[CHAPT-9]

724 139 18
                                    

Terimakasih sudah membaca😊 jangan lupa tekan bintang dipojok kiri bawah ya🌟
***

Twilight.
---

Terimakasih senja, darimu aku belajar bahwa yang pergi hari ini suatu saat akan kembali.

🍁🍁🍁

Sore ini setelah pulang sekolah rasanya benar-benar membosankan bagi Iqbal, ia hanya rebahan disofa ruang TV sambil bermain ponsel dan disebelahnya ada sang kakak yang tengah fokus pada televisi didepannya.

Iqbal terlihat sangat sibuk dengan ponselnya, sesekali ia tersenyum samar menatap layar ponselnya. Tiba-tiba Iqbal bangkit dengan raut wajah ceria, Heza -kakaknya- saja dibuat bingung dengan tingkah Iqbal yang menurutnya aneh.

Ia mengetikkan sesuatu dilayar ponselnya.

IqbalFernando
Gw siap2 bntr.

Setelah memencet tombol 'sent' Iqbal mematikan ponselnya lalu beralih menatap Heza yang kembali fokus pada televisi dihadapannya. Ini saatnya semua akan kembali. Pikir Iqbal.

"Kak, jalan-jalan yuk." Ajaknya yang membuat Heza mengerutkan dahi bungung. Tumben sekali Iqbal mengajaknya, biasanya dia tidak mau jika diajak.

"Kok tiba-tiba?" Tanya Heza heran dengan tingkah Iqbal yang menurutnya berubah.

"Bosan dirumah." Ujar Iqbal meyakinkan Heza.

"Yaudah," putus Heza akhirnya, karena dia juga bosan dirumah sedari tadi. Toh gak ada salahnya kan menerima ajakan Iqbal? Lagian juga jarang menghabiskan waktu bersama seperti ini. Pikir Heza.

Mereka segera beranjak dari sana untuk bersiap-siap. Tak butuh waktu lama kini mereka sudah siap dengan pakaian yang pantas untuk jalan-jalan sore. Heza mengeluarkan mobil sport putih miliknya dari garasi, sedangkan Iqbal menunggu di pos satpam dekat gerbang. Saat Heza sudah tiba, Iqbal segera masuk dan duduk dikursi sebelah Heza.

"Mau jalan-jalan kemana?" Tanya Heza ketika sudah keluar dari pekarangan rumah keluarga Adijaya.

"Hmm... anu kak, kerumah paman Sam dulu ya?" Pinta Iqbal sedikit ragu-ragu.

"Ngapain?" Heza menyerngit heran, ini mau jalan-jalan atau mau silaturahmi kerumah keluarga? Pikir Heza.

"Nanti kakak juga tau, boleh ya? Oke harus boleh." Iqbal bertanya namun dijawab dengannya sendiri. Oke, jika sudah begini maka tidak bisa dibantah lagi.

"Yaudah," ujar Heza pasrah dan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

Hening menyelimuti keduanya selama perjalanan, Iqbal yang sibuk dengan pikirannya dan Heza yang sibuk mengemudi. Hanya butuh waktu kurang lebih lima belas menit, kini mereka sudah tiba didepan gerbang hitam yang menjulang tinggi.

Tak lama gerbang itu terbuka, menampilkan lelaki berpakaian serba hitam, siapa lagi jika bukan bodyguard keluarga Nicholas. Bodyguard itu tersenyum dan mengangguk pada Heza dan dibalas dengan senyuman hangat olehnya.

Begitulah paman Sam, walaupum beliau seorang Polisi, tapi masih tetap mengandalkan bodyguard untuk menjaga keluarganya. Itu dikarenakan beliau yang sangat sibuk.

Iqbal keluar dari mobil diikuti Heza, keduanya berjalan menuju pintu utama. Para pelayan dan beberapa bodyguard yang mereka lewati menunduk tanda hormat. Heza tersenyum menyapa, sedangkan Iqbal hanya menampilkan raut datarnya.

"Paman Sam ada?" Tanya Heza pada salah satu pelayan.

"Maaf nona, tuan sedang ada tugas diluar kota. Biar saya panggilkan nyonya, nona Heza sama den Iqbal bisa menunggu disini, silakan duduk." Ucap pelayan itu lalu diakhiri senyum dan berlalu pergi untuk memanggil Nyonya Nicholas.

Nihan Nabila [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang