Pengen jadi pacar Deven

350 42 4
                                    

Sabtu, 2 Mei 2020.

-----------------

Pertandingan sudah selesai sejak 30 menit yang lalu. Sekarang, Anneth bersama tiga temannya tengah berada di kelas. Kelas mereka sedang free, maka dari itu mereka berempat dapat mengobrol dengan bebas sekarang.

"Keren banget ya Deven," ucap Anneth tersenyum. "Deven tadi banyak cetak poin, jadinya menang deh. Udah keren, ganteng, baik lagi."

Caca, Reva dan Olin terkejut.

"Lo suka sama Deven?!" Tanya mereka bersamaan membuat beberapa teman mereka yang berada dikelas menoleh.

Anneth mengangguk, "Kalo gak suka Anneth gak mau lah temenan sama Deven. Deven juga baik, makanya Anneth suka, Anneth temenin. Kalo nakal Anneth gak suka." Anneth menggeleng.

"Ih bukan gitu maksudnya!"

"Terus gimana dong?"

"Gini deh, kita bertiga kan suka banget sama Deven, pengen jadi pacarnya, kalo lo gitu juga gak?" Tanya Reva tak sabar.

"Apaan sih, udah dibilang Anneth gak boleh pacaran sama Papi. Baru boleh pacaran pas umur delapan belas tahun, sekarang aja umur Anneth masih tujuh belas."

Ketiga teman Anneth bernapas lega.

"Jangan maruk ya, Neth. Kak Andrian aja udah cukup. Deven gak usah ikut diembat," ucap Olin sinis.

"Apa?" Anneth bingung.

"Jujur gue sakit hati banget liat lo bisa deket sama kak Andrian, tapi sebagai temen gue berusaha buat gapapa supaya lo bahagia." Reva menepuk bahu Anneth dan tersenyum dramatis.

Anneth dibuat semakin bingung.

"Jagain kak Andrian ya, Deven nya biar gue yang jagain." Caca ikut-ikutan.

"Gue aduin Adit mampus ya lo, gak tau diri banget udah punya pacar masih aja demen sama Deven."

"Ya elah sensi amat sih lo, gue ngomong jagain bukan pacarin." Kesal Caca.

"Eh tapi..." Reva menatap Anneth.

"Hm?"

Reva menutup mulut dengan tangan bersamaan dengan wajahnya yang tampak terkejut. "Gue yakin banget Deven suka sama Anneth!"

Caca dan Olin menutup mulutnya.

"Apa?!"

Reva mendekatkan tubuhnya membuat Caca, Olin, serta Anneth ikut mendekat.

"Lo berdua kemarin maen hujan bareng anjir, gue baru inget!" Heboh Reva.

"Omaigat! Omaigat! Bener banget, gue lupa mau nanya. Lo pasti ada sesuatu kan sama Deven? Jujur!"

Anneth diam, dirinya malah membayangkan wajah Deven saat mereka berdua main hujan. Deven tertawa, dan Deven tersenyum. Anneth suka. Tampan dia.

Anneth jadi ikutan tersenyum membayangkan wajah Deven.

"Kalo udah delapan belas tahun Anneth mau ah jadi pacarnya Deven!" Ucap Anneth tak terduga.

"Hah?!"

Anneth tersenyum malu sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Heh, anak kecil tau apa soal pacaran?" Caca mendorong bahu Anneth.

"Ih Anneth tau kok,"

Olin dan Reva merasa kesal. "Anneth mah, jangan gitu ih. Deven kan punya gue." Ucap Reva kesal.

ANNETH ARTAMEVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang