Prolog

945 52 10
                                    

Minggu, 12 April 2020.

-------------------------

Seorang gadis dengan tas yang menggantung dikedua bahu nya itu tengah melambaikan tangan pada mobil yang baru saja pergi dari kawasan sekolah.

Namanya Anneth Artamevia, gadis cantik berwajah serta berwatak polos itu kini tengah berdiri didepan gerbang masih menatap mobil yang semakin lama semakin tidak terlihat oleh pandangannya. Mobil berwarna merah itu adalah mobil milik Ayah Anneth dimana baru saja Ayah Anneth mengantarkan anaknya ke sekolah.

Anneth menoleh ke samping memperhatikan mobil yang baru saja datang membuat rambutnya yang dicepol kuda ikut bergerak. Anneth tersenyum pada seseorang yang baru saja keluar dari mobil tersebut.

"Selamat pagi, Deven." Sapa Anneth saat laki-laki itu sudah keluar dari mobil.

Laki-laki bernama Deven itu hanya menatap Anneth sekilas sembari mengangguk untuk membalas Anneth yang tadi menyapa nya lalu berjalan masuk ke dalam sekolah melewati Anneth.

Anneth ikut masuk ke dalam lalu mensejajarkan langkahnya dengan langkah Deven.

"Deven kaki nya panjang banget, udah gitu jalannya cepet. Anneth jadi susah deh jalan dideket Deven," ucap Anneth masih berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Deven.

Deven adalah anak baru dikelas Anneth yang baru saja pindah satu minggu yang lalu. Deven memiliki wajah tampan dan menawan namun matanya menyorot tajam pertanda bahwa dirinya adalah laki-laki yang sangat dingin.

Anak baru itu langsung menjadi popular semenjak masuk ke sekolah ini, sebab parasnya yang begitu tampan. Kini Deven telah menyandang gelar ice boy dan prince charming disekolah ini. Deven bisa dibilang mempunyai sikap dingin yang terlalu berlebihan, sebab cara bicaranya yang sangat irit serta wajahnya yang terus menunjukkan ekspresi datar jarang memperlihatkan seulas senyuman.

"Tungguin please, Anneth mau masuk kelas bareng sama Deven."

Anneth tersenyum saat Deven melambatkan langkahnya dan kini mereka berjalan beriringan.

"Pr Deven yang matematika udah siap belum? Pelajaran pertama pelajarannya Pak Sutomo lho,"

Deven mengangguk.

"Deven tau enggak kalo temen-temen Anneth pada suka sama Deven? Kata temen-temen Anneth Deven itu ganteng, tapi Anneth yakin bukan temen Anneth doang yang anggep Deven ganteng, semua orang pasti juga anggep Deven ganteng, karena Deven memang ganteng, kayak Papi sama Abang Anneth."

Deven menatap Anneth dengan waktu yang cukup lama dan dibalas oleh senyuman manis hingga kedua mata Anneth menyipit lalu Deven kembali memusatkan pandangannya lurus kedepan.

"Tadi yang anter Deven ke sekolah siapa? Papi nya Deven ya?"

"Supir."

Anneth menganggukkan kepala sembari membentuk mulutnya menjadi huruf O.

🍬

"Lo sama Deven ada hubungan ya?"

Anneth yang tengah menikmati bekal nya menatap Caca---teman Anneth yang duduk disamping Anneth.

"Ada," jawab Anneth sembari mengangguk.

Tiga teman Anneth yang duduk satu meja itu langsung menatap Anneth dengan raut wajah terkejut bukan main. Sekarang mereka sedang berada dikantin sebab kini waktunya istirahat.

"Hubungan pertemanan, iya kan?"

Tiga teman Anneth yang terdiri dari Caca, Olin, dan Reva itu mengubah mimik wajahnya menjadi sangat datar mendengar ucapan terakhir Anneth.

"Kalian pacaran?"

Gantian Anneth yang terkejut mendengar pertanyaan Reva.

"Pacaran itu yang kayak Caca sama Adit ya? Enggak kok, enggak, Anneth gak dibolehin pacaran sama Papi." Anneth menggeleng.

"Terus tadi pagi lo sama Deven kok dateng ke sekolah barengan?"

"Emangnya kenapa? Orang pacaran itu kalo ke sekolah selalu bareng kayak Anneth sama Deven tadi pagi?"

Caca, Reva, dan Olin menghembuskan nafas kesal.

"Payah emang ngomong sama bocah!"

🍬🍬🍬


Aku mau tau seberapa kalian dukung aku untuk lanjutin cerita ini sesuai dengan berapa banyak bintang yang aku dapat nanti😚

ANNETH ARTAMEVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang