Jumat, 8 Mei 2020.
----------------------
"Tangan Anneth sakit banget, kak." Anneth meringis merasakan cekalan tangan Jenita begitu kuat sehingga tangannya terasa sangat sakit.
"Peduli setan." Jawab Jenita.
Anneth menatap ke belakang, ada empat teman Jenita di belakang. Itu artinya Anneth tidak bisa melarikan diri.
Jenita menghempas tubuh Anneth ke dalam salah satu bilik kamar mandi.
"Kunci," titah Jenita kepada empat temannya.
"Kemarin gue udah peringatin lo. Kenapa masih deket-deket sama Deven? Kemarin lo peluk dia, sekarang lo dateng sama dia. Lo gak ngerti maksud omongan gue?!"
Sebuah ringisan keluar dari mulut Anneth sebab tubuhnya terasa begitu sakit karena baru saja Jenita menghempas tubuhnya ke lantai.
Jenita berbalik menatap teman-temannya. "Kita apain?"
Teman Jenita yang bernama Aura mengangkat gunting yang ia pegang ke udara. "Gunting seragamnya."
Jenita tersenyum. Lalu dirinya mendekat ke arah Anneth.
"Stop!" Anneth menunjukkan kedua telapak tangannya.
"Anneth mau pipis dulu, ini udah kebelet banget. Dilanjut nanti dulu ya, kak. Anneth malu kalo nanti ngompol."
🍬
Olin berlari dengan sangat tergesa sembari sedikit terisak.
"Anneth.." Lirih Olin.
Saat sudah berada di dalam kelas, Olin langsung mencari keberadaan Deven.
Matanya yang menatap seluruh penjuru kelas kini berhenti di satu titik dimana Deven dengan sangat tenang sedang membaca buku.
"Deven!" Olin berlari membuat Caca dan Reva menghampiri Olin dengan raut wajah khawatir.
"Dev! Anneth.." Ucap Olin sembari sedikit ngos-ngosan.
"Apaan anjir, napas dulu baru ngomong tai." Ucap Rafa.
Olin memukul kepala Rafa. "GUE LAGI GAK MAU DEBAT, RAFAAAA!" Geram Olin.
"Kenapa?" Deven sudah berdiri dari duduknya.
"Anneth dibawa sama kakak kelas! Terakhir tadi Anneth disiram pake jus jeruk,"
"Kakak kelas siapa?" Rasya ikut berdiri.
"Jenita, Jenita sama temen-temennya." Mata Olin beralih menatap Deven.
"Temuin Anneth, Dev. Jenita itu gila. Dia bakal bully Anneth habis-habisan, meskipun sebenernya gue gak tau masalah mereka apa."
🍬
"Air,"
Aura mengambil air lalu diberikan kepada Jenita.
Lalu dengan senyuman miring Jenita mengguyurkan air itu di tubuh Anneth.
"Isi,"
Jenita mengangkat dagu Anneth untuk menatap wajahnya yang kini sedang menangis.
"Udah, kak.." Lirih Anneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNETH ARTAMEVIA
Teen FictionAnneth Artamevia. Gadis berwajah serta berwatak polos yang sangat menyukai permen kenyal yang biasa di sebut permen Yuppi. Anneth cinta banget sama permen Yuppi, tapi lebih cinta lagi sama temen sekelasnya yang namanya Deven Immanuel Maunino. Dev...