[CHAPT-18]

462 81 10
                                    

"Jadi gitu ceritanya." Ujar Zidan menutup ceritanya. Kevano yang sedari tadi mendengarkan cerita Zidan kini menoleh kearah Nihan yang hanya diam saja.

"Siapa orang itu?" Tanya Kevano pada Nihan yang langsung memasang wajah ngeh.

"Delon Saputra Jordian, pengusaha terkenal yang sekarang entah ada dimana." Jawaban yang keluar dari bibir Nihan membuat Kevano terdiam. Dia tahu orang itu. Ya, rekan bisnis papanya dan ayahnya Nihan, dulu.

Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka. Bahkan mendengarkan dengan rinci cerita Zidan dari awal sampai akhir. Orang itu terdiam didepan pintu UKS, tubuhnya menegang dan terasa seakan ingin tumbang. Rasanya sangat mustahil.

Tapi apa benar begitu? Jika iya, apa yang harus ia lakukan?

Apa yang terjadi kedepannya ia tidak tahu, yang jelas sekarang ia harus pergi dari sini sebelum ketahuan menguping pembicaraan mereka bertiga. Orang itu berbalik dan berlari menjauh dari UKS.

Iqbal yang baru saja kembali dari kantin keheranan melihat orang itu. Siapa? Tanya nya karena tak dapat melihat wajah orang yang baru saja pergi dari sana.

"Bal," panggilan Kevano membuat Iqbal menoleh kedalam ruang UKS. Ya, memang sedari tadi ia berdiri didepan pintu UKS.

"Ngapain disitu?" Tanya Zidan membuat Iqbal menggeleng dan melangkah masuk.

"Nih," ujarnya menyerahkan kresek berisi makanan pada Nihan.

"Makasih," ucap Nihan dan hanya dihadiahi anggukan olehnya.

-----oOo-----

Sore ini Heza terlihat sibuk, entah apa yang dilakukannya sampai lupa akan keberadaan Zidan, Iqbal dan Nihan didekatnya. Didepannya ada laptop yang sepertinya lebih menarik daripada adik-adiknya itu.

"Ngapain sih kak dari tadi laptop mulu." Tanya Zidan yang tengah berbaring diatas sofa menghadap Heza.

"Hah?" Heza yang sepertinya tidak fokus malah bertanya.

"Ck. Itu ngapain laptop mulu sih?" Tanya Zidan sudah mulai kesal dan bangun lalu berjalan menghampiri kakak sepupunya itu.

"Eh eh eh, itu villa mau buat apaan? Mau honeymoon kah?" Zidan terbelalak sampai tanpa sengaja ia memberikan pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan.

Heza melotot, "honeymoon ndasmu, nikah aja belum masa honeymoon."

"Y-ya, terus buat apaan?" Kini Zidan duduk disamping Heza dengan mepet-mepet.

"Buat ulang tahun Nihan minggu depan." Jawaban Heza sontak membuat Nihan yang tengah asik menonton TV kini beralih menatapnya, begitupun dengan Iqbal.

"Gak usah repot-repot ngerayain." Ucap Nihan membuat Iqbal beralih menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Heza keheranan.

"Sayang uangnya, mending ditabung buat masa depan nanti dari pada terbuang-buang gak jelas gitu. Mubazir," Heza terdiam, yang diucapkan Nihan memang benar adanya. Tapi sekali-kali boleh kan? Lagi pula Nihan juga sudah kembali, anggap saja itu sebagai tanda syukur Heza.

"Kalo mau ngerayain gak usah mewah-mewah pake nyewa villa segala." Ujar Nihan.

"Bukan buat acaranya kok, tapi hadiah ulang tahun buat kamu." Heza berusaha menjelaskan, namun lagi-lagi Nihan menyangkalnya.

"Gak usah, kak. Mending kasih sama yang lebih membutuhkan aja."

"Enak lho, Han, punya villa sendiri." Kata Zidan dan dihadiahi gelengan kepala oleh Nihan.

"Kalo beli trus gak ditinggali, sama aja mubazir."

"Kan masih bisa buat usaha bisnis." Heza kembali menimpali.

"Makasih, kak. Gak usah dikasih hadiah apa-apa, liat kalian bahagia aja udah cukup. Aku pulang, besok kesini lagi." Nihan bangkit dari duduknya, berjalan meninggalkan mereka yang masih terdiam karena ucapannya.

Heza ingin mencegat Nihan, tapi ditahan oleh Iqbal, "jangan dipaksa." Dan Heza hanya menurut.

-----oOo-----

Malam ini Nihan berada dipusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, ditemani oleh Kevano yang memang cowok itu mengajaknya.

"Makan dulu yuk sekalian istirahat, gak cape apa dari tadi ketawa mulu." Ajak Kevano pada Nihan yang langsung mengangguk, memang dia lapar.

Mereka berjalan kesalah satu restaurant yang ada disana, memilih tempat duduk yang agak jauh dari keramaian.

"Mau pesan apa?" Tanya Kevano sambil melihat-lihat buku menu yang diberikan salah satu pelayan.

"Samain aja." Jawab Nihan yang nampak tak mau ambil pusing.

"Yaudah orange juice dua, air mineral satu sama makannya pad siew seafood dua."

"Air mineral buat apaan?" Tanya Nihan heran.

"Buat kesehatan ginjalmu."

"Idih, apaan banget."

"Nih, mbak. Makasih ya." Ujar Kevano menyerahkan buku menu pada pelayan yang langsung berlalu pergi tanpa sepatah katapun.

"Sombong amat tu pelayan." Gumamnya pelan.

"Gak usah ngatain orang." Cibir Nihan yang ternyata mendengar apa yang digumamkan oleh Kevano.

"Ya abisnya gak nyahut, seenggaknya tuh senyum kek. Kan manis liatannya."

"Ngapa jadi ghibahin orang sih? Udah ah,"

"Iya, princess."

"Cause I'm the princess, you must treat me like a queen." Sahut Nihan dengan smirk-nya.

"Gak."

"Bodo lah,"

"Apaan sih, gaje tau gak?"

"Gelo sia euy."

"Kevano kasar, aku gak like."

"Permisi, dek. Ini pesanannya." Kata seorang pelayan yang tiba-tiba datang, namun bukan pelayan yang tadi, sekarang lebih ramah.

"Iya, mbak, terimakasih." Kata Kevano dengan senyuman terbaiknya.

"Selamat menikmati," ujar sang pelayan lalu pergi dari sana setelah meninggalkan senyumannya.

"Cepetan dimakan, keburu dingin."

"Iya-iya."

-----oOo-----

Enjoy this story🙌💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy this story🙌💋

Kalo aku buat gc nihan, join ga? Ada yang minat ga? :v



Follow :
@nihanabilaa
@dkevano
@dhyda__

15-08-2020

Nihan Nabila [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang