jarak -11-

325 33 4
                                    

Bandung, 21 April 2019.

Aleta sedang mencoba membuka kamar hotel yang baru saja dia pesan ditemani Faiz yang berdiri dibelakangnya, menatap bingung Aleta yang tiba-tiba saja memesan kamar hotel.

"Kenapa kita memesan kamar hotel Al, Bukankah kita akan bertemu mbak Pipit?"

"Iya, tapi itu masih satu jam lagi. Kita bisa menunggu disini, dan ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan."

Siang ini Aleta dan Faiz berada di Sheraton Bandung Hotel & Towers untuk melihat lokasi resespsi pernikahan mereka. Aleta sudah membuat janji dengan Mbak Pipit, dia adalah WO yang akan mengurus pernikahan Aleta dan Faiz.

Tapi karena Mereka datang satu jam lebih awal jadi Aleta mengajak Faiz untuk menunggu di sebuah kamar yang sudah Aleta pesan dihotel tersebut.

Aleta masuk kekamar dan langsung menaruh tas nya disofa yang ada disana sebelum akhirya duduk dan langsung memeriksa ponselnya.

"kenapa kamu sampai menyewa kamar hotel, memangnya apa yang ingin kamu bicarakan Al?"

Aleta mendongak menatap Faiz dalam-dalam. mencari arti dari tatapan laki-laki dihadapannya ini. mencari tau apakah tatapan laki-laki itu masih sama seperti 7 tahun atau 3 tahun yang lalu. Tanpa sadar Aleta meremas ponsel yang ada ditangannya ketika bayangan kedatangan seorang wanita ke rumahnya kemarin terulang lagi.

"Kamu akan tahu setelah orang yang aku tunggu datang Mas."

Faiz belum menyadari ekpresi dan nada suara Aleta yang lebih dingin tidak seperti biasanya. Dia hanya merasa heran apa yang akan Aleta bicarakan sampai harus menyewa kamar hotel.

"Memang siapa yang kamu tunggu?"

Bersamaan dengan itu suara ketukan pintu kamar hotel terdengar. Aleta bangkit untuk membuka pintu. Terlihat wanita yang baru saja kemarin Aleta lihat dirumahnya kini berdiri dihadapannya.

"Masuklah!"

Aleta membiarkan wanita itu masuk, setelahnya Aleta menutup pintu dan mengikuti wanita itu dibelakangnya. Aleta melihat Faiz sudah bangkit dari duduknya dan menatap tamu yang Aleta maksud dengan ekspresi wajah yang sudah pucat pasi.

"Gea?"

"Kamu mengenal wanita ini Mas?"

"Hah.. oh i..iya dia..."

"Apa benar dia Faiz yang kamu cari?"

Wanita itu mengangguk dan menatap sendu pada Faiz.

"Duduklah dulu!"

Aleta pun duduk di sofa seberang tempat Faiz yang masih saja berdiri dengan kaku menatap wanita bernama Gea itu. Sedangkan Gea duduk di single sofa diantara sofa yang ditempati Aleta dan juga Faiz.

"Duduk Mas!"

"Tapi Al.. apa maksudnya ini?"

"Duduk Mas! Biar kita perjelas semuanya disini."

Akhirnya dengan ragu-ragu, Faiz pun duduk kembali disofa yang ditempatinya. Lalu Aleta kembali menoleh kearah Gea.

"Sekarang kamu sudah bertemu dengan Mas Faiz, maka katakanlah apa yang ingin kamu katakan padanya."

Gea menata Faiz dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Ada rasa lega juga gelisah diwajah wanita itu.

"Mas.. kenapa kamu pergi tanpa memberi kabar padaku. Bukankah kamu berjanji akan memastikan keadaanku lebih dulu sebelum kembali ke Bandung?"

"Apa yang kamu katakan Gea. Aku tidak mengerti maksudmu. Al, aku bisa menjelaskan ini. Kamu jangan salah paham, aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa."

Bertahan Dalam JarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang