Untitled Part 11

1 0 0
                                    


Edgar sibuk menyatat berbagai keterangan yang diberikan seorang gadis yang duduk di hadapannya, kemudian memberi pertanyaan, "Jadi kamu membutuhkan kami sebagai bodyguard?"

Gadis itu mengangguk lemah. Saputangan yang dipegang erat di tangan kanannya kini telah basah oleh air mata yang tidak berhenti mengalir.

Lev yang duduk di sebelah Edgar hanya diam sambil memakan permen yang seharusnya ditujukan untuk tamu.

"Aku mengerti seluruh masalah yang kamu alami." Edgar berkata dengan lembut. "Tarik napasmu dan tersenyumlah. Kamu tidak perlu khawatir karena kami pasti akan memberi bantuan."

Ucapan dari Edgar membuat sang gadis merasa lebih baik. Ia menyeka mata serta pipinya yang basah, kemudian tersenyum kecil. Wajahnya yang terlihat pucat kini tampak lebih cerah, dan perubahan itu membuat Lev spontan berkata,

"Cih, wanita ja--"

Beruntung, Edgar berhasil menghentikan kata tak sopan itu dengan cara memasukkan lebih banyak permen dan manisan ke dalam mulut Lev.

Setelah memberikan informasi yang dibutuhkan, wanita tersebut pun meninggalkan ruangan, dan inilah saat yang tepat bagi Lev untuk memberi tendangan yang dipenuhi kasih sayang ke perut Edgar.

"Uk--"

Edgar bahkan tak bisa bereaksi apapun selain terkapar lemas sambil memegang perutnya.

Dan sial bagi Lev, karena kejadian tersebut berhasil disaksikan oleh Leader yang baru saja kembali dari pertemuan singkatnya.

"Edgar melanggar aturan agensi!" Lev, meski sedikit panik, berhasil memberikan alasan kepada Leader atas insiden yang baru saja terjadi. "Aku bisa menjelaskan semuanya. Apapun yang ingin Leader ketahui, aku akan memberitahukannya. Aku tidak akan pernah berbohong padamu."

Perkataan itu tak menjelaskan apapun yang ingin Leader ketahui. Lev hanya mengucapkan berbagai janji suci yang tak perlu ia sampaikan, dan Leader terpaksa mengeluarkan hela napas yang cukup panjang.

Kedua mata Lev tampak basah dan ia pasti akan menangis apabila Leader memikirkan hal negatif tentang dirinya.

Tapi air mata itu tidak perlu mengalir karena Leader berhasil memperlihatkan senyuman lembut. Ia memberi tepukan pelan pada kepala Lev, kemudian membantu sang korban untuk beristirahat di tempat yang lebih tepat, bukan di lantai dingin dan kotor. Kini Edgar duduk di sofa empuk, meski ia masih harus menarik dan mengeluarkan napas beberapa kali untuk menghilangkan rasa sakit.

"Wanita yang tadi," ucap Leader, "apa dia klien?"

Lev, mewakili Edgar yang masih berusaha mengumpulkan tenaga, menjawab dengan anggukan.

"Apa permintaannya?"

"Perlindungan," ucap Lev. "Dia menginginkan kita sebagai bodyguard hanya karena masalah kecil."

Edgar yang berhasil memulihkan tubuhnya kemudian berkata, "Tidak ada masalah kecil dan besar. Mungkin menurutmu masalah yang dia alami hanyalah masalah kecil, tapi tidak baginya. Dia merasa sangat putus asa dan membutuhkan bantuan kita."

Ucapan itu tentu membuat Lev tidak tertarik, berbanding terbalik dengan Leader yang merasa bangga.

"Tepat!" ucap Leader. "Kecil atau besar, sepele atau penting, semua itu tidak ada hubungannya. Kita akan memberi bantuan kepada siapapun yang membutuhkan."

"Lalu apa kegunaan tulisan di depan sana?" Sedikit emosi, Lev mengingatkan kembali Leader dan Edgar terkait "slogan" mereka. "Apapun masalah yang dia alami, aku tidak peduli. Sel-sel otakku tidak bersedia bekerja di bawah wanita itu. Kami hanya bersedia melayanimu, Leader."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang