Jumat, 17 April 2020.
-------------------
"Jangan lupa mengerjakan tugas yang sudah saya beri, kita periksa minggu depan."
Kelas yang tadi nya hening tiba-tiba menjadi ricuh setelah bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa yang ada di kelas berhambur keluar kelas, menyisahkan beberapa dari mereka yang masih memasukkan buku ke dalam tas.
"Ayo, Neth."
Anneth yang masih membereskan buku-buku nya menatap ketiga teman nya yang sudah menyampirkan tas masing-masing dikedua bahu.
"Kalian duluan aja,"
"Yakin kita tinggal?"
Anneth mengangguk sembari tersenyum.
Anneth menatap Deven dimana laki-laki itu juga masih memasukkan buku-buku nya ke dalam tas. Ngomong-ngomong, bangku Deven berada tepat dibelakang bangku Anneth.
Saat hendak memasukkan peralatan tulis ke dalam kotak pensil, Anneth mengerutkan dahi nya sebab tipe-x miliknya tidak ada.
"Deven ada lihat tipe-x nya Anneth enggak? Di kotak pensil Anneth gak ada soalnya,"
Deven menatap Anneth sembari menyampirkan tas nya di bahu kanan.
Deven beralih menatap bawah meja. Saat dirinya tidak menemukan apa-apa dibawah sana, Deven menggeleng ke arah Anneth.
"Deven ada pinjem tipe-x Anneth tadi?"
Deven mengeluarkan tipe-x berwarna biru yang berada di dalam saku seragamnya dan menunjukkannya kepada Anneth dengan maksud memberi tahu bahwa dirinya memiliki tipe-x sendiri jadi ia tidak akan meminjam dari orang lain.
Anneth menganggukkan kepala nya. "Yaudah deh, gak papa. Makasih ya Deven,"
Deven mengangguk lalu berjalan keluar kelas.
Sebelum keluar kelas, Deven terlebih dahulu mencium punggung tangan Bu Dewi---guru bahasa Indonesia yang kini masih berada di dalam kelas sebab dirinya lah yang mengisi pelajaran terakhir di kelas Deven.
"Deven, kamu bisa bawa buku-buku ini ke perpustakaan? Saya gak sempet kalo harus ke perpustakaan dulu, saya buru-buru karena ada yang nunggu saya dibawah. Bisa kan, Deven?"
Deven menatap beberapa buku yang ada ditangan Bu Dewi lalu mengangguk sembari mengambil alih buku tersebut.
"Terimakasih ya, saya tinggal dulu."
Deven kembali mengangguk.
"Ayo, kita bareng ke perpustakaannya." Deven menoleh kepada Anneth yang baru saja berdiri disampingnya.
"Dikelas ini tinggal kita berdua doang, gak adil kalo cuma Deven yang disuruh ke perpustakaan. Biar adil Anneth temenin, ayo."
🍬
Anneth menatap Deven yang sedang meletakkan buku di sebuah rak yang berada di perpustakaan.
"Udah?" Tanya Anneth saat Deven beralih menatapnya.
Deven menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.
"Anneth gak punya ID line Deven, mau kasih gak?" Anneth menyodorkan ponsel miliknya ke arah Deven.
Deven menatap ponsel Anneth, lalu menatap Anneth.
"Gak mau ya? Gak papa deh," Anneth memasukkan ponsel nya di saku seragamnya lalu menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNETH ARTAMEVIA
Teen FictionAnneth Artamevia. Gadis berwajah serta berwatak polos yang sangat menyukai permen kenyal yang biasa di sebut permen Yuppi. Anneth cinta banget sama permen Yuppi, tapi lebih cinta lagi sama temen sekelasnya yang namanya Deven Immanuel Maunino. Dev...