Selasa, 2 Juni 2020
------------------
"Seinget Anneth, Anneth udah masukin topi nya ke tas kok." ucap Anneth pada ketiga temannya dengan suara bergetar.
"Jangan ngadi-ngadi ya, Neth. Kalo udah di masukin ya pasti ada disini, ngimpi kali lo." Ujar Caca yang sibuk membongkar tas Anneth untuk mencari topi Anneth.
Hari ini hari Senin dimana upacara bendera akan dilaksanakan sebelum pelajaran di mulai. Namun sepertinya nasib baik tidak berpihak pada gadis dengan rambut panjang itu sebab Anneth tidak membawa topi.
"Gue pinjemin topi ke adek kelas yang lagi jadi petugas aja gimana?" Tawar Reva.
"Mereka pasti gak bawa topi, Va. Lagian ngapain juga jadi petugas tapi bawa topi, nambah bawaan doang yang ada." Cerocos Olin.
"Ya sapa tau ada yang bawa."
"Terus gimana? Gak ada topi di dalem tas nya Anneth, upacara nya udah mau mulai nih." Caca menatap jam tangan yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya.
"Turun."
Suara berat dari arah pintu kelas membuat keempat orang yang masih ada di kelas itu menoleh. Disana ada Deven yang berdiri dengan tangan yang masuk ke dalam saku.
"Anneth gak bawa topi," ucap Anneth.
"Anneth yang gak bawa kenapa yang lain ikut gak turun?" Tanya Deven dingin dengan wajah tenang.
Anneth meremas rok nya sebab Deven terlihat acuh dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Kita temen–"
"Turun." Potong Deven.
Caca, Reva dan Olin menatap Anneth sebentar lalu memilih untuk keluar dan menurut kepada Deven.
Saat tiga gadis itu sudah keluar, Deven berjalan mendekati Anneth.
"Turun." Deven menggenggam tangan Anneth.
"Anneth gak bawa topi, nanti kalo Anneth di hukum gimana?" Anneth mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Deven.
Deven membungkukkan tubuhnya untuk mensejajarkan tinggi badannya dengan Anneth yang kini duduk di kursi.
Deven melepas topi nya lalu memakaikan topi yang Deven kenakan di kepala Anneth setelah itu menggenggam tangan Anneth, "Ayo."
"Deven gimana?"
"Nanti kalo Deven di hukum gimana?"
"Nanti kita di hukum bareng kalo telat turun, gue gak mau. Cepet."
🍬
"Untuk yang merasa tidak memakai seragam lengkap di harap keluar dari barisan dan berdiri di depan."
Anneth menautkan jari-jari nya sembari menatap ke barisan khusus siswa dimana ada Deven yang kini berjalan untuk ke depan.
Deven yang sempat melirik Anneth hanya menganggukkan kepala nya.
"Deven romantis banget gak sih?" Olin yang berdiri di sebelah Anneth menatap kagum ke arah Deven yang sudah berdiri di depan bersama siswa-siswi lain yang tidak berpakaian lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNETH ARTAMEVIA
Teen FictionAnneth Artamevia. Gadis berwajah serta berwatak polos yang sangat menyukai permen kenyal yang biasa di sebut permen Yuppi. Anneth cinta banget sama permen Yuppi, tapi lebih cinta lagi sama temen sekelasnya yang namanya Deven Immanuel Maunino. Dev...