One of The Days

320 56 5
                                    

Bekerja di bidang interior memberikan Kelana banyak pengalaman pun relasi dari latar belakang yang beragam. Tapi bukan berarti menjadikan Kelana seorang social butterfly. Ia lebih nyaman sebagaimana "wayahnya" yang memiliki segelintir teman, namun mengenal betul bagaimana Kelana Ardhiona Mahagani.

Samudra Reuel Kanigara salah satu contohnya. Bertemu dua tahun lalu ketika Kelana memutuskan untuk mutasi ke Yogyakarta. Berperan sebagai teman penyembuh luka hati yang dibawa Kelana sekaligus partner setia dalam sepak terjang karirnya.

"La... itu si Tara, Tara itu bukan, sih? Yang sama Mas Gian." Samudra mengiterupsi fokus Kelana saat membereskan dokumen.

"Lo stres selesai meeting atau kenapa, sih? Tara siapa maksudnya? Ngaco banget." Jawab Kelana tanpa bergeming.

"Your ex lah, ck! Liat dulu, tuh. Mata gue masih bagus nggak mungkin salah."

"Pertama, dia bukan client kita. Selama meeting tadi juga nggak ada, kok. Artinya, dia nggak ada sangkut pautnya sama project ini. Kedua, lo belum pernah ketemu orangnya. Gimana gue bisa percaya sama mata lo itu."

"Ketemu sih enggak, tapi hampir tiap hari fotonya lo tunjukin ke gue. Menurut lo?"

"Bukan penjelasan yang bisa dipertimbangkan. Still, I can't believe you. Kita makan dulu ya Sam, gue lapar... my God!"

"Percaya kan lo sama mata gue."

"Samudra! Kelana!" Mas Gian menghampiri keduanya dengan senyum mengembang dan disambut jabat tangan hangat Samudra.

"Mas Gian, thank you sudah mau percayakan saya dan Kelana."

"Justru gue yang terima kasih kalian mau kerja bareng gue. Padahal ini bukan kerjaan besar seperti job lo biasanya.

Oiya, kenalin ini Kastara sepupu gue. Yang nantinya akan kerja bareng lo juga. Ta, ini Samudra dan partnernya. Kelana." Kastara menyerngit untuk penekanan Mas Gian diakhir kalimatnya. Mau menyindir Kastara, mungkin.

"Samudra, Sir. I hope we could be a good partner. Don't we, La?" Dengan sengaja Samudra mengalihkan pandangannya ke arah Kelana.

"Ha? Oh, i-iya."

Kelana mengutuk dirinya sendiri bagaimana bisa perempuan itu masih gugup saat berhadapan dengan Kastara. Bahkan saat nama pria itu disebutkan Mas Gian sebelumnya, ia sempat lupa bernafas.

Kastara & KelanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang