[CHAPT-10]

696 123 28
                                    

Karena hanya denganmu aku dapat merasakan yang namanya kasih sayang dalam kebersamaan.

~N.N


Taburan bintang diangkasa dan kerlap-kerlip lampu kota menghiasi malam yang kelam, memberikan pencahayaan dalam gulita. Semilir angin yang merajalela menguasai sang malam. Hiruk piruk kendaraan membuat suasana kota semakin ramai. Namun begitu tetap tidak membuat orang-orang berhenti dari aktivitasnya yang melelahkan. Malam kian larut ditelan waktu, tapi itu bukan penghalang bagi Tiga Bersaudara yang kini tengah menikmati malam dengan bercanda ria.

"Ke bukit yuk?" Ajak Iqbal yang sudah lelah.

Diantara bisingnya pengunjung, mereka duduk menepi disebuah kursi panjang yang ada ditaman kota. Semburat senyum yang menghiasi wajah cantik Heza seakan tak pernah lelah menunjukkan betapa bahagianya gadis itu.

"Ngapain?" Nihan bertanya dengan dahi mengerut. Tangannya bergerak mengocok-ngocok minuman fanta yang tadi dibelinya.

"Ada deh, ntar juga lo tau." Jawab Iqbal.

"Tapi kan udah malam, Bal." Sahut Heza sambil memperhatikan jam tangan hitam yang melingkar dilengan putihnya.

"Baru jam sembilan juga ini. Gimana?"

Tanpa pikir panjang Heza menerima saja tawaran Iqbal, "Yaudah, yok." Ajaknya pada Nihan, yang diajakpun segera menurut mengikuti.

Diperjalanan hanya ada keheningan diantara ketiganya. Heza yang sibuk menyetir, Iqbal yang sibuk dengan ponsel, dan Nihan yang sibuk dengan pikirannya. Hanya butuh waktu kurang lebih setengah jam mereka menempuh perjalanan, kini tibalah mereka disebuah bukit yang terletak lumayan jauh dari perkotaan.

Iqbal lebih dulu keluar dari mobil dan mulai berjalan menaiki bebatuan yang sedikit curam. Nihan mengikuti dari belakang dan disusul oleh Heza yang berjalan dengan langkah yang terseok disampingnya.

Mereka bertiga duduk berjejer dibebatuan dengan posisi Nihan yang berada ditengah-tengah.

Dapat dilihat ribuan kerlap-kerlip bintang menghiasi angkasa yang luas membentang, keramaian kota dapat disaksikan dari sini, ditambah angin malam yang begitu sejuk. Benar-benar mengesankan.

"Bagus banget." Guman Heza pelan namun masih bisa didengar oleh kedua adiknya, karena memang ditempat itu cukup sepi. Hanya ada beberapa orang saja, termasuk mereka bertiga.

Setelah beberapa menit ketiganya dilanda keheningan, fokus mereka hanya pada keindahan malam itu. Hingga Iqbal membuka suara dan mengubah suasana menjadi tegang.

"Bintang." Ucap Iqbal menatap langit yang dipenuhi bintang dengan pandangan seakan menerawang.

Seolah mengerti, Nihan menoleh menatap Iqbal yang duduk disisi kirinya, Iqbal yang menyadari itupun ikut menoleh menatap Nihan dengan senyum tipisnya.

"Tetap jadi bintang yang selalu bersinar cerah menerangi gelapnya malam." Ujar Heza tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.

Nihan beralih menatap lampu kota dengan pandangan kosong. Bintang yang dimaksud adalah dirinya, tapi dirinya yang dulu bukan yang sekarang.

Iqbal yang menyadari perubahan Nihan segera menyenggol lengannya pelan, "Kan jalan-jalan mau refreshing, kok jadi mellow gini?"

Gadis itu tersenyum tipis, ia tidak ingin membuat saudaranya khawatir.

Nihan Nabila [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang