19.Lo?

34 4 0
                                    

Semenjak kejadian itu Verra semakin takut untuk pergi ke kamar mandi sekolah sendirian.Pada saat pembelajaran ia tidak fokus dan kejadian kemarin masih terpampang jelas di pikirannya.Verra yang semakin pusing pun akhirnya menelungkupkan kepalanya di tangannya yang ia jadikan bantal.Verrel yang melihat kelakuan Verra itu merasa iba,Verrel yakin pasti cewek tersebut masih memikirkan kejadian yang kemarin.Disaat Verrel hendak berbicara,ternyata sudah keduluan.

"Itu siapa yang tidur?!!!",ucap Bu Endang-guru ter-killer di SMA Tunas Bangsa.Sontak saja Verra langsung mengangkat wajahnya dan wajahnya memerah karena malu dan ketakutan jika ia akan dihukum.

"Loh kamu to,oke silahkan kamu ke lapangan hormat kepada bendera sampai jam pelajaran saya habis",ucap Bu Endang enteng

"I-iya bu",ucap Verra pasrah sambil berjalan keluar kelas.Ini kali keduanya ia dihukum,Verra memang belum pernah tau rasanya dihukum.Jadi ia hanya bisa pasrah dan memang SMA Tunas Bangsa memiliki aturan yang sangat ketat dan disiplin,tapi dibalik itu semua siswa-siswi yang lulus pun mendapat nilai yang sangat bagus bisa dibilang SMA Tunas Bangsa adalah sekolah unggulan.Verrel yang melihat Verra keluar dengan lemas pun,ingin sekali ia menggantikannya namun Verrel lebih mementingkan egonya dan ia tidak ingin disorak-sorak i oleh teman sekelasnya karena sudah mau menggantikan Verra.Akhirnya ia buang jauh-jauh pikiran itu dan kembali belajar.

"Duhh sialan,kenapa juga gue tidur di kelas",ucap Verra yang sangat menyesal.Tiba-tiba ada Deven dan teman-temannya yang habis dari kantin,memang kerjaan mereka di sekolah adalah membolos.

"Lah itu bukannya Verra ya Ven?iya nggak si?",ucap Kevin

"Mana-mana?",tanya Deven balik

"Noh di lapangan,kayaknya dihukum deh dia",jawab Kevin.

"Buruan gihh samperin,lo mah kalau ngomongin Verra aja cepet banget",ucap Andre yang mengerti bahwa Deven sangat ingin menghampirinya

"Kok lo tau aja sih kalau gue pingin kesana,lo-",ucap Deven terpotong

"Iya gue cenayang,bosen gue lama-lama denger lo ngomong gitu...kayak nggak ada kata lain apa?",ucap Andre sambil kesal

"Ya maap abis lo kayak cenayang",ucap Deven sambil tertawa pelan

"Udah woi ini lo jadi nyamperin kagak,kalau nggak buat gue nih ya",ucap Kevin yang mulai kesal dengan perdebatan yang diciptakan oleh Andre dan Deven

"Ehh jangan,yaudah gue mau kesana dulu...kalian dul-",belum sempat Deven melanjutkan Andre sudah memotong ucapan Deven lagi

"Ven!,Verra pingsan noh buruan bantuin",ucap Andre sambil menunjuk ke arah Deven.Belum sempat ia menjawab,ia langsung berlari ke arah lapangan dan menggendong Verra seperti bridal style.Deven yang melihat wajah Verra sangat pucat,ia berinisiatif untuk membelikan minum untuk Verra di kantin.Setelah kembali dari kantin Deven membuka pintu UKS dan melihat Verra yang sudah sadar.

"Loh udah sadar ya?ada yang sakit nggak?",tanya Deven sangat lembut

"Loh kak Deven,enggak kok kak",balas Verra sambil tersenyum

"Ini buat lo",ucap Deven sambil menyodorkan minuman tersebut

"Em btw makasi kak udah mau nolongin gue",ucap Verra sambil menerima dan meneguk air secara perlahan.

"Iya,santai aja",balas Deven

"Em kok kakak tau kalo aku di lapangan?",tanya Verra

"Tadi gue habis dari kantin dan nggak sengaja gue liat lo udah pingsan,jadi gue bawa lo ke UKS",jawab Deven sambil melihat wajah Verra yang terlihat masih lemas dan pucat.

"Ohh",sebenarnya Verra masih ingin bertanya tapi ia gengsi.Namun di satu sisi ada anak yang melihat kejadian tersebut dari luar ruangan melalui jendela UKS.Anak tersebut kembali ke kelas dengan perasaan kecewa.

Di luar UKS sudah ada Siska yang sedang berdiri sambil melipatkan tangannya dan memajukan kakinya,agar pada saat Verra keluar dari UKS dan melewati Siska...ia terjatuh.Siska yang melihat Verra keluar UKS pun bersiap-siap,disaat Verra terjatuh sambil menahan kesakitan yang ada di kakinya.

"Upss!,sorry sengaja",ucap Siska dengan tertawa yang sangat mengejek Verra.Tidak lama Deven pun menyusul keluar dan seketika Deven yang melihat Verra terjatuh pun itu segera menolongnya.

"Lo tuh ngapain sih suka gangguin gue?salah gue dimana?",tanya Verra kepada Siska sambil terbawa oleh emosi

"Ya jelas lo salah lah!lo itu ya udah ngerebut Verrel dari gue,ngerti nggak lo?!!!awas aja lo berani deketin Verrel lagi,gue nggak akan tinggal diam...CAMKAN KATA-KATA GUE!!!",ucap Siska sambil menunjuk ke arah dirinya seolah-olah dirinya yang berhak dan memiliki kekuasaan atas semuanya.

"Oke gue tunggu,lo kira gue takut sama lo",ucap Verra yang semakin menantang.Deven yang melihat kejadian itu hanya melongo dan ia tidak bisa berbuat apa-apa,dua anak ini sedang terbawa emosi...jadi ia hanya bisa diam.

"Ohh,jadi lo nggak takut sama gue?iya?",tanya Siska sambil berkacak pinggang

"Enggak,kita manusia sama-sama makan nasi kan?harusnya kita takut sama yang buat kita hidup",ucap Verra tak kalah tegas dan seketika itu Siska tidak bisa menjawab,ia langsung pergi meninggalkan Verra dan Deven disana.

****

"Makasih ya kak,udah anterin gue",ucap Verra yang masih keliatan lemas.Verra tadi izin untuk pulang dikarenakan ia sangat pusing dan lemas dan Deven memutuskan untuk mengantarkan Verra pulang ke rumahnya.

"Sama-sama,udah lo masuk sana istirahat yang cukup",ucap Deven yang merasakan jantungnya berdegup dua kali lebih cepat.

"Oke deh,gue masuk dulu ya kak...hati-hati kak",ucap Verra sambil tersenyum dan meninggalkan Deven yang masih menetralkan degup jantungnya yang semakin berdetak cepat disaat Verra hanya mengucapkan kata 'hati-hati'.

Gue akan berusaha dapetin lo Ra,batin Deven

****

Ketika Verra ingin pergi ke kamar mandi,tiba-tiba handphone berdering menandakan ada yang menelponnya.Dan ketika melihat siapa yang menelponnya,seketika jantung Verra berdegup lebih cepat dari biasanya.

Vrrl.as is calling you...

Tapi ketika Verra ingin mengangkat panggilan itu tiba-tiba Verrel sudah mematikannya duluan.Verra semakin bingung akan tingkah laku Verrel,tapi itu membuat lengkungan di bibirnya.Ia masuk ke kamar mandi sambil tersenyum-senyum sendiri,setelah selesai mandi ia segera menanyakan kepada Verrel mengapa ia menelponnya.

Vrra_aa:ngapain nelpon gue?

Vrrl.as:kepencet

Vrra_aa:ohh

Read

Verra yang awalnya tersenyum pun,mengubah mimik wajahnya menjadi kecewa.Ia pikir Verrel akan mengkhawatirkannya,tapi itu semua hanyalah sebuah harapan yang tidak akan pernah terjadi.Verra pun merebahkan tubuhnya ke kasur dan menutup matanya hingga terlelap.




Jgn lupa vote ya guys👌,mksh yg udh mau nungguin:)

I Will...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang