15.Apa ini¿

37 4 0
                                    

Setelah kejadian tersebut,Verra kembali menuju kelas karena ia sudah merasa lebih baik daritadi.Ia melewati koridor dengan sedikit malas,namun rasa malasnya tertutupi oleh rasa ingin bertemu dengan Verrel.Ketika ia berjalan dengan bersenandung,tiba-tiba ada siswa yang menghampirinya.

"Em ini buat lo Ra",ucap cowok itu sambil menyodorkan sebotol air mineral dengan tersenyum.

"Eh makasih kak",balas Verra sambil mengambil air tersebut dan ternyata cowok itu adalah Deven.

"Lo katanya tadi habis pingsan ya?",tanya Deven dan ternyata banyak siswa yang sedang melihat mereka berdua.

"Iya kak,em kalo gitu gue ke kelas dulu ya kak...permisi",ucap Verra sambil meninggalkan Deven yang masih diam saja disana.

Lo jutek tapi gue suka,batin Deven.

****

Verra memasuki kelas dengan senyuman yang merekah di bibirnya,lalu ia duduk dibangkunya...tepatnya disebelah Verrel.Ia yang memulai obrolannya dengan Verrel setelah beberapa menit mereka hanya diam saja.

"Rel,makasih ya udah mau nolongin gue tadi",ucap Verra sambil menghadap ke arah Verrel dengan tersenyum.

"Hm",balas Verrel cuek dan masih fokus dengan bukunya.

"Kalo ada orang ngomong tuh diliat,jan di dengerin doank",ucap Verra yang semakin kesal dengan Verrel.

"Iya",balas Verrel yang masih berada diposisinya.

"Ish gatau lah,pokoknya gue udah bilang makasih ke lo",ucap Verra yang sudah sangat kesal terhadap Verrel

"Hm",dan jawaban itu lagi yang diucapkan Verrel.

Dasar coolcas berjalan kemarin aja sikapnya manis banget,eh tau-taunya sekarang sama aja nggak bedanya,batin Verra dengan kesal.

****

Kringgg...

Bel istirahat berbunyi,belum sempat semua keluar kelas...tiba-tiba saja ada siswi yang mau masuk ke dalam kelas Verra.Siswi tersebut bertanya kepada ketua kelas di kelas tersebut.

"Ngapain lo kesini?mau cari siapa?",tanya Anggun selaku ketua kelas

"Gue mau nyari yang namanya Verra!",jawab Siska sedikit keras yang membuat siswa di dalam kelas tersontak kaget sambil menoleh ke arah suara tersebut.

"Ntar gue panggilin",balas Anggun yang meninggalkan Siska di depan pintu kelasnya."Ra,lo dipanggil noh ama Siska",jelas Anggun lalu meninggalkan Verra yang masih bingung.Tidak butuh waktu yang lama Verra langsung menghampiri Siska yang masih setia dengan posisinya.

"Ada apa lo nyariin gue?",tanya Verra sambil melipat tangannya di dada.

"Anak baru aja sombong bener",balas Siska yang tidak kalah juga ikut melipat tangannya di dada.

"Gue nggak suka orang yang basa-basi,buruan ngomong buang-buang waktu aja!",ucap Verra dengan nada bicara sedikit tinggi

"Oke,gue kesini mau bilang kalo lo gausah deket-deket sama Verrel lagi!kemarin lo deketin Verrel sekarang Deven mau lo apa sih?!",ucap Siska sambil menunjuk ke arah Verra.Verrel yang tersontak kaget dan menoleh ketika namanya disebutkan oleh Siska,tetapi ia tidak mau menggubris.Verrel masih memantau dari dalam kelas,ia akan bertindak jika salah satu melakukan kekerasan fisik.

"Heh!emang lo siapanya Verrel?pake ngelarang-larang gue segala,terserah gue donk mau deketin Verrel apa nggak kan hak gue!",ucap Verra sedikit kesal sambil menaruh tangannya di pinggangnya.

"Ohh jadi lo berani sama gue?iya?asal lo tau ya gue itu suka sama Verrel",ucap Siska dengan keras,sengaja ia meninggikan suaranya agar didengar oleh Verrel.Tapi Verrel yang mendengar itu hanga biasa saja.

"Gue berani sama lo,sama-sama makan nasi juga.Kalo emang lo suak Verrel apa hubungannya sama gue?gapenting,udahlah gue capek ngomong sama lo",ucap Verra yang langsung meninggalkan Siska yang masih diam disana.Kini banyak siswa yang membela Verra,karena menurut mereka benar...toh lagian Siska bukan siapa-siapanya Verrel.Tiba-tiba saja Verrel ikut kesal terhadap Siska,ia keluar dengan mengatakan sepatah kata untuk Siska.

"Eh Verrel,lo mau ke kan-",belum sempat ia melanjutkan ucapannya.

"DASAR MURAHAN!!!",ucap Verrel sedikit keras sambil menatap Siska dengan tatapan tajam.Siska tersontak kaget oleh ucapan Verrel,tapi ia tidak akan menyerah untuk mendapatkan Verrel bagaimanapun caranya.

Gue nggak boleh nyerah cuma karena ada penghalang sekecil ini,batin Siska

****

Verra yang sedari tadi menahan emosinya untuk tidak melakukan tindak kekerasan pada Siska,ia sekarang ada di rooftop...tempat dimana ia menenangkan hati dan pikirannya disaat kacau.

"Tumben tuh muka ditekuk mulu",ucap cowok itu kepada Verra.Verra yang mendengar itu langsung menoleh ke arah suara itu.

"Loh kak Deven,sejak kapan disini?",tanya Verra yang masih berada diposisinya

"Barusan,gue nggak tau kalo lo juga ada sini.Tumben lo kesini,ada apa?",tanya Deven sambil duduk di kursi

"Ya gapapa,emang gaboleh kesini?",tanya Verra kepada Deven

"Ya boleh lah,lo nggak capek apa?sini duduk sebelah gue",perintah Deven kepada Verra.Verra pun mengangguk dan duduk di sebelah Deven.Disaat itu juga ada seseorang yang sedari tadi memantau mereka dan ia lebih memilih berbalik badan dan kembali ke kelas.Tiba-tiba suara handphone Deven berbunyi,menampilkan nama seorang cewek.

"Gue angkat telpon dulu ya Ra",ucap Deven dan dibalas anggukan oleh Verra

"Halo,ada apa?"
"..."
"Iya,jadi kok"
"..."
"Iya,yaudah nanti aku jemput jam 7"
"..."
"Oke,love u too"

Verra hanya mengernyitkan dahinya.
"Dah punya pacar juga masih aja ganjen,batin Verra".

"Sorry Ra,barusan cewek gue",ucap Deven sambil kembali duduk

"Ohh iya",balas Verra sambil mengangguk paham."Oh iya kak,gue cabut kurang 5 menit lagi masuk kelas",ucap Verra kepada Deven

"Iya",balas Deven sambil tersenyum

Bagaimanapun gue harus dapetin lo Ra,batin Deven.



I Will...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang