Bandung, 15 februari 2019
Aleta masuk kedalam kantornya dan langsung disambut Dina, teman kantornya yang pagi ini terlihat bersemangat sekali dan membuat Aleta bertanya-tanya, ada apa dengan temannya itu.
Dan bicara soal kantor, Aleta sudah tidak lagi bekerja di sebuah bank. Saat ini Aleta bekerja di sebuah perusahaan Industri di Bandung.
"Hai Al."
Dina menyapa Aleta dengan senyum lebar dan membuat Aleta semakin merasa aneh.
"Ada apa Din, tumben kamu pagi-pagi sesemangat ini. Biasanya kamu akan mengeluh masih mengantuk karena semalam bergadang menonton drama korea kesukaanmu."
"Kemarin malam aku sengaja nggak bergadang untuk hari ini Al."
"Memangnya hari ini ada apa? sepertinya hari ini bukan ulang tahun kamu."
"Hari ini kita akan kedatangan Manager Pemasaran yanag baru loh Al, apa kamu nggak tahu?"
Aleta dengan polosnya menggeleng dan membuat Dina berdecak gemas.
"Makannya kalau ada orang ngerumpi tuh sekali-kali ikutan Al, biar kamu nggak ketinggalan gosip."
"Ngapain juga ikut ngrumpi Din, kerjaanku aja banyak kok."
"Ah pokoknya kita bakal kedatangan Manager baru yang menggantikan Pak Setyo yang sudah di pindah tugaskan ke Semarang. Aku denger-denger orangnya ganteng dan masih muda loh Al."
"Ya terus kenapa kalau ganteng?"
"Ya ampun Al, kan bisa buat cuci mata Al. Biar dikantor nggak bosen liat bapak-bapak tua melulu."
Aleta tertawa kecil mendengar perkataan Dina. Memang benar di dalam divisi tempat Aleta bekerja hanya ada beberapa laki-laki yang sudah cukup berumur yang bekerja lebih dulu diperusahaan ini.
"Kamu ini, orang kerja malah mikirin manager yang ganteng. Yang ada bukannya kerja malah modus-modus buat deketin Manager baru lagi."
"Loh ya nggak apa-apa toh Al. Selama itu Manager jomblo kan boleh-boleh aja. Aku kan jomblo jadi usaha dikit bolehlah. Kalau kamu mah enak udah ada tunangan. Tinggal nunggu dinikahin aja."
Diam-diam Aleta tersenyum tipis mendengar semua perkataan Dina. Statusnya memang sudah memiliki tunangan. Tapi kenyataannya dia sendiri bahkan tidak tahu bagaimana kabar tunangannya itu dan tidak tahu nasib hubungan mereka.
"Yaudah ayo kerja. Jangan mikirin Manager baru terus."
"Tapi kita beneran harus liat loh Al, katanya nanti jam makan siang dia mau mengadakan perkenalan."
"Iya iya nanti kita kenalan. Udah sana kamu balik ke meja kamu."
Akhirnya Dina dan Aleta mulai sibuk bekerja dengan tenang. Sampai waktu jam makan siang pun tiba dan tidak lama kemudian Kepala Divisi Pemasaran, Pak Ryan masuk kedalam ruangan tempat Dina dan Aleta bekerja.
"Selamat siang, maaf mengganggu waktu istirahat kalian sebentar tapi saya datang kemari untuk memperkenalkan Manager Pemasaran kita yang baru. Yang ditugaskan menggantikan Pak Setyo. Silahkan masuk Pak."
Lalu Aleta melihat seorang laki-laki masih cukup muda masuk keruangan kantor mereka. laki-laki itu memakai kemeja biru langit dengan celana kerja berwarna hitam. Saat laki-laki itu berbalik dan menatap kearah Aleta dan teman-temannya barulah Aleta dapat melihat wajah laki-laki itu.
Dina benar laki-laki itu masih cukup muda dan juga tampan untuk ukuran seorang Manager Pemasaran. Ya, setidaknya jika dibandingkan dengan Pak Setyo dulu yang sudah berumur sekitar 45 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan Dalam Jarak
Teen FictionPada kenyataannya Jarak bukanlah suatu penghalang, bukan juga alasan dari rapuhnya sebuah hubungan. Jarak hanyalah jeda yang kadang menjadi faktor sebuah kebimbangan. Karena hati yang tak yakin untuk terus bertahan dalam segala bentuk kekhawatiran. ...