Untitled Part 3

17 4 2
                                    

Langkah sang pria kaku semakin lemas saat mereka tiba di tujuan, sementara sang partner terlihat lebih semangat dan ceria. Bibir tipis sang partner membentuk senyuman lebar dan pipinya tampak merona. Ia merasa sangat bahagia karena si pria kaku menuruti permintaannya.

"Aku tidak akan lama," ucap sang partner, berputar-putar dengan senang dan berlari kecil sambil melihat berbagai macam buku yang berbaris dengan rapi di raknya.

Si pria kaku hanya diam. Kemudian ia berjalan menuju bangku terdekat untuk mengistirahatkan kedua kaki dan tangannya yang terasa lebih sakit karena membawa barang belanjaan. Sebuah poster yang tertempel di salah satu rak sempat menarik perhatian si pria kaku. Poster itu bertulis:

"Meet & Greet bersama Elyod, seorang penulis yang dijuluki Agatha Christie jaman now!"

Si pria kaku tampak menyunggingkan sebuah senyuman. Tertawa hambar saat membaca tulisan yang memakai tata bahasa aneh. Remaja sekarang sangat suka menggunakan bahasa yang sulit dimengerti dan terkadang berlebihan, juga memiliki arti yang tidak masuk akal. Begitu pikirnya.

Namun ketika ia melihat poster tersebut, seketika saja si pria kaku teringat dengan partner-nya. Ia mengeluarkan ponsel, memotret poster tersebut, lalu mengirimkan foto poster itu kepada sang partner yang pasti sedang berkeliling dengan semangat. Si pria kaku juga menuliskan pesan singkat yang berisi pengingat kepada sang partner bahwa penulis yang ingin ia temui akan datang dalam waktu dua puluh menit lagi.

Hampir satu menit semenjak pesan terkirim, sang partner membalas pesan tersebut.

"Salah!"

Begitu isi pesan dari sang partner. Tak ada penjelasan apapun sehingga si pria kaku tampak bingung dan akhirnya bertanya,

"Apa yang salah?"

"Tulisan di poster itu salah."

"Apanya? Dari penglihatanku, sepertinya tidak ada yang salah."

"Ya, aku tahu."

"Apa yang kau tahu?"

Tiga menit telah berlalu semenjak pesan terakhir dikirimkan, namun tidak ada respon apapun dari sang partner. Mungkin si nona kecil itu terlalu senang dengan dunianya sendiri dan melupakan si pelayan yang mulai kelaparan menunggu serta menjaga semua barang belanjaan. Si pria kaku menghela napas berat. Ia kemudian merenggangkan badannya, menggaruk kepala, lalu melihat ke sekeliling.

Toko buku ini dipenuhi oleh remaja wanita. Kebanyakan dari mereka membawa buku yang sama dan si pria kaku otomatis berpikir bahwa para remaja ini adalah penggemar sang penulis ternama yang akan datang kurang dari lima belas menit lagi. Buku itu berjudul Jurang Kengerian dengan cover yang tidak terlalu menarik. Warna cover tersebut terlihat seperti kertas dari buku yang sudah lama disimpan. Ia juga melihat tumpukan buku dengan tulisan "Best Seller" tepat di bagian atas tumpukan tersebut, dan buku karangan Elyod ada di sana. Daripada disebut best seller, buku karya Elyod lebih pantas disebut sebagai buku lama yang telah usang dan siap dijual di toko barang bekas.

Kini si pria kaku berpikir, kira-kira apa yang disukai oleh sang partner dari penulis bernama Elyod ini. Di saat itu pula sang partner membalas pesan yang ia kira telah diabaikan.

"Sel-sel otakmu pasti tidak pernah bekerja keras sebelumnya."

Dan ketika si pria kaku masih sibuk dengan ponselnya, membaca ulang pesan dan melihat ulang foto poster yang dikirimkan, sebuah tepukan yang mendarat di kepala si pria kaku membuat ia refleks melihat ke arah pemilik tangan tersebut. Tanpa disadari pula, si pria kaku memasang tatapan kesal dan sedikit tajam saat ia melihat sosok sang partner yang terlihat kecewa.

"Sudah menemukan kesalahan di poster itu?"

"Kalau aku sudah menemukannya," ucap si pria kaku sambil memindahkan semua barang belanjaan ke lantai agar sang partner dapat duduk di bangku yang tersedia, "aku pasti akan tersenyum dan tertawa sombong seperti yang biasa kau lakukan."

"Siapa yang tertawa sombong?" Sang partner menjawab, lalu duduk di sebelah si pria kaku. "Mereka, maksudku sel-sel otakku, hanya bangga dengan kemampuan yang mereka miliki. Sesekali mereka tertawa senang dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Bagian mananya yang sombong?"

"Tidak ada yang sombong." Si pria kaku tidak berkata banyak. Berdebat dengan sang partner hanya akan menghabiskan tenaga dan waktu, sehingga si pria kaku lebih memilih untuk menyetujui setiap pendapat dari sang partner. "Maaf, aku yang salah."

"Kau meminta maaf padaku atau ke ..."

"Sel-sel otakmu. Ya, aku juga meminta maaf ke mereka."

"Setulus hati?"

"Ya."

"Dari lubuk hati terdalam?"

"Setulus hati, juga dari lubuk hati terdalam, aku meminta maaf kepada sel-sel otakmu yang sangat bijaksana dan baik hati. Aku hanya sebatas sampah tak berguna yang tidak bisa berpikir dan berkata semaunya."

Kedua mata sang partner, tanpa disangka oleh si pria kaku, seketika melebar dan mulutnya terkunci. Wajah sang partner seolah berkata bahwa ia tak menyangka akan mendengarkan pengakuan itu dengan sangat mudah, sehingga ia merasa sangat senang dan bibirnya segera membentuk senyuman lebar, sinis, dan ada makna sedikit meremehkan.

"Lalu," ucap sang partner yang kemudian menunjuk poster terdekat, "Di mana letak kesalahan pada poster itu?"

Si pria kaku dengan tidak semangat menjawab, "Entahlah. Sudah aku katakan kalau aku tidak tahu. Harus berapa kali aku mengatakannya?"

"Ayolah, gunakan sel-sel otakmu dan berpikir lebih keras lagi. Anggap saja ini adalah game sederhana untuk membuang waktu luang."

"Oke, oke." Si pria kaku menggaruk kepalanya dengan kasar, membuat rambutnya yang berantakan semakin tidak beraturan. "Berikan aku petunjuk."

"Sudah ada petunjuk di toko buku ini. Aku tidak perlu menjelaskannya lagi."

"Berikan satu petunjuk lagi."

"Berapa banyak petunjuk yang sel-sel otakmu butuhkan?"

"Lebih banyak dari yang sel-sel otakmu butuh, nona."

Sang partner menghela napas singkat, lalu berkata, "Salah satu kalimat yang terkenal dari salah satu tokoh di novel Elyod adalah 'Kau hanya melihat, tapi tidak mengamati'. Tidak ada yang spesial dari kalimat itu, tapi sepertinya cukup banyak penggemar Elyod yang memberikan tanggapan positif dan memberinya julukan Agatha Christie masa kini. Apa itu cukup?"

Si pria kaku masih tampak tak mengerti.

"Hubungkan semua petunjuk yang ada dengan poster itu. Kau bisa mengetahui kalau Elyod bukanlah Agatha Christie masa kini, dan aku yakin, Elyod tidak senang dengan julukannya itu."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang