13.Kenangan

32 4 1
                                    

Setelah sampai di rumah yang berada di taman itu,Verra tidak henti-hentinya memuji keindahan rumah itu pasalnya rumah itu terbuat dari kayu yang dirangkai sangat indah.

"Gilak ini bagus banget Rel,gak nyangka gue ada tempat sebagus ini",ujar Verra yang masih menatap desain rumah itu yang terlihat sederhana tapi sangat indah.

"Hm,ini tempat dimana gue sama nyokap gue sembunyi",balas Verrel sembari menatap pigora yang tersusun rapi di atas meja.Rumah itu memang sudah dibeli oleh Verrel, digunakan untuk Verrel yang sedang merasa ingin sendiri dan rindu kepada mamanya.

Verrel kecil hanya memandang mamanya yang sedari tadi mengintip dari balik jendela untuk memastikan tidak ada lagi orang yang mengejar mereka.

"Mama,kenapa sih daritadi liat di jendela terus",ucap Verrel yang tidak mengerti maksud mamanya membawa ke tempat ini

"Sstt,kamu diam disini dulu ya...mama mau mastiin kalo udah gak ada orang diluar",jawab Hana-mama Verrel

"Iyaudah deh",balas Verrel

Hana sudah memastikan jika tidak ada lagi yang mengejar,ia melihat Verrel yang tertidur di kursi rotan merasa sangat kasihan.

"Maafin mama ya nak,mama ngelakuin ini semua karena terpaksa...nanti kamu akan tau sendiri tentang hal ini,tapi bukan sekarang nak",ucap Hana sembari mencium kening anaknya itu sambil memeluk.

Benda cair bening keluar dan mengalir di wajah tampan
Verrel,ingatan itu tiba-tiba muncul disaat Verrel menatap sebuah foto yang memperlihatkan dia sedang mencium kening mamanya.Verra yang sadar akan hal itu dengan segera ia mengusap punggung Verrel untuk sedikit memberi ketenangan pada Verrel.Verrel yang merasa punggungnya disentuh,ia langsung berbalik dan memeluk Verra sembari menangis di pundak Verra.Verra yang awalnya kaget,ia juga membalas pelukan tersebut.

"Nangis aja Rel,luapin semua yang ada di hati lo biar lo tenang.Nangis bukan pertanda kalo lo itu lemah,terkadang nangis itu untuk melampiaskan semua rasa yang ada di hati lo disaat lo sendirian dan disaat lo bingung cari tempat untuk bersandar disaat lo sedih",ucap Verra sambil mengusap punggung Verrel

"Makasih Ra,gue sedikit tenang sekarang berkat lo",balas Verrel sambil melepaskan pelukan tersebut

"Iya sama-sama",balas Verra sambil tersenyum

Mereka sedang berada di balkon rumah kayu tersebut,sambil menikmati angin sepoi-sepoi kala malam hari.Verra yang sedari tadi melihat bintang di langit,Verrel yang mengetahui ia langsung ikut melihat ke atas.

"Tau nggak Rel,kenapa gue lebih suka bintang daripada bulan dan matahari?",tanya Verra yang masih fokus melihat bintang

"Enggak,emang kenapa?",tanya Verrel kembali

"Emm ya meskipun bintang itu kecil,tapi bintang selalu membawa kehangatan dan keajaiban tersendiri bagi gue.Dari dulu disaat gue mau tidur,gue selalu ngeliat bintang terus gue berdo'a semoga di kemudian hari gue menemukan kebahagiaan yang tetap dan kebahagiaan itu sampai selamanya",ucap Verra panjang lebar

Verrel hanya merespon dengan senyuman,ia juga selalu berharap sama seperti Verra.

Lo itu beda,batin Verrel

****

"Makan dulu ya Ra,dari tadi kita belum makan",ucap Verrel sambil memberhentikan motornya di sebelah pedagang nasi goreng

"Iya",jawab Verra

Setelah selesai makan,mereka berdua kembali menaiki motor.Angin malam yang sangat dingin menerpa wajah mereka dan hanya keheningan yang mengisi perjalanan pulang mereka.Verrel melihat Verra dari spion yang sedang mengusap lengannya karena dingin,Verrel pun langsung mengeluarkan suara.

"Kalo dingin,peluk aja",ucap Verrel dingin

"Emm gapa-",balas Verra yang terpotong karena perlakuan Verrel yang tiba-tiba menarik tangan Verra dan menaruhnya ke pinggangnya.Verra yang kaget melihat perlakuan Verrel tersebut membuat jantung Verra berdegup lebih kencang dari biasanya dan membuat senyuman manis di bibir Verra tanpa Verrel ketahui.

"Ngapain lo senyum?",tanya Verrel yang sadar ketika melihat Verra sedari tadi senyum

"Em oh gapapa,cuma pingin senyum aja",jawab Verra sambl gugup

"Oh",jawab Verrel ketus dan cuek

Baru aja dibuat terbang,dijatuhin juga akhirnya dasar coolcas,batin Verra

****

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah Verra,Verra yang sadar ketika sudah sampai rumahnya ia langsung melepas helmnya dan turun dari motor Verrel.

"Thanks ya buat hari ini,hati-hati",ucap Verra yang sambil masuk ke dalam rumah

"Iya",jawab Verrel dingin dan ia tidak begitu mempermasalahkan sikap Verra yang tiba-tiba menjadi ketus,Verrel anggap mungkin Verra sedang capek dan butuh istirahat.

Nggak peka banget jadi cowok,batin Verra.



















I Will...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang