LL'4 : Curhat

989 183 13
                                    

Pagi ini rumah Angga sangat ricuh dan berantakan, bukan karna banyak orang namun karna papah Angga yang sedang melampiasakan emosinya terhadap anak satu-satunya itu. Angga memang hanya tinggal berdua dengan sang papah dirumah yang cukup luas.

“DASAR ANAK TAK TAHU DIUNTUNG!” maki Irfan_Papah Angga,

“MASIH MENDING KAMU BISA SEKOLAH DAN HIDUP ENAK!” lanjutnya.

Irfan memang sangat membenci anaknya itu, dia menyalahkan Angga karna saat melahirkan Angga, istri yang sangat ia cintai meninggal, dan karna itulah Angga pun tak pernah dianggap ada di keluarga besarnya.

Ayahnya pun tak pernah menganggapnya ada, selama ini ia hanya menjadi pelampiasan emosi sang papah.

“Hidup enak kata papah? Mungkin hidup Angga memang bergelimpangan harta, tapi Angga gak butuh itu semua pah. Yang Angga butuhin itu papah. Hanya Papah,” Angga menekankan kata Hanya Papah, selama ini Angga hanya memendam peransaannya, namun sekarang ia bosan dengan sikap papahnya yang tak penah menganggapnya sebagai anak.

“KAMU BUTUH SAYA? BAHKAN SAYA TAK PEDULI DENGAN HIDUP KAMU.”

“Pah Angga itu anak papah,” lirih Angga.
Namun Irfan mengacuhkan Angga, dan pergi meninggalkan Angga. Irfan menutup pintu dengan keras. Angga menatap arah pintu dengan tatapan sendu.

“Kapan papah anggep Angga ada?”
Angga merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Ia hanya ingin mengabari Lovely kalau hari ini dia tak berniat untuk berangkat sekolah.

Lovely Cupu

Pagi My Lovely.
Hari ini gue gak berangkat sekolah, lo bisa berangkat sendiri kan? Awas jangan kangen.

Lagian siapa yang minta lo jemput?


Lo. Buktinya kalo gue jemput lo pasti mau.


Itu karna dipaksa bunda -_-


Masa?
Read

<3

Lovely turun dari kamarnya, ia berniat berangkat dengan sang ayah hari ini, namun saat didepan meja makan ia tak melihat keberadaan sang ayah.

“Ayah mana bun?” tanya Lovely.

“Ayah harus keluar kota tadi pagi,” jawab Felicya.

“Yah terus Loly berangkat sama siapa dong?”

“Kan biasanya ada Angga.”

“Hari ini dia gak berangkat.”

“Kenapa?”

“Tahu. Loly berangkat ya bun,” ucap Lovely meminum susu yang sudah dibuat sang bunda. Kemudian dia pergi keluar dengan membawa roti yang suda ia olesi selai coklat.
Sudah sepuluh menit Lovely menunggu angkot, namun angkot yang biasanya ia tumpaki sepertinya sudah lewat sebelum ia keluar. Ia melihat sebuah mobil berhenti didepannya, kaca mobil itu terbuka dan menampakan sang pemilik.

“Hai,” sapa seseorang yang ada didalam mobil.

“Bukannya lo gak berangkat? Kenapa lo kesini?” tanya Lovely kepada Angga.

Love Lovely [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang