bagaimana dok, apa operasinya sudah selesai, apa kami bisa melihatnya sekarang" tanya Chaty cemas
"Begini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Allah berkehendak lain, salah satu teman anda tidak bisa tertolong" ujarnya
"Apa !!!, siapa yang--" tanya Hamas tak berujung
"Kalian bisa masuk dan melihatnya sekarang" jawab Dokter.
Semua masuk kedalam ruangan. Dengan ragu dan perasaan campur aduk Angga mencoba memberanikan diri membuka helaian kain yang menutup salah satu wajah temannya. Ia memalingkan wajah sambil menutup mata tak kuasa menatap siapa yang berada dibalik kain penutup.
Sedikit demi sedikit penutup terbuka. Angga masih belum membuka matanya. Hamas mengucap "innailahi wainna ilahi rojiun"
Chaty lansung memeluk sahabat kecilnya. "ARIII..." air mata tak terbendung lagi. Cjatu memeluk dan mendekap kencang tubuj Ari yang terbaring kaku diatas ranjang rumah sakit. "Kenapa lo tinggalin gua" ia menagis tersedu sedu.
Angga merasa tak percaya bahwa yang meninggal bukanlah Angel melainkan Ari. Ada sedikit rasa lega sekaligus kehilangan teman se teamnya. Ari adalah anak yang suka meledek semua teman di teamnya. Ia sangat dekat dengan semuanya. Kini Ari pergi untuk selamanya. Sahabat yang slalu ada untuk Chaty, kini hanya tinggal kenangan.
Hamas berusaha menguatkan Chaty, begitu juga Iqbal. Betran yang berada satu ruangan kembali menemui dokter. Ia menanyakan kondisi Angel. Angga mengikutinya dan melihat Betran sedang berdiskusi bersama Dokter dari kejauhan.
Angga mengurungkan niatnya mendekati keduanya. Ia kembali masuk kedalam bersama teman lainnya.3 hari kemudian...
Setelah kehilangan Ari dan selesai melaksanakan pengajian buat Ari. Team 3 kembali kerumah sakit dimana Angel masih dirawat instensip. Selama tiga hari pula Betran menjaga Angel.
Team 3 tiba dirumah sakit bersama Babeh Rafa. "Assalamualakum..." ucap mereka bersamaan ketika masuk kedalam ruang inap Angel yang dijaga oleh Betran.
"Walaikumsalam" jawab betran.
"Bagaimana keadaan Angel, apakah sudah ada kemajuan" tanya Babeh Rafa
"Masih sama Beh" ucap Betran
KAMU SEDANG MEMBACA
TeAM 3 ed. 2 : Kampung Penari & CarolinE
ПриключенияDisarankan ⚠ sebelum membaca Team 3 ed. 2 harus sudah membaca Team 3 edisi pertama yaitu Hutan Larangan dan Anggota Srigala. Selamat Membaca... Dukung Ceritanya dengan Meng Vote dan ramaikan kolom komen mengenai alur cerita Team 3. Dilarang keras ko...