Part 6

34 4 0
                                    

"Hallo...." kata Anna disela telepon

"Hm...baiklah.."

"ok aku akan menemuimu besok Christ."

Anna segera menutup telepon dari Christ,Kathie menatap Anna,"Siapa itu?Itu Christ yang meneleponmu?!."

"Iya Kathie,ia minta aku menemuinya besok."

"Wah! Baru saja kita membahasnya,kau sudah langsung dapat telepon darinya! Besok temui dia! beriaslah yang cantik Anna!."

Anna tertawa pelan,"Apa kau mengira aku akan berkencan dengannya?Mungkin dia hanya ingin berteman denganku Kathie.."

"Tidak,aku yakin,dia punya maksud lain."

Anna tak menggubris perkataan Kathie.

--

Sehabis bekerja,Anna menuju tempat yang sudah ditentukan oleh Christ,yaitu didepan Danau yang cukup terkenal dikota Anna.

    Christ berdiri sambil menatap pemandangan indah didepannya,suara desiran air yang sayup sayup terdengar dengan sinar matahari sore membuat Christ betah berdiri lama disitu.

  "Christ!." Panggil seorang wanita yang ternyata Anna tengah berlari kecil menghampiri Christ,seketika Christ diam mematung melihat kecantikan Anna yang tersenyum padanya,dengan samar samar seperti sinar matahari mengikuti langkah kaki Anna,rambutnya yang bergerak gerak membuat wajah Anna benar benar seperti seorang malaikat.

"Cantik nya,tak pernah berubah." kata kata itu meluncur begitu saja dimulut Christ.

"Maaf,kau menunggu lama Christ,aku tadi bekerja langsung kesini,maaf ya?." kata Anna,Christ masih terdiam membisu melihat kecantikan Anna yang sesungguhnya.

"Cantik."

"Siapa?."

"Kau." kata kata itu meluncur begitu saja,Anna terdiam dan tersenyum kikuk,pipinya merona merah.

Christ berdeham pelan, guna mencairkan suasana,"Maaf memintamu mendadak datang kesini,aku mau mengajakmu makan malam,kurasa yang kemarin dikafe kurang untuk mengucapkan rasa terima kasihku." Kata Christ,mencoba menjelaskan,Jujur saja bukan itu alasannya ia hanya ingin mengenal Anna lebih jauh tepatnya.

"Aku paling suka makanan gratis! Hahahaha..." kata Anna,Christ pun tersenyum lebar mendengar jawaban Anna,"Baiklah,ayo kita pergi."

Mereka kini makan bersama,Anna melihat  Christ lebih jelas,ia benar benar mirip James,jelas sekali.

"Hm...Anna,kesibukanmu apa?." kata Christ disela sela makan.

"Bekerja saja."

"Oh...kau punya pasangan Anna?." tanya Christ begitu saja,Anna menghentikan makannya dan meneguk air dengan cepat,rasanya pertanyaan itu tidak seharusnya ditanyakan.

"Tidak,aku tidak punya,kurasa Dewa tidak mengizinkanku punya pasangan,bahkan pekerjaan saja aku mencarinya mati matian hahaha,sudahlah." Kata Anna begitu miris. Christ menatap mata Anna berusaha melihat kebohongan darinya,tapi Anna seperti berkata jujur.

"Mungkin Dewa mengizinkan jika kau memiliki pasangan sepertiku."

Anna tersenyum lebar dan terkekeh pelan,"Kau ini benar benar hobi sekali menggoda,apa pacarmu tidak cemburu?." goda Anna,"Tidak Anna,aku tidak punya pasangan,aku sama sepertimu,tapi bedanya aku menunggu dan mencarimu."

Menunggu?
Mencari?

"Maksudmu?."

"Hahaha lupakan saja Anna,aku hanya bergurau."

Anna tersenyum miris,dan kembali melanjutkan makannya.

   Saat usai makan mereka bergegas untuk berjalan kaki menyusuri jalan yang masih ramai dengan orang orang,"Anna,aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi,apa boleh?." kata Christ tiba tiba,Anna menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Christ disampingnya.

"Kenapa?."

"Aku rasa,aku ingin berada didekatmu."

Anna terdiam,menatap lama wajah Christ,hatinya berdegup kencang,rasanya baru pertama kali ada seorang pria yang mengatakan hal ini,"Apa maksudmu,kau ingin berteman denganku?."

"Ya,aku ingin berteman,mungkin sekarang berteman,tapi tidak tahu selanjutnya bagaimana."

"Kenapa?."

"Kenapa kau selalu menanyakan sebuah alasan Anna,aku tidak punya alasan untuk itu." kata Christ,Anna pun hanya tersenyum dan menepuk kencang bahu Christ sambil terkekeh,"Hahaha entahlah rasanya aku butuh alasan untuk semua hal dalam hidupku Christ,Hahaha..."

Christ tersenyum dan kembali melanjutkan langkah kakinya bersama Anna,tiba tiba rasa nyeri yang hebat datang didada sebelah kiri Christ seperti rasa tikaman yang hebat hingga Christ meringis kesakitan.

Anna yang melihat itu terkejut dan memegang tubuh Christ agar tidak terjatuh,"Christ..kau kenapa,ada apa?.." kata Anna begitu panik,dilihatnya wajah Christ memucat dan nafasnya terengah engah,"A..Aku tidak apa apa Anna,pulanglah,kita berpisah disini."

Anna tak bisa meninggalkan Christ begitu saja,Anna memaksa untuk Christ pergi dengan Anna kerumahnya dan pulang diantar Anna,tapi Christ menelepon supirnya untuk menjemputnya.

Tak lama supirnya pun datang menghampiri mereka dan ikut Anna membantu membopong Christ yang masih meringis kesakitan.

Setelah melihat Christ masuk kedalam mobil dan pergi,Anna segera pulang juga,karna hari sudah malam.

--

   Christ berada di dokter Jantung dan memeriksa keadaan jantungnya.

"Aku tidak tahu Christ apa penyakit ini,aku hanya bisa memberikanmu pereda rasa sakit."

Sudah banyak spesialis kedokteran yang Christ datangi,tapi tak ada satupun yang bisa mendiagnosa penyakit apa yang Christ alami.

"Aku rasa ini ada hubungannya dengan luka ini."

   Luka yang ia punya sejak lahir tertanda didada sebelah kirinya,orang tuanya pun tidak tahu luka apa itu,bahkan Christ ingat dengan betul bahwa ia tidak pernah punya luka seperti itu tapi luka itu yang seakan akan memiliki jawaban akan semua kesakitan ini.

"Apa kau masih bermimpi tentang gadis itu Christ?." tanya dokter itu.

"Ya,dan aku menemukannya."

"Benarkah?siapa dia?."

"Namanya....Anna."

-----

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang