[CHAPT-8]

866 154 16
                                    

What Happen?
---

"Jadi benar kita pernah kenal?"

"..."

"Jawab, Kev!"

"I-iya"

Benar dugaan Nihan. Kevano yang sedang bersamanya ini adalah Kevano Deandra William. Sahabat sekaligus first love nya. Pantas saja dia berbicara menggunakan aku-kamu pada Nihan.

"Oh" ujar Nihan seraya mengangguk pelan untuk menutupi kegugupannya.

"Kok bisa tau aku?"

"Tadi waktu kamu pergi dari kantin yang pas aku gak sengaja nabrak kamu, aku denger temen kamu itu nyebut namamu, disitu aku udah penasaran. Nah kan aku liat Iqbal yang juga nyusul kalian, ya karena aku penasaran jadi aku ikutin" jelasnya panjang kali lebar.

"Kamu ikutin sampai kesini?"

"Gak kok, tadi sampai UKS aja. Trus bel bunyi, jadi aku balik ke kelas"

"Trus, kenapa bisa tau aku ada disini?"

"Itu kelasku" jawabnya sambil menunjuk tembok yang tepat berada dibelakang mereka, Nihan menoleh. "Tadi pas belajar aku dengar ada suara berisik dari sini, karena penasaran langsung aku cek"

"Yaudah, aku duluan" pamit Nihan tiba-tiba dan mengambil headset serta buku novel yang tadi dibacanya lalu berdiri dan siap akan melangkah.

"Lho, mau kemana?" Cegat Kevano menatap heran Nihan.

"Kelas. Kamu mending juga balik ke kelas, nanti gurunya nyariin. Sekali lagi makasih" jawab Nihan lalu pergi meninggalkan Kevano yang tengah tersenyum menatap punggungnya yang semakin menjauh dan menghilang dibalik tembok pembatas.

Jujur, Kevano sangat senang sekarang. Senang karena bisa kembali dipertemukan dengan gadis yang dirindukannya selama beberapa tahun ini, gadis yang memberi warna dalam hidupnya, dan gadis yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

Kini Kevano tak perlu khawatir lagi, sekarang hidupnya akan kembali berwarna seperti dulu. Tidak akan ada lagi kelabu yang menemani hari-harinya, karena pelangi yang selama ini tersembunyi sudah kembali menampakkan dirinya.

"Apasih gue senyum-senyum sendiri" ucap Kevano pada dirinya sendiri lalu pergi untuk kembali ke kelasnya.

🍁🍁🍁

Nihan segera pergi meninggalkan Kevano sendiri ditaman belakang sekolah, jantungnya kembali berdetak tidak normal, getaran itu kembali terasa setelah beberapa tahun menghilang. Ia sangat gugup tadi, makanya ia segera pergi dari tempat yang berhasil mempertemukan kembali dirinya dengan Kevano.

Nihan berharap setelah ia kembali ke Indonesia tidak akan lagi bertemu Kevano, tapi nyatanya itu semua hanya keinginan semata, mereka malah satu sekolah. Dan itu justru akan membuat keduanya akan sering bertemu.

Jujur. Sebenarnya ia tidak ingin kembali ke Indonesia, negara yang akan kembali mempertemukan dirinya dan keluarganya, sekaligus negara yang mengingatkannya pada kejadian hari itu, kejadian yang membuatnya depresi dan mengharuskannya untuk pergi.

Tetapi karena sebuah janji yang pernah terucap dari mulutnya, yang mengharuskannya kembali ke Indonesia untuk menepati janji itu. Janji yang mungkin akan membebaskannya dari rasa bersalah yang selama ini bersarang dibatinnya?

Sudah. Sudah cukup, dulu dan sekarang berbeda. Biarkan yang dahulu telah berlalu, untuk sekarang ia akan memulai kehidupan yang baru.

Saking sibuknya dengan pikirannya, tanpa disadari, kini Nihan telah sampai didepan pintu kelas yang tertutup. Itu pertanda bahwa ada guru yang sedang mengajar didalam. Apa yang sudah ia lewatkan sehingga tak sdar jika bel pergantian pelajaran sudah berbunyi?

Nihan Nabila [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang