LL'31 : Berduka

838 57 0
                                    

Pertunangan Lovely dan Angkasa akan di mulai dua jam lagi. Lovely sudah tampak cantik dengan gaun berwarna putih dengan make up yang natural.

"Aduh, cantik banget sih sahabat aku," ucap Vania.

"Van, gue gerogi."

"Lo tenang aja Ly, gue yakin pertunangan lo bakal berjalan dengan lancar."

"Iya Ly, kamu tenang aja ya. Bang Leon ada di samping kamu," ucap Leon, dan dibalas anggukan oleh Lovely.

"Terus kalian kapan nih mau nyusul?"

"Secepatnya."

Ucapan Leon tadi berhasil membuat Vania memerah. Handphone Lovely berbunyi, disana tertera nama Tiara_ibu Angkasa.

"Hallo, iya tante?"

"Loly, Angkasa kritis."

"Apa, sekarang tante dimana?"

"Di rumah sakit tempat kamu kerja."

"Oke tante, Lovely kesana sekarang ya."

Lovely mematikan telfonnya. Leon, Vania dan juga Lovely menuju ke rumah sakit.

Saat di rumah sakit Lovely melihat calon tunangannya itu terbaring dengan banyak peralatan medis yang menancap di tubuhnya.

"Pasien harus segera di operasi."

"Lakukan apa saja yang terbaik buat anak saya dok," ucap Tiara.

"Lovely, kamu bisa bantu saya untuk operasi kali ini? Angga sebentar lagi akan datang."

"Bi...bisa dok."

Tak lama Angga datang. Ketiga dokter itu memasuki ruang operasi. Operasi telah dimulai, namun kondisi Angkasa semakin melemah.

"Sa bertahan ya," ucap Lovely.

Layar monitor menunjukan garis lurus, dengan segera dokter senior itu mengambil Defibrilator untuk memulihan detak jantung Angkasa. Namun takdir berkata lain, Angkasa telah menghembuskan nafas terakhir.

Rumah Angkasanya kini tampak penuh dengan orang berduka. Harusnya hari ini adalah hari bahagia untuk Angkasa dan juga Lovely, tapi inilah takdir tak ada yang bisa menduga.

Hari pertunangan telah berganti menjadi kematian, kebahagiaan telah berganti kesedihan, senyuman berganti menjadi air mata.

"Sabar ya Ly," ucap Vania memeluk sahabatnya itu.

Angkasa telah selesai di makamkan. Hampir semua orang telah pulang dari pemakaman. Pemakaman hanya tersisa Tiara, Lovely, Angga, Leon dan juga Vania.

"Ly, tante, kita pulang yuk, ikhlasin Angkasa," ucap Leon.

"Saya nggak mau pulang, kalau saya pulang siapa yang nemenin Angkasa disini?"

"Bang, biarin Loly disini dulu ya. Bentar aja," izin Lovely.

"Tante, Loly, aku tahu kok kalian sedih, tapi kalau kalian kaya gini Angkasa juga pasti ikut sedih. Kalian mau?" ucap Vania.

"Suami saya sudah meninggal dan sekarang anak saya satu-satunya juga meninggal."

Hari sudah berganti malam. Lovely sudah berada di dalam rumah, Vania sengaja menginap di rumah Lovely malam ini, untuk mendengarkan sahabatnya itu menuangkan kesedihan.

"Sabar ya Ly, Angkasa juga pasti sedih karna harus pisah sama lo dan tante tiara, tapi dia juga senang akhirnya rasa sakit dia hilang."

Lovely memeluk Vania, Vania membalas pelukan Lovely mencoba untuk memberika semangat untuk sahabat dari SMPnya itu.

Love Lovely [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang